“Iya gua pacaran orang temen gua pada pacaran masa gue engga. Udah mau SMA gitu masa belum ada pacar, dulu mah gua masih
takut takut eh lama-lama malah berani malah sampe kebablasan
begini malah mau jadi bapak padahal belum lulus SMA.”
120
b. Keintiman
Keintiman yang dimaksud di sini adalah berkembangnya rasa saling keterbukaan, saling berbagi, saling percaya, rasa hormat atau penghargaan, afeksi
atau emosi dan kesetiaan. Sehingga dalam berhubungan dengan lawan jenisnya ditandai dengan adanya
kedekatan. Motif pacaran ini diakui oleh informan “BL”.
Sebagaimana penuturan “BL”
“Ya karna suka sama orang, terus mau memiliki gitu, kaya orang gede aja terus ya jadi temen berbagi cerita. Pokoknya bisa bikin
gue bahagia. Sama muasan hasrat gue juga.”
121
Keintiman yang dirasakan oleh “BL” membuat rasa nyaman sehingga membuat ia merasa bahagia dan menjadikan itu ala
san kuat untuk “BL” berpacaran.
c. Untuk eksperimentasi atau kepuasan seksual
Beberapa penelitian menunjukan adanya remaja-renaja melakukan hubungan seksual selama pacaran, tetapi perilaku ini tergantung dari sikap,
perasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh remaja itu sendiri. Seperti informan ZP
alasan dia berpacaran awalnya untuk mencoba-coba.
“Tapi gue dari awal emang ga pernah pacaran atas dasar mesum tapi karena suka- sukaan aja. kalaupun di tengah jalan mesum ya
itu cuma bonus aja.”
122
Alasan berpacaran di kalangan remaja tentu berbeda-beda namun akhirnya akan berakibat ke dalam perbuatan seks bebas yang disebabkan oleh pornografi.
120
Wawancara Pribadi Informan “YG” Jakarta, 14 Juli 2016
121
Wawancara Informan “BL” pada Tanggal 13 Agustus 2016
122
Wawancara Pribadi Informan “ZP” Jakarta, 27 Juni 2016
d. Kebersamaan
Untuk mendapatkan rasa pertemanan atau persahabatan yang dekat dengan lawan jenisnya adalah alasan yang kuat dalam berpacaran. Seperti “AA” motif ia
berpacaran adalah untuk mencari kebersamaan yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya dengan orang lain.
“Awalnya sih pacaran ga ada niatan buat seks sih ya, Cuma karena ya gue teratrik doang. Awalnya mikirnya sih untuk jadi lebih baik
biar ada yang ngelindungin. Hem gimana ya dulu sih gue pacaran buat main-main aja gaada pikiran serius itu juga yang bikin gue ga
ngelakuin apa-apasama yang dulu-dulu, ciuman pun gapernah ya Cuma sekali sih. Ya sekarang paaran gue serius alasan gue ya gue
gamau main-main lagi udah buat masa depan gitu udah kaya gitu
juga sama dia doang gitu.”
2. Dampak Pornografi pada Remaja Berpacaran
Pornografi dapat memicu dan merupakan tindakan awal agresivitas seksual sebagai akibat terlepasnya kontrol diri. Jika pornografi dilakukan secara
terbuka dan terus menerus akan berdampak pada meningkatnya
123
:
a. Pelecehan atau Kekerasan Seksual
Pelecehan atau kekerasan dalam arti Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu perihal yang bersifat, berciri keras, perbuatan seseorang yang menyebabkan
cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain, atau ada paksaan. Dari penjelasan di atas, pelecehan merupakan wujud
perbuatan yang lebih bersifat fisik yang mengakibatkan luka, cacat, sakit atau penderitaan orang lain. Salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah berupa
123
Hawari, Konsep Agama Islam Menanggulangi HIVAIDS, h25-26
paksaan atau ketidakrelaan atau tidak adanya persetujuan pihak lain yang dilukai.
124
Pengaruh inilah yang dirasakan oleh informan “ZP” dia menginggat kejadian saat dia pernah menjadi pelaku pelecehan seksual. Hal yang membuat dia
melakukan pelecehan seksual karena saat sehabis menonton film porno dia merasa ingin melakukan hal yang terdapat di film porno. Berikut pengakuan “ZP” :
”Alasannya bisa juga kalo liat cewe di jalan terus nafsu, pas sampe rumah keinget cewe itu tapi biar nafsunya bangkit lagi jadi nonton
film. Yaitu sifatnya jadi candu, secara sosial juga memicu tindak pelecehan sampai pemerkosaan atau juga hubungan di luar nikah.
Secara biologis juga karena suka ngeluarin ada dampak panjang kaya ejakukasi dini. Satu dan dua gue udah rasain dampaknya.
Yaitu kecanduan sama pelecehan. Kalau pelecehan itu karena dulu pas SMP penasaran pengen megang dada jadi kalo lagi kerumunan
suka curi-
curi remes punya orang.”
125
Sebenarnya “ZP” pun mengerti tentang hukum pornografi dalam agama, namun dia merasakan bahwa pornografi ini merupakan candu dan berdampak
pada pelecehan seksual. Diapun mengakui bahwa hal itu adalah hal yang memalukan selama hidupnya.
“Malu bangget nih sebenernya gue cerita tapi itu kejadian bener dan gue bener-bener menyesali hal itu. Pas temen gue, gue ceritain
dia bilang gua gokil bangget gitu sampe kaya gitu. Tapi itu terjadi karena ge gabisa mengkontrol diri gue saat itu masih SMP dan ga
berpikir panjang. Malu lah sekarang gua malah jadi jarang cerita
semenjak kejadian itu malu aja gitu sampe sekarang”
126
Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak
diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan reaksi negatif
124
Usman dan Nachrowi Djalal, Pekerja Anak di Indoneisa : Kondisi, Determinan, dan Eksploitasi Kajian Kuantitatif, Jakarta : PT. Gramedia Widisiarna Indonesia, 2004
125
Wawancara pribadi dengan informan ZP. Jakarta 27 Juni 2016.
126
Wawancara pribadi dengan informan ZP. Jakarta 27 Juni 2016.