Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
Dahinya masih menonjol, walaupun tidak seperti Pithecanthropus. Manusia ini hidup antara 25.000–40.000
tahun yang lalu. Cara hidup jenis Homo ini mengalami kemajuan dibandingkan jenis sebelumnya. Mereka
telah membuat alat-alat dari batu maupun tulang. Binatang-binatang buruannya yang berhasil ditangkap
dikuliti lalu dibakar. Umbian-umbian merupakan jenis makanan dengan cara dimasak. Walaupun masakannya
masih sangat sederhana, tetapi ini menunjukkan adanya kemajuan dalam cara berpikir mereka dibandingkan
dengan jenis manusia purba sebelumnya.
Perubahan-perubahan yang terjadi di alam merupakan tantangan bagi manusia. Dalam
menghadapi tantangan alam maka manusia berpikir bagaimana cara menghadapinya agar dapat bisa
bertahan hidup. Untuk menghadapi tantangan alam maka manusia menciptakan berbagai alat.
Peralatan-peralatan hidup manusia ini mengalami perkembangan, mulai dari yang sederhana sampai
kepada yang kompleks, misalnya alat-alat dari batu, mulai dari yang kasar sampai yang halus bahkan
sampai pada bentuknya yang mulai beragam. Jenis alat yang digunakanpun berkembang, misalnya mulai
dari bahan dari batu sampai dengan logam. Proses perubahan itu dapat dikatakan sebagai perubahan
budaya yang dimiliki oleh manusia. Peralatan- peralatan yang diciptakan oleh manusia merupakan
hasil kebudayaannya.
Selain terjadi perubahan dalam kehidupan budaya, pada diri manusia terjadi pula perubahan
dalam kehidupan sosial-ekonomi. Secara itrahnya manusia adalah mahluk sosial, artinya mahluk yang
selalu berinteraksi dengan yang lainnya sesama
Gambar 2.4
Para peneliti kehidupan pra- aksara di Indonesia.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Kehidupan Manusia Pada Masa Pra-Aksara di Indonesia
E. Perkembangan Kehidupan
Pra-Aksara di Indonesia
manusia. Interaksi ini terjadi disebabkan oleh adanya ketergantungan kebutuhan antara yang satu
dengan yang lainnya. Kebutuhan ini bisa berbentuk kebutuhan biologis maupun kebutuhan materi.
Kebutuhan biologis maka manusia akan melakukan perkawinan sehingga membentuk suatu keluarga.
Antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya saling berhubungan dan membentuk suatu kelompok.
Pembentukan suatu kelompok pada masa lalu berhubungan dengan kebutuhan materi.
Mereka secara bersama-sama mencari makanan yang disediakan oleh alam. Pencarian makanan
secara berkelompok ini penting karena menyangkut keamanan, sebab pada saat itu masih banyak
binatang buas dan tantangan alam yang sangat keras. Pembentukan kelompok seperti ini bisa dikatagorikan
ke dalam kebutuhan ekonomi. Dengan demikian, kebutuhan sosial dan ekonomi merupakan dua hal
yang saling berkaitan.
Tabel 2.1
Jenis-Jenis Manusia Purba di Dunia
Tempat Ditemukan Penemu
Jenis manusia purba
Chou kou tien, Cina Davidson Black dan Franz
Weidenreich Sinanthropus Pekinensis
Homo Pekinensis Taung Bechunaland, Afrika
Selatan Raymond Dart
Austrolopihecus Africanus
Broken Hill, Rhodesia Raymond Dart dan
Robert Brom Homo Rhodesiensis
Heidelberg, Jerman Rudolf Virchow
Homo Heidelbergensis atau Homo
Neanderthalesis
Sumber: Dokumen Penulis
Pada saat makanan tumbuhan dan binatang yang disediakan alam itu berlimpah maka tingkat
kehidupan manusia pada waktu itu cukup berburu dan mengumpulkan makanan. Tetapi ketika bahan
makanan mulai menipis dan tidak ada lagi, timbulah
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
kemampuan manusia untuk mengolahnya. Perubahan yang terjadi pada alam ini, akan berpengaruh
kepada kehidupan manusia. Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah nomaden, tetapi mulai pada
kehidupan yang menetap.
Berikut ini tahapan kehidupan manusia pada masa pra-aksara di Indonesia.
1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Manusia pada masa ini sangat tergantung pada sumber daya alam. Kebutuhan hidup mereka ada
pada alam. Agar dapat bertahan hidup, manusia pada masa ini berburu dan mengumpulkan makanan.
Untuk itu tidak mengherankan jika mereka hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya
yang ada sumber makanan.
Binatang apa yang dapat diburu? Binatang yang dapat mereka buru, antara lain babi, rusa, burung
atau menangkap ikan di sungai, danau dan pantai. Perburuan yang mereka lakukan di hutan-hutan, di
sekitar daerah di mana mereka tinggal. Binatang yang berhasil ditangkap biasanya mereka bakar sebelum
dimakan. Dengan demikian pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia pada masa
ini sudah mengenal api. Selain berburu, mereka juga mengumpulkan umbi-umbian atau tumbuh-
tumbuhan yang bisa dimakan.
