Permukaan Bumi
b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfer menyusup ke lapisan yang lebih
atas atau sampai ke luar permukaan bumi. Aktivitas tersebut menghasilkan bentukan berupa kerucut atau
kubah yang berdiri sendiri dan disebut gunungapi.
Dimanakah biasanya terbentuk gunungapi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perhatikanlah gambar
berikut. Pada gambar tersebut tampak bahwa gunungapi umumnya terbentuk pada pertemuan lempeng, terutama
lempeng yang saling bertumbukan.
Gambar 1.11
Gunungapi yang terbentuk pada pertemuan lempeng.
Sumber: course.unt.edu
Mengapa terbentuk pada pertemuan dua lempeng yang saling bertumbukan? Pada pertemuan lempeng
tersebut, lempeng samudera menunjam ke bawah dan lempeng benua terangkat. Akibat kaku, lempeng
benua mengalami retakan. Magma yang cair kemudian masuk melalui retakan-retakan tersebut dan membentuk
kantong-kantong magma. Sebagian magma mampu mencapai permukaan bumi dan membentuk gunungapi.
Karena itulah, sebagian besar gunungapi terbentuk pada pertemuan lempeng tersebut.
Bentuk permukaan bumi sebagai hasil dari vulkanisme adalah berupa munculnya berbagai tipe
gunungapi, yaitu: 1 gunungapi corong atau maar, yaitu gunungapi
hasil erupsi eksplosif atau berupa ledakan yang posisi dapur magmanya relatif dangkal sehingga
gunungapi tersebut berhenti aktivitasnya dengan hanya satu kali ledakan. Oleh karena
itu, ketinggian gunung ini relatif rendah dan memiliki kemiringan yang cukup curam. Biasanya
terbentuk danau pada bekas lubang erupsi yang dasarnya relatif kedap air. Danau Eifel di Perancis
dan Ranu Klakah di lereng Gunung lamongan merupakan contoh tipe ini.
Wawasan Sosial untuk Kelas VII
2 gunungapi perisai atau aspit, yaitu gunungapi hasil erupsi efusif atau erupsi berupa aliran.
Magma yang cair atau encer bergerak ke segala arah dengan ketebalan yang tipis sehingga
ketinggiannya juga rendah. Contoh gunungapi aspit adalah gunungapi di Kepulauan Hawaii.
3 Gunungapi strato, yaitu gunung api berbentuk kerucut yang tinggi dengan lereng yang curam.
Kerucut yang tinggi merupakan hasil dari timbunan material-material vulkanik yang padat
maupun cair secara terus-menerus. Gunungapi ini merupakan gabungan tipe letusan eksplosif
dan efusif secara bergiliran. Gunungapi di Indonesia umumnya termasuk tipe strato seperti
Tangkuban Perahu, Kerinci, Merbabu, Gede- Pangrango, Gempo, dan lain-lain.
b
c a
Sumber: www.solcomhouse_iles
Gambar 1.12
Tipe-tipe gunungapi: a Gunungapi Maar,
b Gunungapi perisai, c Gunungapi strato.
c. Gunungapi di Indonesia
Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng yang saling bertumbukan, yaitu lempeng Asia atau
Eurasia Eurasian Plate, Lempeng Pasiik Paciic Plate dan Lempeng Indo-Australia Indo-Australian
Permukaan Bumi
Plate. Lempeng Hindia merupakan lempeng samudera, sedangkan lempeng Asia merupakan
lempeng benua. Karena benua memiliki berat jenis lebih rendah dari lempeng samudera maka lempeng
Asia terangkat sepanjang pertemuan lempeng- lempeng tersebut. Akibatnya, terbentuk jajaran
pegunungan di sepanjang pertemuan lempeng mulai dari Aceh, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Gambar 1.13
Pertemuan tiga lempeng yang membentuk sebaran
gunungapi di Indonesia .
Sumber: http:www.geocities.com
U
Pada peta tersebut tampak bahwa jajaran gunungapi berada di sepanjang pertemuan lempeng.
Kalimantan yang jauh dari pertemuan lempeng tak memiliki satu pun gunungapi sehingga relatif aman
dari bencana letusan gunungapi. Sumatera dan Jawa juga Sulawesi memiliki jumlah gunungapi yang
banyak. Walaupun sangat rawan terhadap letusan gunungapi, daerah-daerah tersebut relatif subur
karena gunungapi mengeluarkan material yang dapat menambah kesuburan pada tanah.
