Prinsip-prinsip Terapi Kelompok Terapi Kelompok

31 kelompok berbasis outbound dengan perilaku menyimpang atau hubungan sosial berikut: 1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal 2. Klien yang mengalami despresi dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan di PSBR. 3. Penyimpangan Perilaku klien yang kurang baik selama di PSBR.

B. Teori Kognitif-perilaku

Teori Kognitif-perilaku ini memiliki keterkaitan dengan dua teori yang diperlakukan sama, yaitu model terapi perilaku yang berasal dari teori psikologi dan model terapi kognitif yang berasal dari teori psikologi mengenai persepsi dan proses informasi. 32

1. Tentang Teori Kognisi-tingkah laku

a Terapi Kognitif Konsep terapi kognisi adalah bahwa kognisi merupakan kunci untuk memahami dan gangguan psikologi. Oleh karena itu kognisi didefenisikan sebagai fungsi yang melibatkan tentang inferensi tentang pemahaman seseorang dan tentang terjadinya peristiwa di masa mendatang dan pengontrolanya. 33 b Terapi perilaku Wolpe mendefenisikan terapi perilaku sebagai conditioning therapy yang melibatkan “penggunaan prinsip-prinsip belajar yang ditegakkan secara eksperimental dengan maksud mengubah perilaku 32 Siti Napsiayah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerja Sosial, Jakarta: Lemba penelitian UIN Syarif Hidayatulllah, 2011, h. 39. 33 Ibid, h. 44-45. 32 maladaptif. Kebiasaan-kebiasaan yang tidsk adaptif dilemahkan dan dieleminasi; kebiasaan-kebiasaan adaptif diinisiasi dan dieleminasi. 34 Terapi perilaku didasarkan atas berbagai teori belajar dan perilaku yang dipelajari, sementara terapi kognitif didasarkan atas keyakinan bahwa kebanyakan gangguan berasal dari pemrosesan informasi yang salah. Interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tercermin dalam kandungan pemikiran-pemikiran otomatis individu merupakan komponen bias sistematik lain yang mencirikan gangguan-gangguan tertentu seperti: 1. Panik : gejala-gejala tubuh gejala otomatis diinterpretasikan sebagai lebih berbahaya daripada kalau tanda-tanda itu jarang atau jumlahnya lebih banyak atau sedikit. 2. Hipokondriasis hypochondriasi: tambahan ke dalam interpretasi katastofi tentang tubuh menandakan suatu keyakinan bahwa suatu penyakit tertentu lebih mungkin daripada yang sebenarnya ada. 3. Despresi despression: pandangan negatif terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depan. 4. Kecemasan ianxiety: rasa bahaya secara fisik atau psikologi 5. Keadaan paranoid paranoid state: bersifat bias terhadap orang lain. 34 Ibid, h. 46. 33 6. Krisis crisis: peristiwa penting yang menimbulkan keyakinan-keyakinan dasar tentang diri sendiri, yang menimbulkan persepsi tentang situasi sebagai krisis. 35

2. Terapi kognitif-perilaku

Pada prinsipnya terapi kognitif perilaku adalah mengidentifikasi kandungan pemikiran, yang meliputi asumsi, keyakinan, harapan, pesan kepada diri sendiri self talk, atau kelengkapan atributions, melalui berbagai teknik, pemikiran-pemikiran kemudian dikaji untuk menentukan dampak akhirnya terhadap emosi dan perilaku klien. 36

1.1 Psikologi perilaku

Psikologi perilaku merupakan perspektif yang berpengaruh dan sangat berhasil. Psikologi perilaku menekankan pentingnya perilaku belajar lewat pengkondisian klasikal classical conditioning, pengkondisian operan operant conditioning, dan belajar sosial social learning pendekatan ini sangat bertumpu pada konsep-konsep yang dapat diuji dan penelitian eksperimental yang diteliti. Psikologi perilaku diterapkan dalam banyak hal, terutama teknik-teknik yang sangat manjur untuk mengubah perilaku manusia. 37 35 Siti Napsiayah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerja Sosial, Jakarta: Lemba penelitian UIN Syarif Hidayatulllah, 2011, h. 46-47. 36 Siti Napsiayah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerja Sosial, Jakarta: Lemba penelitian UIN Syarif Hidayatulllah, 2011, h. 47. 37 Matt Jarvis, teori-teori psikologi pendekatan modern untuk memahami perilaku, perasaan dan pikiran manusia, Bandung: Penerbit Nusa Media, 2000, h. 22-40.