Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia

Galeri Pengetahuan Sosial 2 80 a. Pembubaran VOC Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri maupun faktor eksternal di luar VOC yang menggerogoti keberadaan VOC. Adapun faktor internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah: 1 Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi. 2 Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan VOC yang sangat luas. Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah: 1 Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. 2 Reaksi penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga. Keadaan yang kian parah dan mengkhawatirkan menyebabkan Belanda mengambil sikap, pada tangal 31 Desemnber 1799 VOC dibubarkan dan pemerintah kolonial di Indonesia mulai dkendalikan langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda. b. Pemerintaham Herman W . Daendels Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795, Belanda diubah namanya menjadi republik Bataaf dan diperintah oleh Louis Napoleon, adik kaisar Napoleon Bonaparte. Di samping itu, pemerintah Prancis mengkhawatirkan keadaan di Pulau Jawa sebagai daerah jajahan Belanda akan direbut oleh Inggris yang saat itu tidak berhasil dikuasai oleh Prancis. Oleh karena itu, pada tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon mengutus Herman W. Daendels ke Pulau Jawa. Pada tanggal 15 Januari 1808 Daendels menerima kekuasaan dari Gubernur Jenderal Weise. Daendels dibebani tugas memperta- hankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, karena Inggis telah menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda. Sebagai gubernur jenderal, langkah-langkah yang ditempuh Daendels, antara lain: 1 Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari berbagai suku bangsa di Indonesia. 2 Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya. 3 Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon. Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat 81 4 Membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang kurang lebih 1.100 km. 5 Membangun benteng-benteng pertahanan. Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut Daendels menerapkan sistem kerja paksa rodi. Selain menerapkan kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut antara lain: 1 Mengadakan penyerahan hasil bumi contingenten. 2 Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pe- merintah Belanda dengan harga murah verplichte leverantie. 3 Melaksanakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban yang dibe- bankan kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi. 4 Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing seperti kepada Han Ti Ko seorang pengusaha Cina. Daendels merupakan penguasa yang disiplin, tegas, dan kejam, sehingga dikenal sebagai gubernur jenderal yang bertangan besi. Ia juga dijuluki Tuan Besar Guntur atau Jenderal Mas Galak. Tindakan Daendels ini di mata orang Belanda sendiri ternyata sangat dibenci. Daendels juga menjual tanah milik negara kepada pengusaha swasta asing, berarti ia telah melanggar undang-undang negara. Hal tersebut mengakibatkan ia dipanggil pulang ke negerinya dan diganti Jenderal Jassens pada tahun 1811. Jassens ternyata berbeda dengan Daendels, ia lemah dan kurang cakap. Pemerintah Jassens mewarisi situasi keamanan dan ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-bayangi ancaman Inggris sewaktu-waktu. Pada bulan Agustus 1811 Inggris mendarat di Batavia dipimpin Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan terhadap Inggris, tetapi tidak berhasil. Akibat serangan Inggris tersebut Belanda menyerah dan akhirnya menandatangani Kapitulasi Tuntang 11 September 1811. Isi Perjanjian Tuntang adalah: 1 Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia Tenggara harus diserahkan kepada Inggris. 2 Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris. 3 Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris. Isi pokok Perjanjian Tuntang tersebut membawa pengaruh langsung bagi bangsa Indonesia, yaitu wilayah Nusantara diserahkan kepada EIC Inggris yang bermarkas di Calcuta In- dia. Akibat Kapitulasi Tuntang tersebut Indonesia jatuh ke tangan Inggris. