Sistem Pembayaran Kerjasama Antar Lembaga Tataniaga

68 Apabila volume jamur tiram putih sedang sedikit maka petani adalah penentu harga, sedangkan jika volume melimpah maka pedagang yang menjadi penentu harga price maker. Pencapaian harga jamur tiram yang paling tinggi adalah ketika bulan Ramadhan dimana harga jamur bisa mencapai Rp 15.000 per kilogram di tingkat pedagang grosir karena tingginya permintaan konsumen. Harga penjualan jamur tiram paling rendah adalah ketika hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Idul Fitri, Natal dan tahun baru, yaitu Rp 5.000 per kilogram di tingkat pedagang grosir. Hal tersebut dikarenakan sedikitnya permintaan sedangkan supply dari petani melimpah dan karena ketika merayakan hari besar masyarakat cenderung memilih daging untuk dikonsumsi. Informasi harga dibawa oleh pedagang grosir dari Pasar Induk Caringin dan Pasar Induk Kramat Jati. Petani dengan skala usaha sedang dan besar biasanya memiliki informan yang setiap saat dapat menginformasikan apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga komoditas jamur tiram putih di pasar induk. Pedagang grosir adalah pihak yang menawarkan harga pertama kali kepada bandar, pengepul, dan petani, dan untuk mencapai kesepakatan biasanya dilakukan juga sedikit proses tawar menawar. Walaupun demikian, keputusan terakhir ditentukan oleh lembaga dengan posisi tawar yang lebih tinggi sesuai dengan mekanisme pasar yang terjadi. Harga jamur tiram di tingkat petani sebagian besar adalah Rp 7.000 dan di tingkat pengecer Rp 12.000. Dalam penetapan harga beli dan harga jual jamur tiram antara pedagang satu dan lainnya yang setingkat tidak ada kesepakatan, artinya setiap pedagang menetapkan harga jual dan harga belinya masing-masing dengan berdasar pada nota pasar. Harga-harga tersebut tidak akan jauh berbeda, perbedaan harga hanya berkisar antara Rp 100 hingga Rp 200.

6.4.3. Sistem Pembayaran

Penentuan sistem pembayaran pembelian disesuaikan dengan kehendak petani. Ada petani yang meminta pembayaran dengan sistem keluar-masuk harian, tiga harian, dan mingguan. Sebagian besar petani menggunakan sistem pembayaran keluar-masuk harian, maksudnya barang yang hari ini diambil oleh pembeli akan dibayarkan pada keesokan harinya ketika pembeli kembali lagi 69 untuk mengambil barang berikutnya. Ada pula sistem pembayaran tiga harian, yaitu pembayaran dilakukan setiap tiga hari serta sistem pembayaran mingguan adalah pembayaran yang dilakukan setiap tujuh hari sekali di akhir minggu. Sistem pembayaran seperti ini didasarkan atas rasa saling percaya antara kedua belah pihak. Sistem pembayaran penjualan antara pengepul, bandar, dan pedagang grosir menggunakan sistem keluar-masuk harian, tiga harian, dan mingguan, tergantung dari hasil kesepakatan. Sistem pembayaran penjualan antara pedagang grosir, pedagang pengecer, dan konsumen akhir dilakukan dengan pembayaran tunai. Sistem pembayaran pada saluran tataniaga lima petani langsung bertemu konsumen menggunakan sistem pembayaran tunai.

6.4.4. Kerjasama Antar Lembaga Tataniaga

Kerjasama terjalin di antara petani dengan lembaga tataniaga dan antar lembaga tataniaga. Kerjasama antara petani dengan pedagang pengumpul dan bandar dilakukan berdasarkan kebutuhan petani akan lembaga yang akan memasarkan produknya dan kebutuhan pengumpul dan bandar dalam mendapatkan pasokan jamur tiram secara kontinyu. Kerjasama yang erat terjalin dengan berlandaskan kepercayaan antar kedua belah pihak, walaupun tanpa adanya pernyataan tertuliskontrak kerjasama. 6.5. Analisis Keragaan Pasar Analisis keragaan pasar bertujuan untuk mengetahui besarnya marjin tataniaga, rasio antara keuntungan dan biaya, farmer’s share, dan efisiensi tataniaga pada saluran tataniaga jamur tiram putih.

6.5.1. Analisis Marjin Tataniaga