Praktek Pembelian dan Penjualan Sistem Penentuan Harga

67 grosir tidak banyak. Sebagai penjual di pasar-pasar kecil, pengecer menghadapi struktur pasar persaingan sempurna.

6.4. Analisis Perilaku Pasar

Analisis perilaku pasar jamur tiram putih dapat diketahui dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh masing-masing lembaga tataniaga, sistem penentuan harga, serta kerjasama diantara lembaga tataniaga.

6.4.1. Praktek Pembelian dan Penjualan

Saluran tataniaga jamur tiram putih diawali oleh petani sebagai produsen. Kemudian petani melakukan proses penjualan hasil produksinya ke lembaga tataniaga seperti pedagang pengumpul, bandar, pedagang grosir, dan langsung ke konsumen akhir. Melalui analisis yang dilakukan terhadap petani responden, dapat diketahui bahwa petani jamur tiram putih telah memiliki langganan dalam memasarkan produknya. Menurut seluruh petani responden, dalam mencari jalur pemasaran untuk jamur tiram putih hasil produksinya, petani pada awalnya didatangi oleh pedagang-pedagang yang saat ini menjadi langganannya. Kemudian petani dan pedagang tersebut menyepakati terjadinya kerjasama dalam jual beli jamur tiram putih ini. Dalam pemilihan lembaga tataniaga mana yang akan dipilih, petani mencari lembaga tataniaga yang memberikan harga beli yang tinggi untuk produknya. Setelah dilakukan proses pembelian dari petani, selanjutnya proses penjualan berlanjut ke lembaga tataniaga yang lebih besar yaitu pedagang grosir. Pedagang grosir yang membeli jamur tiram putih Desa Kertawangi terdiri dari pedagang grosir Bandung, Jakarta, Tangerang, Cibitung, Indramayu, Cirebon, dan Tegal.

6.4.2. Sistem Penentuan Harga

Penentuan harga erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran yang terjadi pada suatu komoditas. Penentuan harga pada jamur tiram putih dilakukan berdasarkan harga pasar yang sedang berlaku atau sering disebut nota pasar. 68 Apabila volume jamur tiram putih sedang sedikit maka petani adalah penentu harga, sedangkan jika volume melimpah maka pedagang yang menjadi penentu harga price maker. Pencapaian harga jamur tiram yang paling tinggi adalah ketika bulan Ramadhan dimana harga jamur bisa mencapai Rp 15.000 per kilogram di tingkat pedagang grosir karena tingginya permintaan konsumen. Harga penjualan jamur tiram paling rendah adalah ketika hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Idul Fitri, Natal dan tahun baru, yaitu Rp 5.000 per kilogram di tingkat pedagang grosir. Hal tersebut dikarenakan sedikitnya permintaan sedangkan supply dari petani melimpah dan karena ketika merayakan hari besar masyarakat cenderung memilih daging untuk dikonsumsi. Informasi harga dibawa oleh pedagang grosir dari Pasar Induk Caringin dan Pasar Induk Kramat Jati. Petani dengan skala usaha sedang dan besar biasanya memiliki informan yang setiap saat dapat menginformasikan apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga komoditas jamur tiram putih di pasar induk. Pedagang grosir adalah pihak yang menawarkan harga pertama kali kepada bandar, pengepul, dan petani, dan untuk mencapai kesepakatan biasanya dilakukan juga sedikit proses tawar menawar. Walaupun demikian, keputusan terakhir ditentukan oleh lembaga dengan posisi tawar yang lebih tinggi sesuai dengan mekanisme pasar yang terjadi. Harga jamur tiram di tingkat petani sebagian besar adalah Rp 7.000 dan di tingkat pengecer Rp 12.000. Dalam penetapan harga beli dan harga jual jamur tiram antara pedagang satu dan lainnya yang setingkat tidak ada kesepakatan, artinya setiap pedagang menetapkan harga jual dan harga belinya masing-masing dengan berdasar pada nota pasar. Harga-harga tersebut tidak akan jauh berbeda, perbedaan harga hanya berkisar antara Rp 100 hingga Rp 200.

6.4.3. Sistem Pembayaran