Guna menghadapi tantangan alam yang begitu keras, terutama dari serangan binatang buas mereka
perlu bekerja sama. Tidak mengherankan jika hidup mereka pada masa ini berkelompok. Dengan
berkelompok akan memudahkan mereka untuk menaklukan binatang buas atau binatang buruan.
Hidup berkelompok memudahkan perburuan dan keamanan.
Alat apakah yang mereka gunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan? Berdasarkan alat-
alat yang ditemukan manusia purba pada masa ini menggunakan alat dari batu, tulang, dan kayu. Bentuk
alat-alat yang digunakan itu masih kasar dan sangat sederhana.
Contoh alat-alat yang ditemukan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, antara lain
chopper. Alat yang terbuat dari batu ini berupa kapak
genggam karena jenis kapak yang tidak bertangkai. Cara menggunakan kapak ini yaitu dengan cara
digenggam dengan tangan. Adapun fungsinya
Gambar 2.5
Lukisan yang di buat di dinding gua, peninggalan
manusia pra-aksara.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Kehidupan Manusia Pada Masa Pra-Aksara di Indonesia
dapat digunakan untuk memukul atau menggali. Diperkirakan yang membuat dan menggunakan
jenis kampak ini adalah jenis manusia purba Pithecantrhopus.
Daerah-daerah penemuan jenis kapak genggam antara lain Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Gombong,
Bengkulu, Lahat, Awangbangkal, Cabbenge, Bali, Flores, dan Timor.
Selain kapak genggam, ditemukan pula alat lainnya yang terbuat dari tulang-belulang binatang.
Bagian tulang yang digunakan biasanya bagian tanduk dan kaki. Alat dari tulang ini dipergunakan
untuk mengorek atau menggali umbi-umbian. Selain untuk mengorek atau menggali umbi-umbian, alat
ini dapat digunakan sebagai ujung tombak untuk keperluan perburuan dan menangkap ikan.
Alat-alat lainnya yang ditemukan adalah alat- alat serpih atau disebut dengan
lakes. Bentuk alat ini sederhana dan dibuat kecil-kecil sekali dengan
ukuran antara 10-20 cm. Berdasarkan bentuknya, alat-alat serpih ini berfungsi sebagai pisau, gurdi atau
penusuk.
Berdasarkan alat-alat yang ditemukan, masa berburu dan mengumpulkan makanan ini masuk
pada masa palaeolithikum atau zaman batu tua. Ciri utama dari zaman ini, alat-alat dibuat sangat
sederhana, kasar dan tidak halus karena belum diasah. Jenis manusia pendukung masa palaeolithukum adalah
jenis pithecantrhopus.
2. Masa Bercocok Tanam
Pada awalnya kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Tahap kehidupan ini ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Perkembangan selanjutnya,
manusia mampu mengolah alam. Kemampuan awal mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya masuk pada masa bercocok tanam.
Pada masa bercocok tanam, manusia pra-aksara memiliki kemampuan menyediakan makanan dalam
jangka waktu tertentu. Manusia pra-aksara dapat menyediakan makanannya sendiri karena pada
tahap ini, manusia mampu memproduksi tumbuh- tumbuhan dan mengembangbiakan binatang ternak.
Manusia mampu menanam berbagai jenis tumbuhan yang semula tumbuh liar, seperti menanam padi dan
umbi-umbian. Mereka dapat mengolah tumbuhan
Gambar 2.6
Kapak genggam merupakan alat dari batu yang digunakan
manusia pra-aksara.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai makanan.
Pada tahap bercocok tanam, tempat tinggal manusia tidak berpindah-pindah seperti halnya pada
masa berburu dang mengumpulkan makanan. Pada masa bercocok tanam, manusia secara berkelompok
sudah mulai hidup menetap. Mereka tidak perlu berpindah-pindah lagi karena persediaan makanan
melalui bercocok tanam sudah tercukupi.
Berhuma merupakan cara bercocok tanam yang digunakan oleh manusia pra-aksara pada masa itu.
Cara berhuma digunakan dengan membersihkan hutan dan menanaminya. Karena proses berhuma
memakan waktu yang lama, manusia pra-aksara tinggal di tempat mereka berhuma dan membangun
rumah. Rumah itu terbuat dari kayu. Pada masa itu, manusia pra-aksara hidup berpindah-pindah.
Ketika tanah yang mereka olah tidak subur lagi, mereka pindah berhuma ke tempat lain dan rumah
itupun ditinggalkan. Teknik bercocok tanam dengan berhuma masih tetap digunakan sampai saat ini.
Teknik berhuma digunakan pada daerah-daerah yang kurang dengan sistem perairannya.
Masa bercocok tanam manusia pra-aksara menghasilkan berbagai alat kehidupan. Alat-alat itu
ada yang terbuat dari batu, tulang, dan kayu. Alat atau benda-benda yang terbuat dari batu pada masa
bercocok tanam ini masuk dalam zaman mesolithikum zaman batu pertengahan dan neolithikum zaman
batu muda.
Berbeda dengan masa sebelumnya, pada masa bercocok tanam alat-alat yang dihasilkan sudah
mengalami perkembangan. Jika pada masa berburu
Gambar 2.7
Alat-alat dari tulang.
Sumber: Lukisan Sejarah,