Gunungapi di Indonesia umumnya merupakan gunungapi bertipe strato. Kerucut-kerucut gunungapi
tersebut sebagian dalam keadaan aktif, istirahat dorman, dan mati. Beberapa di antaranya sangat terkenal di dunia
karena kekuatan letusannya yaitu Gunung Tambora dan Gunung Krakatau. Gunungapi Tambora sangat
terkenal karena kedahsyatan letusannya yang terjadi pada tahun 1815 dengan ketinggian letusan mencapai
43 km hampir mendekati batas lapisan troposfer dan stratosfer. Ledakannya terdengar sampai jarak 2.600
km. Gunung Krakatau juga sangat terkenal karena letusannya yang dahsyat pada tanggal 26 Agustus
1883. Letusan Krakatau saat itu juga menimbulkan gelombang tsunami yang menghancurkan permukiman
di sepanjang Pesisir Banten.
Sumber: img240.imageshack.us
Gambar 1.14
Gunung Krakatau yang terkenal di dunia karena
kedahsyatannya.
Wawasan Sosial untuk Kelas VII
d. Faktor Penyebab Terjadinya Gempa
Gempa merupakan getaran yang terjadi karena gerakan batuan yang melewati batas kelentingan atau
kelengkungannya. Jika batas kelentingan tersebut terlampaui maka akan menghasilkan sebuah getaran.
Peristiwa tersebut dapat dipahami dengan melakukan percobaan sederhana. Ambillah sebuah tongkat kecil
dan tariklah kedua ujungnya sehingga membentuk lengkungan. Jika kalian terus menarik kedua ujungnya
maka batas kelentingannya akan terlampaui sehingga tongkat tadi menjadi patah dan menghasilkan sebuah
getaran.
Gempa dibedakan menjadi gempa tektonik, vulkanik, dan longsoran. Gempa tektonik adalah
gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng- lempeng litosfer. Pada saat dua lempeng bertumbukan
dan bergesekan, maka pada bidang batas lempeng tersebut terjadi pelengkungan dan terjadi tegangan.
Jika pelengkungan dan tegangan tersebut melampaui daya lentingnya, maka tenaga yang tersimpan
pada saat terjadinya pelengkungan dan tegangan akan dilepaskan untuk mencapai keseimbangan.
Proses untuk melepaskan tegangan dan mencari keseimbangan baru tersebut menimbulkan getaran
ingat kembali contoh tongkat kecil di atas.
Gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas gunungapi. Aktivitas gunungapi
menimbulkan getaran pada wilayah sekitarnya. Getaran tersebut biasanya tidak seluas getaran yang ditimbulkan
oleh gempa tektonik. Karena terjadi pada saat adanya aktivitas gunungapi, maka peristiwa gempa vulkanik
tidak sesering gempa tektonik.
Gempa longsoran adalah gempa yang terjadi akibat longsor atau runtuhnya tanah perbukitan
atau gua kapur. Karena volume tanah yang longsor terbatas maka getarannya pun relatif kecil dan tidak
begitu berbahaya.
Aktivitas Kelompok
Perhatikanlah gunungapi terdekat dari tempat tingal kalian. Perhatikan pola bentuk kerucutnya dan tentukanlah tipe gunungapinya apakah strato, atau tipe
lainnya. Carilah informasi tentang sejarah letusannya. Jika tidak ada gunungapi di dekat tempat kalian tinggal, pilihlah salah satu gunungapi di Indonesia yang
ingin kalian ketahui sejarahnya.
Gambar 1.15
Letusan gunung bereapi dapat menyebabkan
terjadinya gempa.
Sumber: www.uducnet.
education.fr
Gambar 1.16
Richter berhasil membuat ukuran besar kecilnya
kekuatan gempa yang disebut
ukuran skala richter.
Sumber: www.uducnet. education.fr
Permukaan Bumi
Besar kecilnya kekuatan getaran gempa diukur dengan menggunakan alat yang disebut
seismograf. Hasil pengukurannya tercatat dalam kertas seismogram. Pada seismogram akan terlihat
kekuatan dan waktu terjadinya gempa.
Kekuatan gempa dapat dapat ditentukan dengan menggunakan Skala Richter. Skala tersebut meng-
gambarkan kekuatan gempa berdasarkan tinggi dan panjang gelombang yang tercatat pada seismogram.
Kekuatan gempa dapat pula dikelompokkan ber- dasarkan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya.
Perbandingan antara kedua skala tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sumber: www.e-dukasi.net
Gambar 1.17
Seismograf dan Seismogram.
