Pembentukan Komite Nasional Indonesia

Galeri Pengetahuan Sosial 2 212 Untuk menghilangkan kesimpangsiuran, Markas Besar TKR pada tanggal 6 Desember 1945 mengeluarkan sebuah maklumat. Isi maklumat itu menyatakan bahwa selain tentara resmi TKR juga dibolehkan adanya laskar, sebab hak dan kewajiban memper- tahankan negara bukanlah monopoli tentara. Pada tanggal 18 Desember 1945 pemerintah mengangkat Kolonel Soedirman sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal. Adapun sebagai Kepala Staf Umum TKR dipegang oleh Mayor Oerip Soemoharjo. Adapun perkembangan Tentara Keamanan Rakyat adalah sebagai berikut. a. Pada tanggal 7 Januari 1946, pemerintah mengubah nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian Kementerian Keamanan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia. b. Tanggal 24 Januari 1945, Tentara Keselamatan Rakyat TKR berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia TRI. Pergantian nama itu dilatarbelakangi oleh upaya mendirikan tentara kebangsaan yang percaya pada kekuatan sendiri. c. Pada tanggal 5 Mei 1947, presiden mengeluarkan dekret guna membentuk suatu panitia yang ia pimpin sendiri dengan nama Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional Indonesia. Panitia tersebut beranggotakan 21 orang dari berbagai pimpinan laskar yang paling berpengaruh. Pada tanggal 3 Juni 1947 keluar sebuah penetapan yang menyatakan bahwa TRI berganti nama menjadi Tentara Nasional Indonesia TNI. Pergantian nama itu dilatarbelakangi oleh upaya mereorganisasi tentara kebang- saan yang benar-benar profesional.

4. Dukungan Daerah terhadap Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dukungan terhadap proklamasi pembentukan negara dan pemerintah Republik Indonesia, antara lain datang dari daerah berikut. a. Keraton Kasultanan Jogjakarta Pada tanggal 29 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari Jogjakarta mengirimkan telegram ke Jakarta yang isinya menyatakan bahwa Kasultanan Jogjakarta sanggup berdiri di belakang pimpinan Soekarno-Hatta. Pada tanggal 5 September 1945 dukungan itu dipertegas dengan pengumuman Amanat Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Aktivitas M andiri Untuk menambah pe- mahaman dan pengeta- huan kalian, lakukanlah studi pustaka mengenai perkembangan TNI dari masa ke masa, semen- jak Indonesia merdeka sampai sekarang. Tulislah hasilnya di buku tugas kalian dan presentasikan di depan kelas. Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 213 Gelora kemerdekaan Indonesia yang telah menyebar ke mana- mana mendorong para pemuda, khususnya Sumatra Timur untuk bergerak. Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi menyebabkan para pemuda bergerak dari Jalan Jakarta No. 6 Medan di bawah pimpinan A. Tahir, Abdul Malik Munir, M.K. Yusni mendukung pemerintah Republik Indonesia yang telah berdiri. Melihat dukungan rakyat yang demikian besar dan tanpa kenal takut, pada tanggal 3 Oktober 1945 Teuku Mohammad Hassan selaku gubernur dengan resmi mengumumkan dimulainya pemerintahan Republik Indonesia di Sumatra dengan Medan sebagai ibu kota provinsinya. Penduduk Bukittinggi pun tidak ketinggalan mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tanggal 29 September 1945 bendera Merah Putih telah berkibar di Bukittinggi. Sejak saat itulah bendera Merah Putih berkibar di daerah-daerah di Sumatra. c. Sulawesi Utara mendukung pemerintah Republik Indone- sia Pada tanggal 14 Februari 1945 para Pemuda Sulawesi Utara di bawah pimpinan Ch. Taulu mengadakan pemberontakan untuk mendirikan RI di Sulawesi Utara. Awalnya, pemberontakan itu muncul di Manado yang kemudian menyebar ke Tondano, Bitung, dan Bolang Mongondow. Perlawanan terhadap Belanda NICA mendapat dukungan dari rakyat, karena rakyat sudah anti terhadap penjajah dan mendukung berdirinya negara Republik Indonesia.

5. Pembentukan Lembaga Pemerinta han di Seluruh Daerah di Indonesia

Bentuk pemerintah daerah di Indonesia diatur dalam Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 18 sebelum diamandemen yang berbunyi: Pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar musyawarah dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istime- wa. Hal ini berarti daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi dan setiap daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Di daerah-daerah yang bersifat otonom atau dae- rah administrasi, semua menurut aturan yang akan ditetapkan de- ngan undang-undang dan akan diadakan badan perwakilan daerah. Berbagai kegiatan yang dilakukan di daerah antara lain: a. Pada awal September 1945, pemerintah Republik Indonesia Provinsi Sulawesi terbentuk. Dr. G.S.S.J. Ratulangi dilantik Galeri Pengetahuan Sosial 2 214 M aestro Sosial Ir. Soekarno dikenal pandai berpidato dan menguasai beberapa bahasa asing, sehingga dijuluki sebagai “ Singa Podium” . Ir. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 6 Juni 1901. Jenjang pendidikannya dimulai dari Indische School IS di Tulungagung. Setelah lulus melanjutkan pendidikannya di Europesche Lagene School ELS Mojokerto, Jawa Timur; Hogene Burger School HBS Surabaya; dan Technische Hogere School THS, sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung ITB, di Bandung, Jawa Barat, dan memperoleh gelar Insinyur. 2. Drs. Mohammad Hatta 1902–1980 adalah wakil presiden pertama RI 1945– 1957 dan sebagai bapak koperasi Indo- 1. Ir. Soekarno 1901–1970 adalah presiden Republik Indonesia RI pertama dan pah- lawan proklamator. Beliau menjadi presiden RI sejak tahun 1945 sampai 1967. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar , 2005 1 2 sebagai gubernur Sulawesi dan mulai menjalankan roda pemerintahan. b. Di Medan, pada tanggal 30 September 1945 para pemuda dipimpin oleh Sugondo Kartoprojo membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Gubernur Sumatra, Teuku Mohamad Hassan juga segera membentuk pemerintah daerah di wilayah Sumatra. c. Di Banjarmasin, pada tanggal 10 Oktober 1945 rakyat melakukan rapat umum untuk meresmikan berdirinya pemerintah Republik Indonesia Daerah Kalimantan Timur. Pada tanggal 1 Januari 1946 di Pangkalan Bun, Sampit, dan Kota Waringin diresmikan berdirinya pemerintahan Republik Indonesia dan Tentara Republik Indonesia. Selain daerah-daerah tersebut di atas, daerah lain juga mengikuti langkah-langkah yang diinstruksikan oleh pemerintah pusat untuk segera menjalankan pemerintahan di daerah di bawah pimpinan para gubernur masing-masing. Sesuai dengan keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 bahwa tugas presiden dibantu oleh Komite Nasional, maka di daerah-daerah tugas gubernur kepala daerah juga dibantu oleh Komite Nasional di Daerah. Pembentukan Komite Nasional Indo- nesia Daerah yang ada di tiap-tiap provinsi merupakan lembaga yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebelum diadakan pemilihan umum. Dengan terbentuknya pemerintahan di daerah yang dibantu oleh Komite Nasional di daerah diharapkan roda pemerintahan dapat berjalan, baik di tingkat pusat maupun di daerah.