Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Terapi kelompok adalah salah satu metode pekerja sosial yang menggunakan kelompok sebagai media proses pertolongan profesional, dalam literatur pekerja sosial metode ini sering disebut sebagai group work atau group theraphy. 5 Alasan memilih pendekatan terapi kelompok atau biasa disebut groupwork berbasis outbound adalah remaja putus sekolah tidak merasa bosan berada di dalam PSBR dan bisa merubah perilaku remaja putus sekolah, dan bisa merasa nyaman berada di PSBR. Melalui pendekatan terapi kelompok group work peneliti berusaha melakukan proses dan tahap-tahap perubahan perilaku sesuai dengan makna sebagai berikut : “Menurut Gisela konopka Social group work yaitu metode pekerja sosial dengan kelompok yang merupakan suatu pendekatan yang dilaksanakan secara sadar dan ditujukan guna mencapai pengembangan sebesar-besarnya kapasitas individu dengan cara menghubungkan dengan kelompok dan belajar memahami kapan ia harus memberikan sumbanganpartisipasi dan kapan harus menerima” . 6 Orientasi metode intervensi pekerja sosial dimana sejumlah kecil orang- orang yang mempunyai minat atau masalah-masalah yang sama mengadakan pertemuan secara teratur dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan bersama. Berbeda dengan psikoterapi kelompok, dimana tujuan pekerja sosial dengan kelompok social group work ini tidak selalu harus berkaitan dengan penyembuhan masalah-masalah emosional tapi juga meliputi pertukaran informasi, mengembangkan 5 Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, Bandung: Alfabeta 2009, h. 36. 6 Gisela Konopka, Social Group Work: a helping proces edisi ke 2, Prentica-Hall, 1971, h. 1-25 5 keterampilan-keterampilan sosial, mengubah orientasi-orientasi sosial, mengubah perilaku anti sosial melalui saluran-saluran yang produktif. Maka pendekatan social group work dari permasalah remaja putus sekolah yang merasa tidak nyaman dan merubah perilaku remaja sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan kelompok-kelompok terapi kelompok berbasis outbound sangat tepat dibandingakan dengan pendekatan social case work. “Menurut Robert L Barker social case work yang ditujukan untuk membantu individu-individu dalam memecahkan permasalahan intrapsikis, antar pribadi, sosial ekonomi dan lingkungan melalui relasi- relasi yang bersifat lawan- muka”. 7 Pada tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke inggris dan ia mendirikan pendidikan outbound. Hahn memakai nama outward Bound saat mendirikan sekolahan yang terletak di Aberdovey, Wales pada tahun 1941. Di Indonesia, walau bukan berarti bahwa metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia. Outbound mulai dikenal sebagai pelatihan untuk pengembangan diri didalam tim. Outbound merupakan metode pelatihan untuk pengembangan diri personal development dan tim team development dalam proses mencari pengalaman di alam terbuka. 8 Pengertian outbound secara lengkap adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka Outdoor dengan melakukan beberapa simulasi 7 Robert l Barker, Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 2.Jakarta: Gunung Mulia, 2009, h. 28. 8 Diakses http:reporsitori.usu.ac.id...Chapter2011.pdf. Pada minggu, 22 Februari 2015. 6 permainan Outbound Games baik secara individu maupun kelompok. 9 Tidak semua permainan bisa dilakukan dalam proses terapi kelompok berbasis outbound. Karena ini tujuanya untuk merubah perilaku remaja di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta. Tesis yang ditulis oleh Herman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Progam Studi Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri menulis tesis S- 2 tahun 2012 dengan judul “Penggunaan Pendekatan Social Group Work Dalam Penanganan Anak Jalanan Pemakai Narkoba” Studi Kasus di Rumah Belajar Anak RBA Yayasan Ilmu YPI Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif. Realita dilapangan pendekatan Social Group baik digunakan dalam rangka meningkatkan keberfungsian sosial melelui proses saling berbagi pengalaman dan diskusi antara anggota kelompok. Terkait dengan menariknya penelitian diatas yang berfokus pada diskusi kelompok sebagai penanganan remaja yang mengalami keberfungsian sosial, maka penulis tertarik untuk meneliti terapi kelompok untuk penangan keberfunsian sosial remaja melalui penanganan permainan-permainan atau outbound. Dari gambaran diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang : “ Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perilaku 9 Diakses http:reporsitori.usu.ac.id...Chapter2011.pdf. Pada minggu, 22 Februari 2015. 7 Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.

