Pedagang Pengumpul Pengepul Bandar Pedagang Grosir

65 dan produk yang dijual homogen. Petani sebagai pihak produsen dan penjual pertama memiliki tujuan pemasaran yang beragam, yaitu pedagang pengumpul, bandar, pedagang grosir, dan konsumen akhir. Petani bebas untuk keluar masuk pasar karena sebagian besar petani tidak selalu rutin melakukan produksi jamur tiram putih secara kontinyu. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan modal yang dihadapi oleh para petani. Jika petani sedang kesulitan modal, petani tidak akan mengisi kumbungnya dan menghentikan kegiatan produksi jamur tiram putih untuk sementara waktu, artinya petani keluar dari pasar jamur tiram putih. Namun, ketika petani sedang memiliki modal, petani akan mengisi kembali kumbungnya untuk memproduksi jamur tiram putih dan kembali lagi sebagai produsen jamur tiram putih. Petani dengan skala usaha kecil berperan sebagai price taker, menerima harga yang ditawarkan oleh pembelinya, karena petani ini hanya memiliki sedikit produk sehingga tidak cukup kuat untuk menjadi price maker. Sedangkan petani dengan skala usaha besar cukup memiliki peran dalam menentukan harga jual karena petani ini memiliki produk dengan jumlah besar dan mereka mengetahui kondisi pasar dan harga jamur tiram saat proses transaksi berlangsung. Jumlah petani yang banyak dengan produk yang homogen dan memiliki kebebasan dalam keluar masuk pasar menjadikan petani ketika menjual produknya kepada lembaga tataniaga pedagang pengumpul, bandar, pedagang grosir dan pedagang pengecer memiliki struktur pasar persaingan sempurna competitive market.

6.3.2. Pedagang Pengumpul Pengepul

Pedagang pengumpul atau pengepul membeli langsung jamur tiram putih dari petani. Pengepul jamur tiram putih di Desa Kertawangi berjumlah hingga puluhan orang. Pengepul tidak bebas menentukan harga, mereka mendapatkan informasi harga dari bandar, pedagang grosir, dan rekan sesama pengepul. Hambatan keluar masuk pasar bagi pengepul cukup mudah, pengepul hanya perlu mendatangi petani dan kemudian menawarkan jasanya. Dengan mudahnya hambatan pengepul untuk keluar masuk pasar dan homogennya produk yang diperjualbelikan maka struktur pasar yang dihadapi oleh pengepul cenderung mengarah pada pasar persaingan sempurna. 66

6.3.3. Bandar

Bandar jamur tiram di Desa Kertawangi jumlahnya tidak terlalu banyak, yakni tidak mencapai sepuluh orang. Bandar mendapatkan jamur tiram dari petani dan pengepul yang sudah menjadi pelanggannya. Bandar menerima apabila ada petani baru yang ingin memasarkan produk kepadanya. Informasi harga diperoleh bandar dari pedagang grosir dan dari Pasar Induk. Struktur pasar yang dihadapi bandar cenderung mengarah pada pasar oligopoli murni karena jumlah bandar yang tidak banyak, produk yang diperjualbelikan homogen, dan hambatan yang dihadapi bandar untuk keluar masuk pasar cukup tinggi. Bandar tetap menjadi price taker karena grosir lebih mengetahui informasi permintaan pasar.

6.3.4. Pedagang Grosir

Pedagang grosir mendapatkan jamur tiram dari petani, pengepul, dan bandar. Bagi pedagang grosir yang menginginkan keuntungan lebih banyak, mereka membeli jamur tiram langsung dari petani agar harga beli lebih murah, namun tidak serta merta mereka dapat menentukan harga karena tetap saja mereka harus bersaing dengan pedagang grosir lainnya dalam mendapatkan jamur tiram dari petani dan petani akan memilih menjual produknya kepada penawar harga yang paling tinggi hal seperti ini terjadi pada petani berskala usaha besar. Sebagai pembeli, pedagang grosir menghadapi pasar persaingan sempurna dan sebagai penjual menghadapi kecenderungan pasar oligopoli murni karena jumlah pedagang grosir di pasar induk tidak banyak, sedangkan pembeli banyak dan berasal dari dalam dan luar kota.

6.3.5. Pedagang Pengecer