Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Hindu-Budha

Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII 2. Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di Cibungbulang, Bogor. Didapatkan pula cap berupa telapak kaki gajah sebagai symbol telapak gajah Airwata kendaraan Dewa Wisnu. 3. Prasasti Jambu, ditemukan di Bukit Koleangkak yang berisi sanjungan kepada raja. 4. Prasasti Tugu, ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara yang merupakan prasasti terpanjang dan terpenting. Isinya menjelaskan tentang penggalian saluran Gomati sepanjang 6112 tumbak atau ± 12 Km pada masa ke-22 tahun pemerintahan Purnawarman dan dapat diselesaikan dalam waktu 21 hari. Untuk merayakannya, raja menghadiahkan 1000 ekor sapi kepada para Brahmana. 5. Prasasti Pasir Lebak, isinya pujian kepada raja, 6. Prasasti Pasir Awi, dan 7. Prasasti Muara Cianteun. Berdasarkan sumber-sumber tersebut, baik prasasti yang ditemukan di Jawa Barat maupun berita-berita dari Cina, dapatlah diperoleh gambaran mengenai kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Mata pencaharian penduduknya adalah berpetani dan berdagang. Barang apa yang diperdagangkan, menurut berita yang ditulis Fa- Hien adalah perdagangan cula badak, kulit penyu dan perak. Fa-Hien juga menjelaskan penganut agama Hindu jauh lebih banyak dibandingkan yang menganut agama Budha.

c. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berjaya di Indonesia. Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional. Jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa dikuasai. Dengan demikian, setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatera, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan. Keadaan ini menjadi sumber pendapatan kerajaan Sriwijaya dengan diberlakukannya bea cukai bagi kapal-kapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Selain dari bea cukai, penghasilan lain terutama diperoleh dari komoditas ekspor. Komoditas Gambar 8.4 Prasasti Ciaruteun. Sumber: Lukisan sejarah, Indonesia Pada Masa Hindu-Budha ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian. Menurut para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya