Terbentuknya Kelompok Terapi Kelompok

26 Terminasi dilakukan dengan pertimbangan dan alasan sebagai berikut: a. Tujuan individu maupun kelompok telah tercapai. b. Waktu yang ditetapkan telah berakhir c. Kelompok gagal mencapai tujuan-tujuannya. d. Keberlanjutan kelompok dapat membahayakan satu atau lebih anggota kelompok. 25

6. Tujuan Terapi Kelompok

Menurut Hartford dan Alissi metode terapi kelompok digunakan untuk memelihara atau memperbaiki keberfungsian personal dan sosial para anggota kelompok dalam beragam tujuan, yakni 1 tujuan korektif, 2 tujuan preventif, 3 tujuan pertumbuhan sosial norma, 4 tujuan peningkatan personal, 5 tujuan peningkatan partisipasi dan tanggungjawab masyarakat. 26 Menurut Gerald Corey, tujuan terapi kelompok adalah: 1 individualisasi, 2 mengembangkan rasa memiliki, 3 mengembangkan kemampuan dasar untuk berpartisipasi, 4 meningkatkan kemampuan untuk memberikan kontribusi pada keputusan-keputusan melalui pemikiran rasional dan penjelasan kelompok, 5 meningkatkan repek terhadap keberbedaan orang lain, dan 6 mengembangkan iklim sosial yang hangat dan penuh penerimaan. 27 25 Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 47-48. 26 Ibid, h. 38 27 Tim STKS Bandung dan Biro Humas-Departemen Sosial RI, Teknik Kelompok, Jakarta: Pustaka Societa, 2008. H. 58-61. 27 Menurut Gisela Konofka, tujuan terapi kelompok membagi menjadi 4 bagain yaitu: 28 1. Bekerjasama Ketika sebuah kelompok sudah dibentuk maka diperlukan anggota kelompok adalah bekerjasama dan untuk mengajarkan anggota- anggota kelompok untuk mengenal bahwa anggota perlu bekerjasama dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kelompok tersebut. 2. Bertukar Perasaan Bertukar perasaan dalam kelompok sangat diperlukan agar kelompok tersebut lebih mengenal karakter didalam anggota kelompok. 3. Memperkenalkan diri dengan orang lain Pemimpin kelompok bisa meminta anggotanya untuk memperkenalkan diri dengan berbagai cara. Misalnya, mereka bisa memperkenalkan diri sebagai orang yang mereka inginkan nantinya setelah mengikuti sesi akhir. Sehingga orang lain merasakan apa yang mereka harapkan dari sebuah kelompok dan memberi mereka untuk membuka diri. 4. Kemampuan berhubungan dengan orang lain Anggota dibantu untuk melakukan sosialisasi berhubungan dengan anggota yang lain. Dengan cara latihan berhubungan saling berbicara atau bercakap-cakap satu dengan yang lainnya. 28 Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 38.