Skala Richter
3,4 3,5–4,2
4,3–4,8 4,9–5,4
5,5–6,1 6,2–6,9
Skala Mercalli
I II dan III
IV V
VI dan VII
Kerusakan yang ditimbulkan
Hanya terekam oleh seismograf Getaran dirasakan oleh manusia yang berada
dalam ruangan Getaran dirasakan oleh banyak orang, jendela
dan benda-benda bergetar Getaran dirasakan oleh setiap orang, pir-
ing-piring pecah, pintu terbanting, lampu berayun
4,9–5,4 5,5–6,1
6,2–6,9 7,0–7,3
7,4–7,9 8
V VI dan VII
VIII X
XI XII
Getaran dirasakan oleh setiap orang, piring-piring pecah, pintu terbanting, lampu berayun
Kerusakan kecil pada sejumlah gedung, pelapis dinding terkelupas atau dinding runtuh
Kerusakan cukup besar pada banyak gedung, cerobong asap runtuh, fondasi rumah bergerak
Kerusakan parah pada bangunan, jembatan patah, dinding retak, bangunan dari batu runtuh
Kerusakan hebat, hampir semua gedung runtuh Kerusakan total, gelombang gempa terlihat
menjalar di permukaan tanah, benda-benda terlempar ke udara
Tabel 1.1 Perbandingan Skala Richter dan Mercalli tentang Gempa Bumi
Wawasan Sosial untuk Kelas VII
Gempa pada skala yang besar dapat menimbul- kan kerusakan dan korban jiwa yang besar. Kerusakan
yang ditimbulkan dapat secara langsung maupun tidak langsung.
2. Tenaga Eksogen
Selain tenaga endogen, permukaan bumi juga mengalami perubahan atau perombakan oleh tenaga
eksogen. Permukaan bumi yang beragam bentuk dan ketinggiannya sebagai hasil kerja tenaga endogen,
kemudian akan berubah dari bentuk asalnya oleh tenaga eksogen. Contohnya, bentuk lipatan yang pada awal
kejadiannya sempurna lengkungannya, kemudian akan berubah oleh tenaga eksogen sehingga bentuknya di
permukaan tampak berbeda dari awal pembentukannya. Begitu pula dengan sesar yang awalnya tampak bidang
atau garis sesar yang tegas atau jelas, kemudian akan tampak seperti jajaran perbukitan yang tumpul atau
terpisah. Berbagai jenis batuan beku juga akan berubah bentuk oleh pengaruh tenaga eksogen melalui proses
kimia, isika, dan biologis. Tenaga eksogen yang mengubah bentuk muka
bumi dipengaruhi oleh tiga proses, yaitu pelapukan, erosi, dan sedimentasi. Pelapukan dapat diartikan
sebagai proses penghancuran masa batuan zat penghancur. Pelapukan dapat dibedakan menjadi
pelapukan kimia, isika dan biologi.
a. Proses Pelapukan
Batuan yang telah terbentuk melalui berbagai proses akhirnya lama kelamaan akan mengalami proses
penghancuran atau pelapukan. Batuan yang berukuran besar akan terpecah menjadi batuan yang berukuran
lebih kecil, bahkan sampai menjadi debu. Pelapukan
Gambar 1.18
Kerusakan yang diakibatkan gempa bumi.
Sumber: www.uducnet. education.fr
Permukaan Bumi
Sumber: Wikipedia.or.id
dapat dibedakan menjadi pelapukan fisika, kimia dan biologik-mekanik. Di alam, ketiga proses tersebut
seringkali terjadi secara bersamaan dalam proses pelapukan. Namun, biasanya terdapat satu proses yang
lebih dominan dibanding proses pelapukan lainnya.
1. Pelapukan isikamekanik
Pelapukan isika atau disebut pula desintegrasi adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil tanpa mengubah komposisi atau susunan kimiawianya. Proses ini bisa terjadi
karena penyinaran matahari, perubahan suhu, dan pembekuan air pada celah-celah batuan.
a. Penyinaran matahari
Penyinaran matahari yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan batuan menjadi panas. Jika
batuan yang panas tersebut terkena air hujan secara tiba-tiba, batuan tersebut akan pecah-pecah.
b. Perubahan suhu Penyinaran matahari juga akan meningkatkan
suhu pada siang hari sehingga batuan mengalami pemuaian. Sebaliknya, pada malam hari tidak ada
penyinaran matahari sehingga batuan mengkerut. Proses memuai dan mengerut tersebut ternyata
kekuatan dan kecepatannya berbeda antara mineral yang satu dengan lainnya dalam batuan sehingga
batuan menjadi rapuh dan mudah hancur.
c. Pembekuan air pada celah-celah batuan Di daerah dingin, air yang masuk pada celah-
celah batuan akan membeku atau menjadi es pada saat suhu udara menurun. Karena volume
es lebih besar dibanding volume air yang masuk pada celah-celah batuan tadi maka es akan
menekan celah batuan tersebut dengan sangat kuat, sehingga batuan terpecah-pecah.
Gambar 1.19
Batuan yang pecah karena proses pemanasan dan
perubahan suhu.
Sumber: www.pulloutheplug.co.uk
Gambar 1.20
Proses pelapukan oleh es. Proses mencair dan mebeku
terjadi berulang-ulang, sehingga akhirnya batuan hancur
Suhu turun di bawah titik beku, air menjadi es dan volumenya
meningkat, sehingga celah makin besar
Air hujan yang terkumpul pada celah batuan