17
Orientasi metode intervensi pekerja sosial dimana sejumlah kecil orang- orang yang mempunyai minat atau masalah-masalah yang sama mengadakan
pertemuan secara teratur dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan bersama. Berbeda dengan psikoterapi
kelompok, dimana tujuan pekerja sosial dengan kelompok social group work ini tidak selalu harus berkaitan dengan penyembuhan masalah-masalah
emosional tapi juga meliputi pertukaran informasi, mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial, mengubah orientasi-orientasi sosial,
mengubah perilaku anti sosial melalui saluran-saluran yang produktif. Maka pendekatan social group work dari permasalah remaja putus
sekolah yang merasa tidak nyaman dan merubah perilaku remaja sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan kelompok-kelompok terapi kelompok
berbasis outbound sangat tepat dibandingakan dengan pendekatan social case work.
“Menurut Robert L Barker social case work yang ditujukan untuk membantu
individu-individu dalam
memecahkan permasalahan
intrapsikis, antar pribadi, sosial ekonomi dan lingkungan melalui relasi- relasi yang bersifat lawan-
muka”.
17
Dengan demikian pengertian terapi kelompok berbasis outbound dalam penenlitian ini adalah sebuah upaya terapi untuk menfasilitasi kemampuan
bersosialisasi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan sejumlah penerima
17
Robert l Barker, Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 2.Jakarta: Gunung Mulia, 2009, h. 28.
18
manfaat dengan masalah perilaku remaja, dan membentuk dinamika kelompok.
2. Model Terapi Kelompok
1 Model Fokal Konflik
Menurut Whiteaker dan Liebermen‟s, terapi kelompok berfokus pada kelompok dari pada individu. Prinsipnya yaitu, terapi kelompok
dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari. Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul kemudian konfrontir konflik
untuk penyelesaian masalah, tugas terapis membantu anggota kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik.
18
2 Model Komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak
efektif dalam kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok, umpan balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok
menurun. Dengan menggunakan model ini, leader menfasilitasi komunikasi efektif, masalah individu atau kelompok dapat di identifikasi dan
diselesaikan.
19
Leader mengajarkan pada kelompok bahwa:
a. Anggota perlu berkomunikasi
b. Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya
komunikasi verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup c.
Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
18
Sujono Riayadi dan Teguh Purwanto, Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 203-204
19
Sujono Riayadi dan Teguh Purwanto, Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 204.
19
d. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu
satu dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif
model ini bertujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dari anggota kelompok. Selain itu, teori komunikasi membantu anggota
merealisasi bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya leader perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip komunikasi dan
bagaimana menggunakan didalam kelompok serta menganalisa proses komunikasi tersebut.
3 Model Interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku pikiran, perasaan, tindakan digambarkan melalui hubungan interpersonal. Contohnya adalah
interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab-akibat dari tingkah laku anggota lain. Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan
kelompok. Anggota kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial
yang efektif dipelajari.
20
Perasaan cemas
dan kesepian
merupakan sasaran
untuk mengidentifikasi dan merubah tingkah lakuperilaku. Misalnya tujuan salah
satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan interpersonal. Pada saat konflik interpersonal muncul, pemimpin menggunakan situasi tersebut
untuk mendorong anggota merasa cemas dan menentukan perilaku apa yang digunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi
konflik.
20
Ibid
20
4 Model Psikodarma
Dengan model ini anggota kelompok termotivasi untuk berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah lalu. Anggota
memainkan peran sesuai dengan yang pernah dialami. Misalnya, penerima manfaat memerankan ayahnya yang dominan atau keras.
21
3. Jenis-jenis Kelompok
Secara umum kelompok dapat diartikan sebagai kumpulan dari dua orang atau lebih yang membentuk kesempatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Hartford mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bersatu dikarenakan memiliki tujuan atau
perhatian yang sama yang kemudian bersepakat untuk merumuskan norma sebagai basis bagi mereka dalam beraktivitas, mencapai tujuan bersama, dan
dalam membentuk perasaan kebersamaan.
22
Dalam kaitanya dengan terapi kelompok, terdapat beberapa jenis kelompok yang sering digunakan sebagai media pertolongan pekerja sosial.
Yaitu: 1. Kelompok percakapan sosial Social Conversation Group
Kelompok ini merupakan tipe yang paling terbuka dan informal tidak memiliki rencana kegiatan yang dirumuskan secara jelas dan formal, jika
topik-topik kegiatan dirasa membosankan maka setiap anggota berhak mengusulkan untuk menggantinya dengan yang lebih menarik.
2. Kelompok Rekreasi Recreation Group
21
Sujono Riayadi dan Teguh Purwanto, Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 204
22
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 38.
21
Tujuan kelompok ini adalah untuk menyelenggarakan kegiatan rekreatif atau latihan olah raga. Seringkali kegiatanya bersifat spontan dan umumnya
kelompok ini tidak memiliki pemimpin formal.dasar pemikiran dibentuknya kelompok ini adalah suatu keyakinan bahwasanya kegiatan rekreasi dan
interaksi yang terjadi dalam kelompok ini dapat membantu membangun karakter yang dapat mencegah perilaku-perilaku maladaptif.
3. Kelompok Keterampilan Rekreasi recreation Skiil Group Selain tujuan kelompok ini untuk menyelenggarakan kegiatan rekreatif,
juga untuk meningkatkan keterampilan tertentu diantara para anggotanya. Berbeda dengan kelompok rekreasi, kelompok ini memiliki penasihat, pelatih
atau instruktur serta memiliki orientasi tugas yang lebih jelas. 4. Kelompok Pendidikan Education Group
Fokus kelompok ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks. Pimpinan kelompok ini
biasanya berasal dari seorang profesional yang menguasai keahlian tertentu. 5. Kelompok Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan
Problem- solving and Decision-Making Group Kelompok ini melibatkan klienpenerima pelayanan dan para petugas
pemberi layanan di suatu lembaga kesejahteraan sosialbagi klien, tujuan bergabungnya dengan kelompok ini adalah untyuk menemukan pendekatan-
pendekatan yang dapat digunakan untuk menemukan sumber-sumber baru dalam memenuhi kebutuhan baru.
6. Kelompok Mandiri Self-help Groups