Batasan Masalah Untuk mempermudah penulis agar lebih fokus dalam melakukan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu : Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perubahan Perilaku Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur.

2. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Apakah ada pengaruh Terapi Kelompok berbasis Outbound Terhadap Perilaku Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian Tujuan Penelitian ini adalah a. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perilaku Remaja Putus Sekolah di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. 8 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pemberdayaan ilmu sosial terutama pada jurusan Kesejahteraan Sosial tentang pengembangan pendekatan Terapi Kelompok atau social group work dalam penanganan Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus terutama perilaku kurang baik menjadi lebih baik. b. Manfaat Praktis 1 Sebagai bahan informasi awal untuk penelitian lebih lanjut. 2 Memberikan masukan kepada pimpinankepala PSBR “Bambu Apus” Jakarta untuk meningkatkan praktek pekerjaan sosial yang lebih efektif dan efesien terhadap penerima manfaat Remaja Putus Sekolah. 3 Memberi variasi progampelayanan bagi Remaja Putus Sekolah untuk sadar melakukan perubahan perilaku. 4 Mempraktekan pendekatan terapi kelompok berbasis outbound atau social group work dalam penanganan Remaja Putus Sekolah. D. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan tinjauan pustaka, penulis perlu mencantumkan beberapa skripsi atau karya ilmiah lainya, agar tidak terjadi spekulasi yang 9 menyatakan bahwa skripsi ini bukan karya asli saya atau “plagiat” dari skripsi atau karya ilmiah orang lain. Adapun beberapa skripsi tersebut antara lain : 1. berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Herman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Progam Studi Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri menulis tesis S-2 tahun 2012 dengan judul “Penggunaan Pendekatan Social Group Work Dalam Penanganan Anak Jalanan Pemakai Narkoba ” Studi Kasus di Rumah Belajar Anak RBA Yayasan Ilmu YPI Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif. Realita dilapangan pendekatan Social Group baik digunakan dalam rangka meningkatkan keberfungsian sosial melelui proses saling berbagi pengalaman dan diskusi antara anggota kelompok. Kelemahan Tesis ini adalah hanya tertuju pada target korban yang sudah ditetapkan bukan diarahkan kepada perubahan perilaku anak jalanan yang mereka biasa dengan kebebasan, berperilaku melawan norma, pemakai norma sehingga dari pelayanan yang diberikan kurang mencapai targetkeberhasilan. 2. Peneliti yang ditulis oleh Abdul Rahman, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Progam Studi Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri menulis tesis S-2 tahun 2013 dengan judul “ Intervensi Terhadap Wanita Tuna Susila WTS dengan Menggunakan Metode Social Group Work di Panti Sosial Karya Wanita PSKW”Mulya Jaya” Jakarta. Pendekatan yang 10 dilakukan peneliti adalah adalah pendekatan kualitatif. Kemudian tujuan dibentuknya kelompok social group work yaitu karena kebutuhan kelompok menghendaki perubahan sikap dan perilaku, perlindungan sosial, saling memberi dan menerima, perhatian dan dan ventalisasi dari kepenatan. Kelemahan dari Tesis ini adalah ini pendekatan menggunakan metode social group work terhadap Wanita Tuna Susila adalah karena yang di teliti oleh peneliti ini hanya lah wanita saja tidak ada laki-laki, jadi perubahan hasilnya akan berbeda bila dibandingkan melakukan peneliti yang ada laki- laki dan perempuan. 3. Peneliti yang ditulis oleh Nila Mahmudah, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarat Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam BPI menulis tesis S-1 tahun 2013 dengan judul Pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial antar individu di Panti Sosial Bina Insan PSBI Ceger II-Cipayung. Pendekatan yang di lakukan kuantitatif , kelemahan skripsi ini hanya berfokus kepada interaksi sosial antar individu ke individu yang lain. Berbeda dengan tiga penulis sebelumnya, penulis lebih menfokuskan pada pengaruh terapi kelompok berbasis outbound terhadap perubahan perilaku remaja putus sekolah karena perilaku menuntun kita untuk mengenal lingkungan disekitar kita serta peran Remaja Putus Sekolah di PSBR yang tinggi dalam berhubungan dengan lingkungan yang positif dan akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang