Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
Sewaktu tahta kerajaan dipegang oleh Zainal Abidin tahun 1348, Majapahit berhasil menguasai
Samudera Pasai. Dengan demikian, Samudera Pasai berada di bawah kekuasaan Majapahit. Setelah
Majapahit mengalami kehancuran, Samudera Pasai tegak kembali. Tetapi setelah Zainal Abidin, kerajaan
ini tidak terdengar lagi karena telah tergeser oleh Kerajaan Malaka.
Seperti halnya kerajaan Sriwijaya, perekonomian masyarakat Samudera Pasai banyak menggantungkan
pada perdagangan. Posisinya yang berada di jalur perdagangan internasional dimanfaatkan oleh kerajaan ini
untuk kemajuan ekonomi rakyatnya. Banyak pedagang dari berbagai negara berlabuh di Pelabuhan Pasai.
Untuk itu kerajaan ini berusaha menyiapkan bandar- bandar yang dapat digunakan untuk menambah bahan
perbekalan, mengurus perkapalan, mengumpulkan dan menyimpan barang dagangan yang akan dikirim ke
dalam dan luar negeri.
b. Kerajaan Malaka
Seperti halnya kerajaan Samudera Pasai, pertumbuhan Kerajaan Malaka dipengaruhi
oleh ramainya perdagangan internasional yang menghubungkan Asia Barat, Asia Selatan, dan
Asia Timur. Pelabuhan Malaka menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai bangsa
terutama para pedagang Islam.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Parameswara seorang pangeran dari Palembang yang
lari ke Malaka ketika terjadi serangan Majapahit. Ia mendirikan kerajaan Malaka ini sekitar tahun 1400.
Setelah memeluk Islam, ia mengganti namanya dengan nama Muhammad Syah. Muhammad Syah
memerintah di kerajaan Samudera Pasai dari tahun 1400-1414. Setelah wafat, ia kemudian digantikan oleh
Gambar 9.6
Lukisan kota Malaka sebelum jatuh ke tangan Portugis.
Perkembangan Islam di Indonesia
Sultan Iskandar Syah 1414-1424. Selanjutnya raja- raja yang berkuasa di Malaka adalah sebagai berikut,
Sultan Muzaffar Syah 1424-1444, Sultan Mansur syah 1444-1477, Sultan Mahmud Syah 1477-1511.
Kerajaan Malaka pada masa Mahmud Syah mengalami keruntuhan setelah pada tahun 1511
Malaka dikuasai oleh Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque.
c. Kerajaan Aceh
Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511, para pedagang Islam tidak mengakui kekuasaan
Portugis di Malaka. Mereka segera memindahkan jalur perniagaan ke bandar-bandar lainnya di seluruh Nusantara.
Peran Malaka sebagai pusat perdagangan internasional digantikan oleh Aceh selama beberapa abad.
Kerajaan Aceh ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1513. Ia berkuasa dari tahun 1513
sampai 1528. Pengganti Ali Mughayat Syah adalah Sultan Alaudin Riayat Syah yang mengadakan tiga
kali penyerangan kepada Portugis di Malaka pada tahun 1528, 1560, dan 1568. Namun, penyerangan-
penyerangan tersebut mengalami kegagalan. Sultan Aceh yang pernah membawa Aceh pada puncak
kejayaan adalah Sultan Iskandar Muda yang memerintah pada tahun 1607-1636. Berikut ini
beberapa tindakan yang dilakukan Iskandar Muda untuk memperkuat kerajaan Aceh.
1. Memperluas daerah kekuasaan ke Semenanjung Malaka dengan dikuasainya kerajaan Kedah,
Perak, Johor, dan Pahang. Daerah pantai barat dan timur Sumatera dikuasainya sampai ke
Pariaman yang merupakan jalur masuk Islam ke Minaangkabau.
2. Untuk memperlemah kekuasaan Portugis, Iskan- dar Muda membuka kerja sama dengan Belanda
dan Inggris dengan mengijinkan kongsi dagang mereka, yaitu VOC dan EIC untuk membuka
kantor cabangnya di Aceh. 3. Menyerang Portugis di Malaka dan sempat
mengalahkan Portugis di Pulau Bintan pada tahun 1614.
4. Mendirikan Masjid Baiturrahman di pusat ibu- kota kerajaan Aceh.
Pengganti Iskandar Muda adalah Iskandar Thani 1636-1641. Pada masa pemerintahannya ia
lebih memperhatikan penataan dalam negeri, seperti
Gambar 9.7
Mesjid Baiturahman termasuk salah satu peninggalan
Kerajaan Aceh.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
penegakan syari’at Islam dalam masyarakat serta menjalin hubungan dengan daerah taklukan secara
liberal bukan lagi tekanan politik dan militer. Pada masa itu pun hadir beberapa orang ulama terkenal
seperti Hamzah Fansuri. Ulama Islam terkenal lainnya adalah Syekh Nuruddin Ar-Ranairi yang berasal dari
Singkil atau disebut pula Kuala sehingga Ar-Ranairi di sebuat juga Syiah Kuala. Beliaulah yang pertama
kali diangkat sebagai imam besar Mesjid Raya Baiturrahman. Untuk mengabadikan namanya, di
Aceh didirikan sebuah perguruan tinggi negeri yang berna Syiah Kuala, yaitu Universitas Syiah Kuala.
Sepeninggal Iskandar Thani kerajaan Aceh mengalami kemunduran karena beberapa wilayah taklukannya
berupaya memisahkan diri dari pemerintahan pusat serta tak mampu lagi berperan sebagai pusat
perdagangan.
d. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak yang terletak di Jawa Tengah merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Kerajaan Demak ini berdiri pada sekitar abad 15 M oleh Raden Patah putra Raja Majapahit yang
bernama Kertawijaya. Ketika kerajaan Majapahit mengalami kehancuran akibat perang saudara
tahun 1478, Demak bangkit menjadi kerajaan Islam. Selanjutnya kerajaan Demak berkembang menjadi
kerajaan besar, di bawah kepemimpinan Raden Patah 1481-1518. Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang
sudah menganut Islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan Kekuasaan Demak meluas ke Sukadana
Kalimantan Selatan, Palembang, dan Jambi.
Gambar 9.8
Suluk karya Hamzah Pansuri.
Peta 9.3
Wilayah kekuasaan kerajaan Demak.
Demak di bawah pimpinan Adipati Yunus putra Raden Fatah pada tahun 1512 dan 1513 melakukan
penyerangan ke Malaka untuk menggempur kekuasaan Portugis di sana. Karena pernah menyerang ke Malaka
itu, Adipati Yunus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor Pangeran yang pernah menyebrang ke utara.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Sumber: Lukisan Sejarah,