Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
batu besar atau disebut megalithikum. Bangunan megalithikum ini diperkirakan berlangsung sejak
zaman bercocok tanam dan masa perundagian. Adapun bangunan-bangunan batu pada masa
megalithikum antara lain sebagai berikut. a Menhir. Menhir berbentuk tiang atau tugu batu
tunggal yang didirikan untuk menghormati roh nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di
berbagai tempat di Indonesia seperti di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
b Dolmen. Dolmen adalah meja batu yang berkakikan menhir. Dolmen ini berfungsi sebagai
tempat sesaji atau pemujaan kepada roh nenek moyang. Ada pula dolmen yang berfungsi
sebagai peti mayat yang didalamnya terdapat tulang belulang manusia, dan ada yang disertai
dengan benda-benda lainnya seperti periuk, gigi binatang, dan porselen. Benda-benda ini
disertakan sebagai bekal bagi yang meninggal.
c Sarkopagus atau keranda. Bentuknya seperti palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup.
Sarkopagus seperti juga dolmen yang berfungsi sebagai peti mayat, di dalamnya terdapat tulang
belulang manusia bersama bekalnya. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali.
d Kubur batu. Kubur batu berfungsi sebagai peti mayat, hanya beda bentuknya. Kubur batu dibuat
dari lempengan batu yang disusun menjadi peti. Kubur batu antara lain ditemukan di daerah
Kuningan, Jawa Barat dan Gilimanuk, Bali.
e Punden berundak-undak. Bangunan batu ini tersusun secara bertingkat-tingkat. Biasanya pada
punden berundak-undak terdapat menhir. Fungsi bangunan ini sebagai tempat pemujaan. Punden
berundak-undak antara lain ditemukan di Lebak Sibedug daerah Banten Selatan.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Gambar 2.11
Menhir.
Gambar 2.12
Punden berundag-undag.
Sumber: www.pacitan.go.id
Kehidupan Manusia Pada Masa Pra-Aksara di Indonesia
f Waruga, yaitu kubur batu berbentuk kubus atau bulat, dibuat dari batu yang utuh. Waruga
ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Utara. g Arca. Arca-arca megalit menggambarkan
binatang atau manusia. Binatang-binatang yang digambarkan ialah gajah, kerbau, harimau, dan
monyet. Arca-arca seperti ini ditemukan antara lain di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera
Selatan, dan Lampung.
4. Masa Perundagian
Ciri utama zaman ini adalah adanya kemampuan pada masyarakat Indonesia dalam pengelolaan logam.
Barang-barang yang digunakan menggunakan bahan dari logam. Walaupun sudah mengenal logam, tidak
berarti penggunaan barang-barang dari batu tidak digunakan. Masih banyak masyarakat pada zaman
ini menggunakan alat-alat dari batu.
Bahan logam persediaannya masih terbatas. Dengan keterbatasan ini, hanya orang-orang tertentu
saja yang menggunakan logam. Butuh keahlian tertentu untuk mengolah logam. Terbatasnya
penggunaan bahan dari logam, menunjukkan terbentuknya suatu lapisan sosial. Ada kelompok
tertentu yang mampu memiliki bahan dari logam. Karena bahan dan keahlian membuat logam sangat
terbatas, maka untuk memperoleh barang logam tersebut orang harus membelinya. Besar kemungkinan
pada masa perundagian ini orang sudah melakukan perdagangan bahan logam. Dengan perdagangan
barang dari logam ini masyarakat sudah mulai berinteraksi dengan dunia luar.
Barang-barang yang dihasilkan pada masa perundagian ini dengan cara dicetak. Proses
pembuatan logam dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama yang disebut teknik bivolve. Dalam teknik
yang pertama, yaitu dengan cara menggunakan cetakan-cetakan batu yang dapat dipergunakan
berulang kali. Cetakan terdiri atas dua bagian yang diikat. Ke dalam rongga dalam cetakan dituangkan
bijih besi yang sudah cair. Kemudian cetakan itu dibuka setelah logamnya mengering.
Cara kedua yaitu teknik a cire perdue. Proses pencetakan cara ini yaitu dengan membuat model
benda dari lilin. Model benda dari lilin ini kemudian ditutup dengan tanah liat sampai tidak terlihat
bentuknya. Setelah tertutup seluruhnya dengan
Sumber: www.pacitan.go.id
Gambar 2.13
Kubur batu peninggalan zaman megalithikum.
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
menyisakan lubang kecil di ujungnya, tanah liat itu dibakar. Lilin akan mencair dan keluar dari lubang
yang telah dibuat. Karena lilin mencair, tanah liat itu berongga. Bentuk rongga itu akan sama persis dengan
bentuk lilin yang telah cair. Tanah liat yang berongga kemudian diisi dengan cairan logam melalui lobang
kecil. Setelah cairan logam dingin, cetakan tanah liat dipecah. Keluarlah bentuk benda mirip dengan model
benda yang terbuat dari lilin tadi.
Benda-benda yang dihasilkan dari perunggu adalah sebagai berikut.
a Nekara. Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian
tengahnya dan sisi atapnya tertutup. Benda ini memiliki nilai seni yang tinggi, terdapat pola hias
yang beraneka ragam. Pola hiasnya yaitu pola binatang, geometrik, gambar burung, gambar
gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, gambar harimau dan juga gambar manusia. Ada juga
nekara yang tidak diberi hiasan.
Di Indonesia banyak sekali ditemukan Nekara. Pada beberapa tempat, nekara dianggap sebagai
barang suci, misalnya nekara yang ditemukan di Bali, Sumatera, Jawa, Pulau Sangean dekat
Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, Kepulauan Kei, dan Alor. Di Alor banyak ditemukan nekara dengan
bentuk kecil tapi memanjang. Nekara ini disebut moko.
Penemuan nekara dapat menunjukkan adanya hubungan antar wilayah di Indonesia dan
hubungan dengan dunia luar. Nekara dari Selayar dan Kepulauan Kei dihiasi gambar-gambar
binatang seperti gajah, merak, dan harimau. Gambar-gambar itu merupakan binatang yang
tidak ada di wilayah Indonesia bagian timur. Hal itu menunjukkan bahwa nekara itu berasal dari
daerah Indonesia bagian barat atau dari benua Asia.
Di Sangean terdapat nekara yang bergambar orang menunggang kuda beserta pengiringnya
yang memakai pakaian orang Tartar. Gambar ini memberi petunjuk bahwa telah terjadi hubungan
bangsa Indonesia pada saat itu dengan Cina. Jadi sejak zaman peringgu sudah ada hubungan
langsung dengan Cina.
Gambar 2.14
Moko, sejenis nekara yang merupakan peninggalan
masa perundagian.