Golongan Sultan dan keluarganya Golongan elite

Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII Pengangkatan pejabat pemerintahan dilakukan oleh raja. Jabatan pemerintahan bisa berasal dari kalangan keluarga raja sendiri atau orang luar bahkan ada yang diangkat dari bangsa asing. Dalam masyarakat Islam, para pedagang memiliki kedudukan penting. Peran padagang ini sangat penting karena mereka sangat menentukan terhadap aktiitas perdagangan kerajaan.

c. Golongan Kyai dan Santri

Masyarakat Islam sangat menghormati orang yang menguasai ilmu agama. Mereka adalah para ulama atau kyai. Biasanya para ulama mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam. Di sana, mereka mendidik ribuan santri dari berbagai penjuru negeri. Para santri tersebut hidup dan bergaul sehari- hari dengan para kyai. Mereka membantu gurunya dalam mengurus pesantren maupun ladang atau sawah yang dimiliki oleh kyainya. Para ulama dan kyai mendapat kedudukan yang terhormat di mata santri-santrinya. Selain itu, sultan pada masa Islam sering menjadikan para ulama atau kyai sebagai penasehatnya dalam pengurusan masalah kemasyarakatan, pemerintahan maupun perang. Sebagai contoh, pada masa kerajaan Demak, ulama ada yang dijadikan sebagai panglima perang.

d. Golongan non elite

Golongan non-elite merupakan golongan rendah, yaitu golongan rakyat banyak. Pada masyarakat Jawa, golongan ini disebut dengan sebutan wong cilik. Petani, nelayan, dan para tukang merupakan bagian dari golongan non-elite. Kehidupan mereka biasanya sangat bergantung kepada golongan elite. Golongan ini merupakan golongan yang jumlahnya paling banyak.

e. G o l o n g a n h a m b a s a h a y a a t a u budak

Hamba sahaya merupakan golongan paling rendah dalam masyarakat Islam. Kehidupan mereka sangat bergantung pada orang lain, kehidupannya tidak bebas dan merdeka. Perkembangan Islam di Indonesia Apakah yang kalian ketahui tentang hasil-hasil peninggalan kebudayaan Islam di Indonesia? Kalau kalian telusuri, adakah sisa-sisa peninggalan yang bercorak Islam di daerahmu? Coba sebutkan apa yang kalian ketahui tentang peninggalan Islam tersebut. Sekarang perhatikan penjelasan berikut yang berhubungan dengan hasil-hasil peninggalan Islam. Apakah jenis peninggalan Islam ini ada di daerahmu? Berikut ini bidang-bidang peninggalan Islam di berbagai bidang yaitu:

a. Seni sastra dan Seni tari

Dalam bidang seni sastra, ketika Sultan Iskandar Muda bertahta di Aceh 1607-1636, penyair Hamzah Fansuri menulis syair-syair yang berisi ajaran tasawuf, yaitu Syarab al-Asyiqin yang lebih dikenal dengan Syair Perahu, dan Asrar al-Ariin. Meskipun judulnya bebahasa Arab, isi naskahnya berbahasa Melayu. Pada zaman pemerintahan Iskandar Tsani 1636-1641, Nuruddin ar-Raniri menulis buku Bustan as-Salatin sebanyak tujuh jilid yang berisikan riwayat para nabi, para khalifah, dan ulama Islam, serta raja-raja di Nusantara bagian barat. Kemudian pada masa Ratu Tajul Alam 1641-1675, ulama besar Syekh Abdurrauf al-Fansuri menerjemahkan Alqulan dengan judul Tarjuman al-Mustaid, dan merupakan tafsir Alquran tertua dalam bahasa Melayu. Di Jawa, Sultan Agung dari Mataram menulis naskah Sastra Gending yang isinya menerangkan hubungan manusia dengan Allah sebagai Sang Pencipta. Kemudian di Makasar, Syekh Yusuf juga menulis buku-buku tasawuf antara lain Safinat an-Najat Bahtera Keselamatan dan Tuhfat ar- Rabbaniyah Kehormatan Tuhan. Di Palembang, ada pemikir bernama Syekh Abdussamad, dari Banten Syekh Nawawi, dan Sykeh Arsyad dari Banjar Kalimantan. Karya-karya mereka menambah perbendaharaan Islam di Indonesia. Sedangkan dalam bidang seni tari, misalnya dari Aceh ada tari seudati artinya orang-orang besar atau tari saman artinya delapan, karena permainan itu asalnya dilakukan oleh delapan nyanyian yang sebenarnya adalah selawat atau pujian kepada nabi. Di Banten terdapat permainan debus dan di daerah Cirebon terdapat upacara sekaten.

D. Hasil-Hasil kebudayaan

Islam