Kerajaan Banjar Perkembangan Kerajaan

Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII 00 Kalimantan Timur. Mubalig dari Jawa juga memiliki peranan dalam proses perkembangan Islam di daerah Sukadana, Kalimantan Barat. Selain mubalig dari Makasar dan Jawa, para pedagang Arab juga berperan dalam perkembangan Islam di Kalimantan.

h. Kerajaan Ternate dan Tidore

Islam masuk ke Maluku berkaitan erat kdengan kegiatan perdagangan. Para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke sana pada abad ke-15. Kemudian, muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha Maluku Empat Raja yaitu Kesultanan Ternate dipimpin Sultan Zainal Abidin,1486-1500, Kesultanan Tidore dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Berkat dakwah dari empat kerajaan tersebut, masyarakat muslimin di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera Maluku Utara adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian, dikuasai oleh Kesultanan Tidore. Sementara itu, wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh Kesultanan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah. Sedangkan kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku. Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore menimbulkan dua persekutuan dagang, yaitu : 1. Uli-Lima persekutuan lima bersaudara dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, kerajan

C. Masyarakat Pada Masa

Islam Perkembangan Islam di Indonesia Ternate mencapai jaman keemasan dan disebutkan daerah kekuasaan meluas ke Filipina. 2. Uli-Siwa persekutuan sembilan bersaudara dip- impin oleh Tidore meliputi Halmahera, Jailalo sampai ke Papua. Kerajaan Tidore mencapai jaman keemasan di bawah pemerintah Sultan Nuku. Pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam, masyarakat Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih cepat, khususnya di daerah pesisir. Daerah pesisir berkembang menjadi suatu perkotaan. Hal itu terjadi karena daerah pesisir didukung dengan pertumbuhan perdagangan. Perdagangan di pesisir dapat tumbuh karena daerah pesisir merupakan daerah titik temu lalu lintas perdagangan. Masyarakat di daerah pesisir menjadi daerah pertama yang menganut Islam Bila kita telusuri, struktur masyarakat yang ter- bentuk pada masa penyebaran Islam meliputi:

a. Golongan Sultan dan keluarganya

Sultan atau raja dan keluarganya mendapatkan posisi yang terhormat di masyarakat. Mereka ter- golong kelas masyarakat tertinggi dibanding golon- gan yang lain. Sultan atau raja beserta kelurganya tinggal di kompleks keraton. Keluarga raja termasuk dalam kelompok bangsawan. Keluarga sultan memi- liki nama-nama khusus, priyayi misalnya sebutan un- tuk keluarga kerajaan di Mataram, dan ”kadanghaji” untuk sebutan keluarga raja di Kalimantan. Di ibu kota, sultan mengendalikan kekuasaan atau pemerintahan.Keistimewaan keluarga raja dapat pula disebabkan oleh pendidikan yang mereka peroleh. Pendidikan yang dilakukan raja terhadap keluarganya, yaitu dengan memanggil guru khusus ke keraton untuk mendidik anaknya atau pendidikan dilakukan dengan mengirim puteranya ke tempat pendidikan agama. Pangeran Arya, putera Raja Banten dididik oleh Ratu Kalinyamat di Jepara.

b. Golongan elite

Golongan yang memiliki kedudukan tinggi setelah sultan dan keluarganya adalah golongan elite. Kelompok masyarakat yang termasuk ke dalam golongan elite, yaitu bangsawan, tentara, kaum kegamaan, dan pedagang. Golongan elite di kerajaan Mataram disebut kaum priyayi. Para bangsawan biasanya merupakan pejabat pemerintahan.