29
6. Tumbuhkan suasana kerjasama daripada kompetitif. Pada tahap awal pembentukan kelompok dimana masing-masing anggota masih
memiliki „kecemasan‟ pribadi, para anggota biasanya menunjukan „kekuatan‟ dan „pertahanan dirinya masing-masing. Suasana
kompetitif yang mengarah pada konflik ini perlu diganti dengan suasana kerjasama dan saling pengertian.
7. Tumbuhkan pemahaman
bahwa keberbedaan
dan konflik
merupakan hal yang wajar dan alamiah. 8. Usahakan agar anggota kelompok yang menunjukan sikap destruktif
dan bermusuhan dapat dikurangi. 9. Ciptakan suasana komunikasi yang terbuka dan jujur. Seperti halnya
pada konseling kelompok individu, permasalahan klien tidak akan dapat dipecahkan apabila mereka tidak mau mengakui dan
mengungkapkan permasalahan pada konselor. Begitu pula dengan terapi kelompok, individu yang senang sentiasa menyembunyikan
masalahnya tidak akan pernah dapat dibantu dicarikan jalan keluarnya, dengan pertolongan pekerja sosial yang ahli sekalipun.
10. Berikan perhatian yang saksama terhadap sesi pengakhiran. Setelah bertemu dan berinteraksi secara intensif dalam waktu yang relatif
lama, para anggota kelompok umumnya menunjukan keegganan untuk berpisah dengan kelompoknya meskipun target dan tujuan
perubahan telah tercapai. Karenanya, pekerja sosial harus mengupayakan agar para anggota kelompok dapat mengerti dan
30
menerima secara rasional bahwa pertemuan kelompok harus diakhiri.
8. Outbound
1. Pengertian Outbound
Pada tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke inggris dan ia mendirikan pendidikan outbound. Hahn memakai nama outward Bound saat
mendirikan sekolahan yang terletak di Aberdovey, Wales pada tahun 1941. Di Indonesia, walau bukan berarti bahwa metode ini diketahui baru masuk pada
tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia. Outbound mulai dikenal sebagai pelatihan untuk pengembangan diri didalam tim. Outbound
merupakan metode pelatihan untuk pengembangan diri personal
development dan tim team development dalam proses mencari pengalaman di alam terbuka.
30
Pengertian outbound secara lengkap adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka Outdoor dengan melakukan beberapa simulasi
permainan Outbound Games baik secara individu maupun kelompok.
31
Tidak semua permainan bisa dilakukan dalam proses terapi kelompok berbasis
outbound. Karena ini tujuanya untuk merubah perilaku remaja di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta.
1. Terapi Kelompok berbasis Outbound dan Indikasi
Terapi kelompok berbasis outbound dilakukan yang guna melatih kemampuan merubah perilaku klien. Klien yang mempunyai indikasi terapi
30
Diakses http:reporsitori.usu.ac.id...Chapter2011.pdf. Pada minggu, 22 februari 2015 pukul 11.00 wib.
31 I
bid
31
kelompok berbasis outbound dengan perilaku menyimpang atau hubungan sosial berikut:
1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2. Klien yang mengalami despresi dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan di PSBR.
3. Penyimpangan Perilaku klien yang kurang baik selama di PSBR.
B. Teori Kognitif-perilaku
Teori Kognitif-perilaku ini memiliki keterkaitan dengan dua teori yang diperlakukan sama, yaitu model terapi perilaku yang berasal dari teori
psikologi dan model terapi kognitif yang berasal dari teori psikologi mengenai persepsi dan proses informasi.
32
1. Tentang Teori Kognisi-tingkah laku
a Terapi Kognitif
Konsep terapi kognisi adalah bahwa kognisi merupakan kunci untuk memahami dan gangguan psikologi. Oleh karena itu kognisi
didefenisikan sebagai fungsi yang melibatkan tentang inferensi tentang pemahaman seseorang dan tentang terjadinya peristiwa di masa
mendatang dan pengontrolanya.
33
b Terapi perilaku
Wolpe mendefenisikan terapi perilaku sebagai conditioning therapy
yang melibatkan “penggunaan prinsip-prinsip belajar yang ditegakkan secara eksperimental dengan maksud mengubah perilaku
32
Siti Napsiayah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerja Sosial, Jakarta: Lemba penelitian UIN Syarif Hidayatulllah, 2011, h. 39.
33
Ibid, h. 44-45.