Kepribadian “BL” Kepribadian Remaja Pecandu Pornografi
Id “MT” terlihat dominan ketika film pornografi telah memberikan dia kenikmatan dan berujung kepada pemenuhan keinginannya yaitu hasrat.
Sebagaimana penjelasan “MT” berikut : “Iya kan sekarang udah sering praktekin nya Lebih sering sama
pacar sih tapi kadang sama kenalan juga sih. Jadinya langsung mesra-
mesraan aja ke kosan bareng.pacar”
113
Dari wawancara di atas, “MT” lebih mementingkan keinginan seksualnya daripada memikirkan norma yang ada. Id menguasai pikiran “MT” ini terbukti
ketika ia memilih untuk menjadi seorang gay tanpa adanya penolakan atau mencari cara untuk kembali normal. hal ini dapat dilihat dari penuturan “MT” :
“Ya awalnya sih aku suka sama cewe normal gitu lah cuma ditolak mulu. Pada jual mahal aja padahal belum liat punya gue aja.
Yaudah akhirnya bosen aja liatin cewe. Huh sakit hati eke.”
Di dalam Id norma dan etika sosial dapat terabaikan karena hanya memikirkan kenikmatan yang ada pada dirinya tanpa memikirkan orang lain.
“MT” pun merasakan ini, berikut penuturannya : “Pas kerja disitu ada cewenya ada cowonya tapi cowonya sama cin
sama aku. Ya ternyata aku ga sendiri banyak yang kaya gitu, ada yang pacaran juga ah disitu hihi. Terus dari lingkungan itu aku
nonton film porno juga kan eh kalo ada customer yang ganteng atau lagi nganterin pacarnya gitu suka godain deh. Gede sih
abisnya” Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuan
manusia untuk berhubungan secara baik dengam dunia kenyataan. Orang lapar tentu perlu makan untuk menghilangkan ketegangan yanga ada dalam dirinya. Ini
berarti bahwa individu harus dapat membedakan antara khayalan dengan kenyataan.
113
Wawancara Informan “MT”, Jakarta, 18 Agustus 2016
Ego yang ada di dalam diri “MT” mengontrol ketika ia tidak memiliki pekerjaan ia bukan memikirkan tentang pekerjaan yang ia inginkan tapi
bagaimana caranya dia mendapatkan pekerjaan. Sebagaimana penuturan “MT” berikut ini :
“Aku lulus SMA langsung kerja, orang tua ga sanggup untuk kuliahin aku. nah langsung aku lamar kerja tapi susah ada tetangga
aku yang punga kenalan gitu orang salon ada lowongam disitu yaudah aku beraniin diri untuk kursus nyalon gitu deh. Udah deh
sampe sekarang aku kerja disitu.”
114
Superego lebih merupakan kesempurnaan dari pada kesenangan ; karena itu Superego dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsi Superego yang
pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral
masyarakat.
115
Superego terlihat pada “MT” ketika ia berusaha menahan diri untuk tidak menonton film pornografi. Berikut penjelasannya:
“Ya pernah sih aku isi aja sama kegiatan gitu, nongkrong sama temen-temen terus gini-gini jangan salah loh aku suka naik
gunung.” Mulanya “MT” memiliki superego yang cukup kuat sehingga ia bisa
menahan kenikmatannya tetapi karena pilihan ia bekerja di salon penuh dengan resiko yang ti
dak disadari oleh “MT” akhirnya Ego dan Superego “MT” dikalahkan oleh Id. Kesimpulannya adalah Id “MT” lebih kuat daripada Ego dan
Superego.
114
Wawancara Informan “MT”, 18 Agustus 2016
115
Yudrik Jahja, Psikologi Perekembangan, Kencana Prenada Media Group : Jakarta 2011