Saluran Tataniaga IV Analisis Saluran Tataniaga

62 Harga beli jamur tiram yang diberikan pengepul kepada petani adalah Rp 6.800 per kilogram. Harga tersebut lebih rendah daripada harga yang diberikan kepada petani pada dua rantai tataniaga sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pengepul harus menjual lagi jamur tiramnya ke bandar dan bandar hanya memberi harga Rp 7.000 per kilogram sehingga pengepul memberikan harga beli yang lebih rendah kepada petani langganannya agar ia memperoleh keuntungan. Saluran tataniaga tiga ini kurang diminati oleh petani, terlihat dari sedikitnya petani responden yang memilih saluran tataniaga ini. Proses tataniaga kemudian berlanjut ke pedagang grosir. Pedagang grosir yang menjadi responden adalah Rizal. Harga jamur tiram putih di tingkat pedagang grosir responden memiliki kesamaan yaitu Rp 7.500. Selanjutnya pedagang grosir menjual jamur tiram putih kepada pedagang pengecer dengan harga Rp 8.500. Pedagang pengecer yang menjadi responden adalah Bapak Udung yang merupakan pedagang pengecer sayuran di Pasar Ciroyom. Harga yang diberikan pedagang pengecer kepada konsumen akhir di Saluran III ini sebesar Rp 12.000 per kilogram.

6.2.4. Saluran Tataniaga IV

Saluran tataniaga empat terdiri dari petani, pedagang grosir, pedagang pengecer, dan konsumen. Volume penjualan pada Saluran IV ini sebesar 850 kilogram atau 74,2 persen dari total volume jamur tiram putih yang dihasilkan oleh petani responden. Alur kerja lembaga tataniaga saluran tataniaga empat dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Saluran Tataniaga IV pada Jamur Tiram Putih Saluran tataniaga ini dipilih oleh dua orang petani atau sebanyak 25 persen dari total petani responden Tabel 18. Keduanya merupakan petani jamur tiram putih dengan skala usaha besar. Dengan skala usaha yang besar tentunya petani akan menghasilkan jamur tiram putih dalam jumlah banyak. Volume rata-rata Petani Pedagang Grosir Pedagang Pengecer Konsumen Akhir 63 yang dihasilkan oleh dua petani responden ini adalah 425 kg jamur tiram per hari. Dengan volume panen yang besar tentu petani mampu mencari pasar untuk pemasaran jamur tiramnya. Petani langsung menjual jamur tiramnya kepada pedagang grosir langganannya yang berjumlah lebih dari satu pedagang grosir. Satu orang petani responden menjual jamur tiramnya ke tujuh pedagang grosir dan satu petani lainnya menjual ke dua pedagang grosir. Pedagang grosir yang menjadi langganan kedua petani ini sebagian besar adalah pedagang grosir yang berasal dari luar kota. Pedagang grosir datang setiap hari ke lokasi petani untuk menjemput jamur tiram yang hendak dibelinya. Tabel 18. Volume dan Harga Jual Jamur Tiram Putih di Tingkat Petani pada Saluran Tataniaga IV No. Nama Petani Skala Usaha Volume Kg Harga Jual RpKg 1. Sri Besar 350 7.500 2. Nandang Besar 500 7.500 Harga jual jamur tiram kepada pedagang grosir pada saluran tataniaga ini adalah Rp 7.500 per kilogram. Selanjutnya setelah dari pedagang grosir, proses tataniaga berlanjut ke pedagang pengecer lalu ke konsumen akhir dengan harga Rp 12.000 per kilogram. Pada saluran ini petani mengeluarkan biaya tataniaga berupa biaya pengemasan jamur tiram putih karena pedagang grosir tidak menyediakan fasilitas pengemasan. 64 Gambar 8. Alur Tataniaga Jamur Tiram Putih di Desa Kertawangi Tahun 2012

6.3. Analisis Struktur Pasar