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 Gambar 5.4 Herman W. Daendels. Galeri Pengetahuan Sosial 2 82 Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19 Oktober 1811. Kebijaksanaan Raffles selama memerintah di Indonesia: a. Di bidang ekonomi Dalam bidang ekonomi, Raffles menetapkan kebijakan berupa: 1 Menghapus segala kebijakan Daendels, seperti contingenten pajakpenyerahan diganti dengan sistem sewa tanah land- rente. 2 Semua tanah dianggap milik negara, maka petani harus membayar pajak sebagai uang sewa. Namun upaya Raffles dalam penerapan sistem pajak tanah mengalami kegagalan karena: 1 Sulit menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah, karena tidak semua rakyat mempunyai tanah yang sama. 2 Sulit menentukan luas sempitnya dan tingkat kesuburan tanah petani. 3 Keterbatasan pegawai-pegawai Raffles. 4 Masyarakat desa belum mengenal sistem uang. b. Di bidang pemerintahan pengadilan dan sosial Dalam bidang ini, Raffles menetapkan kebijakan berupa: 1 Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan termasuk Jogja- karta dan Surakarta. 2 Masing-masing karesidenan mempunyai badan pengadilan. 3 Melarang perdagangan budak. c. Di bidang ilmu pengetahuan Dalam bidang pengetahuan, Raffles menetapkan kebijakan berupa: 1 Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk meng- adakan berbagai penelitian ilmiah di Indonesia. 2 Raffles bersama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut diberinya nama ilmiah Rafflesia Arnoldi. 3 Raffles menulis buku “ History of Java ” dan merintis pem- bangunan Kebun Raya Bogor sebagai kebun biologi yang mengoleksi berbagai jenis tanaman di Indonesia bahkan dari berbagai penjuru dunia. Sumber: Indonesia Heritage, 2002 Gambar 5.5 Nama bunga Rafflesia Arnoldi diambil dari nama Thomas Stanford Raffles dan asistennya Arnoldi. Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat 83 Pemerintahan Raffles tidak berlangsung lama sebab Peme- rintahan Napoleon di Prancis pada tahun 1814 jatuh. Akibat berakhirnya kekuasan Louis Napoleon 1814, maka diadakan Konfe- rensi London. Isi Konferensi London antara lain: 1 Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dahulu direbut Inggris. 2 Penyerahan Indonesia oleh Inggris kepada Belanda berlangsung tahun 1816. 3 Jhon Fendall diberi tugas oleh pemerintah Inggris untuk menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda. Belanda menerima penyerahan Inggris melalui Komisi Jenderal yang terdiri dari 3 orang, yaitu Elaut, Van der Cappelen, dan Buykes. Sejak saat itu terjadi perubahan kekuasaan di Indo- nesia dari tangan Inggris ke tangan Belanda. Belanda menunjuk Van Der Cappelen sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda.

5. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda Johanes Van Den Bosch

Kekosongan keuangan Belanda yang disebabkan oleh perang kemerdekaan dari Belgia maupun perang Diponegoro, mendorong Belanda untuk menciptakan suatu sistem yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bidang ekonomikeuangan bagi Belanda. Pada masa kepemimpinan Johanes Van Den Bosch Belanda memper- kenalkan culturstelsel atau caltivitaion system tanam paksa. Sistem tanan paksa pertama kali diperkenalkan di Jawa dan dikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa. a. Aturan sistem tanam paksa 1 Setiap penduduk wajib menyerahkan seperlima dari lahan garapannya untuk ditanami tanaman wajib yang berkualitas ekspor. 2 Tanah yang disediakan untuk tanah wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah. 3 Hasil panen tanaman wajib harus diserahkan kepada pemerintah kolonial. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat. 4 Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib tidak boleh melebihi tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menanam padi atau kurang lebih 3 bulan. 