Pendekatan Komoditi Tataniaga Pendekatan Lembaga Tataniaga

25 commodity approach, pendekatan fungsi functional approach, pendekatan lembaga institusional approach, pendekatan sistem system approach, dan pendekatan permintaan-penawaranpendekatan teori ilmu ekonomi economics theoritical approach Limbong dan Sitorus 1987; Sudiyono 2002; Kohls dan Uhl 2002; Asmarantaka 2009.

3.1.2. Pendekatan Komoditi Tataniaga

Sudiyono 2002 mengemukakan bahwa pendekatan komoditi commodity approach dilakukan dengan cara menetapkan komoditi apa yang akan diteliti dan kemudian mengikuti aliran komoditi tersebut dari produsen sampai ke tangan konsumen akhir serta menekankan dengan penggambaran mengenai apa yang dilakukan terhadap komoditi pertanian dan bagaimana suatu komoditi pertanian dipasarkan secara efisien. Dengan pendekatan ini, secara deskriptif mampu menggambarkan apa yang terjadi pada proses pemasaran suatu komoditi pertanian yang mengalir dari produsen sampai ke tangan konsumen akhir. Masalah-masalah pemasaran komoditi pertanian seperti kerusakan karena lama proses pemasaran, kesalahan penanganan, kontrol kualitas yang rendah, penanganan pascapanen berlebihan yang semestinya tidak penting dilakukan, dapat diteliti secara seksama dengan mengikuti saluran-saluran pemasaran komoditi pertanian ini.

3.1.3. Pendekatan Lembaga Tataniaga

Aliran barang dalam suatu sistem tataniaga dapat terjadi karena peranan perantara middlemen yang disebut lembaga tataniaga. Dalam tataniaga komoditi pertanian terdapat pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dengan cara melaksanakan fungsi-fungsi tataniaga. Lembaga tataniaga adalah organisasi atau kelompok bisnis yang turut serta atau terkait dalam pelaksanaan kegiatan penyampaian barang dari produsen sampai ke titik konsumen atau melakukan fungsi tataniaga Hanafiah dan Saefuddin 1983; Limbong dan Sitorus 1987; Sudiyono 2002. Lembaga tataniaga berperan dalam melakukan proses pengambilan keputusan dalam proses tataniaga suatu komoditi. Pendekatan ini mempertimbangkan sifat dan karakter dari 26 pedagang perantara, hubungan agen dan susunanperlengkapan organisasi Asmarantaka 2009. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran digolongkan menjadi lima kelompok, yaitu: 1 Merchant middlemen adalah perantara atau pihak-pihak yang mempunyai hak menguasai dan memiliki atas suatu produk yang mereka tangani. Mereka menjual dan membeli produk tersebut untuk memperoleh keuntungan. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah pedagang eceran retailers dan pedagang grosir wholesalers. 2 Agent middlemen adalah perwakilan dari suatu lembaga atau institusi. Mereka hanya sebagai perwakilan dan tidak mengambil alih apapun dan tidak memiliki hak atas produk yang mereka tangani. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah komisioner dan broker. 3 Speculative middlemen atau spekulator adalah pihak-pihak atau perantara yang mengambil keuntungan dari suatu produk akibat perubahan harga. 4 Processors and manufactures adalah lembaga yang bertugas untuk mengubah produk yang dihasilkan menjadi barang setengah jadi dan barang jadi. 5 Facilitative organization adalah lembaga yang berfungsi sebagai penyedia sarana bagi lembaga lain yang membantu memperlancar aktivitas tataniaga Kohls dan Uhl 2002; Asmarantaka 2009.

3.1.4. Pendekatan Fungsi Tataniaga