5 Mereka yang tidak memiliki tanah, wajib bekerja selama 66 hari atau seperlima tahun di perkebunan pemerintah. Ajang Curah Pendapat Untuk menambah pengetahuan kalian, bersama kelompok kalian lakukanlah studi pustaka guna menggali informasi mengenai la- tar belakang jatuhnya pemerintahan Napo- leon, sehingga meme- ngaruhi pemerintahan kolonial Inggris di Indonesia. Galeri Pengetahuan Sosial 2 84 6 Jika terjadi kerusakan atau kegagalan panen menjadi tanggung jawab pemerintah jika bukan akibat kesalahan petani. 7 Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada kepala desa. b. Pelaksanaan tanam paksa Dalam kenyataannya, pelaksanaan cultur stelsel banyak terjadi penyimpangan, karena berorientasi pada kepentingan imperialis, di antaranya: 1 Jatah tanah untuk tanaman ekspor melebihi seperlima tanah garapan, apalagi tanahnya subur. 2 Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktunya untuk tanaman ekspor, sehingga banyak tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang sendiri. 3 Rakyat tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi 15 tahun. 4 Waktu pelaksanaan tanaman ternyata melebihi waktu tanam padi tiga bulan sebab tanaman-tanaman perke- bunan memerlukan perawatan yang terus-menerus. 5 Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikem- balikan kepada rakyat. 6 Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung jawab rakyatpetani. c. Akibat tanam paksa 1 Bagi Belanda Bagi Belanda tanam paksa membawa keuntungan melimpah, di antaranya: a Kas Belanda menjadi surplus berlebihan. b Belanda bebas dari kesulitan keuangan. 2 Bagi Indonesia Akibat adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tanam paksa, maka membawa akibat yang memberatkan rakyat Indonesia, yaitu: a Banyak tanah yang terbengkalai, sehingga panen gagal. b Rakyat makin menderita. c Wabah penyakit merajalela. d Bahaya kelaparan yang melanda Cirebon memaksa rakyat mengungsi ke daerah lain untuk menyelamatkan diri. Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat 85 e Kelaparan hebat di Grobogan, sehingga banyak yang mengalami kematian dan menyebabkan jumlah penduduk menurun tajam. d. Penentangan tanam paksa Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia ternyata mengakibatkan aksi penentangan. Orang yang menentang tanam paksa terdiri dari: 1 Golongan pendeta Golongan ini menentang atas dasar kemanusiaan. Adapun tokoh yang mempelopori penentangan ini adalah Baron Van Hovel. 2 Golongan liberal Golongan liberal terdiri dari pengusaha dan pedagang, di antaranya: a Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli yang menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul Max Havelaar . b Frans Van de Pute dengan mengarang buku berjudul Suiker Constracten Kontrak Kerja. e. Penghapusan pelaksanaan tanam paksa secara bertahap Di Sumatra Barat ,sistem tanam paksa dimulai sejak tahun 1847, ketika penduduk yang telah lama menanam kopi secara bebas dipaksa untuk menanam kopi untuk diserahkan kepada pemerintah kolonial. Begitu juga di Jawa, pelaksanaan sistem tanam paksa ini dilakukan melalui jaringan birokrasi lokal. Berkat adanya kecaman dari berbagai pihak, akhirnya pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap: 1 Tahun 1860 tanam paksa lada dihapus. 2 Tahun 1865 tanam paksa nila dan teh dihapus. 3 Tahun 1870 tanam paksa semua jenis tanaman, dihapus kecuali kopi di Priangan. Selain di Pulau Jawa, kebijaksanaan yang hampir sama juga dilaksanakan di tempat lain seperti Sumatra Barat, Minahasa, Lampung, dan Palembang. Kopi merupakan tanaman utama di dua tempat pertama. Adapun lada merupakan tanaman utama di dua wilayah yang kedua. Di Minahasa, kebijakan yang sama kemudian juga berlaku pada tanaman kelapa. Serasi Serba-serbi Sosial Edward Douwes Dek- ker mengajukan tun- tutan kepada pemerin- tah kolonial Belanda untuk lebih memerha- tikan kehidupan bang- sa Indonesia. Karena kejayaan negeri Belan- da itu merupakan hasil tetesan keringat rakyat Indonesia. Dia mengu- sulkan langkah-lang- kah untuk membalas budi baik bangsa Indonesia. Langkah- langkah tersebut adalah sebagai berikut. a. Pendidikan edu- kasi. b. Membangun salur- an pengairan irigasi. c. Memindahkan pen- duduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya imi- grasitransmigrasi