Judi Bse ips kelas 8 1

Galeri Pengetahuan Sosial 2 130 AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndr ome adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh akibat infeksi human immunodeficiency virus HIV. Tubuh yang terserang AIDS akan rentan terhadap infeksi penyakit, sehingga mengaki- batkan kematian. Saat ini, AIDS telah tersebar luas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Virus HIV tersebar melalui pertukaran cairan tubuh, seperti darah, sekreta dari alat kelamin cairan semen dan cairan vagina, dan air susu. Oleh sebab itu, HIV menular lewat hubungan seksual dengan penderita HIV baik melalui anus atau vagina, kontak melalui darah dan produk-produk darah misalnya serum, serta kegiatan menyusui dari ibu penderita HIV kepada anak yang disusuinya. Meskipun HIV juga terdapat dalam air ludah dan urin, namun virus ini tidak cukup kuat untuk menyebabkan infeksi. Kontak biasa dengan orang yang terinfeksi HIV, seperti mengobrol, bersalaman, makan bersama, dan berenang, tidak akan menularkan HIV. Selain menimbulkan gejala influenza, seperti demam, pusing, dan hidung tersumbat, seseorang yang terinfeksi HIV juga mengalami beberapa gejala, seperti batuk, penurunan berat badan, pembesaran kelenjar getah bening, gangguan penglihatan, serta gangguan saraf dan otak. Para pecandu narkoba yang terinfeksi HIV sering mengalami gejala tambahan, seperti penyakit kuning, sesak napas, dan jantung berdebar-debar. Apabila jumlah sel turun sampai di bawah 200 sel per mikroliter darah, orang yang terinfeksi HIV akan mengalami gejala-gejala infeksi oporturiistik dan kanker, seperti pneumonia pneumosistis infeksi paru-paru, sitomega- lovirus, herpes, serta kanker sarkoma kaposi kanker pembuluh darah dan kanker leher rahim.

5. PSK

Pekerja sex komersial PSK merupakan salah satu bentuk penyakit sosial yang tertua di dunia. Kegiatan PSK yang disebut sebagai prostitusi telah dikenal sejak zaman Romawi Kuno. Meskipun upaya pemberantasan terus-menerus dilakukan, tetapi praktik prostitusi tetap saja marak di masyarakat, baik yang berlangsung secara terang-terangan maupun secara terselubung dengan berkedok dan membaur dalam kegiatan sosial lainnya. Pada umumnya kegiatan prostitusi berlatar belakang pada faktor kesulitan ekonomi. Namun secara psikologis, prostitusi merupakan bentuk kelainan mental yang hanya dapat berhenti atas kesadaran pelaku semata. Oleh karena itu, meskipun pelaku prostitusi dijaring, dibina, dan diberi aneka keterampilan agar bekerja secara sewajarnya, namun tetap saja ia akan kembali menekuni prostitusi sebagai pilihan hidupnya apa pun risikonya. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 Gambar 7.2 Pita lambang gerakan peduli AIDS. Aktivitas M andiri Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman kalian, carilah data dari internet berapakah pengidap penyakit HIV AIDS di dunia dan di Indonesia dari tahun ke tahun. Buatlah grafik yang menunjukkan perbandingan perkembangan penderita penyakit HIV AIDS di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Presentasikan hasilnya dalam diskusi kelas. Penyakit Sosial 131 Melalui prostitusi inilah akan berkembang subur penyakit- penyakit sosial lainnya, sehingga terciptalah mata rantai yang tidak terputus, bahkan saling terkait misalnya antara prostitusi dengan miras, penyalahgunaan narkoba, perjudian, dan proses penularan penyakit HIVAIDS.

6. Kenakalan Remaja

Usia remaja erat kaitannya dengan perubahan sikap dan pola perilaku pada diri seseorang. Suatu hal yang alamiah bahwa dunia remaja selalu diwarnai dengan perilaku-perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma yang telah diserapnya, karena keinginannya untuk menemukan jati diri dan adanya dorongan untuk tidak mau dikendalikan oleh orang lain. Dalam kondisi alamiah inilah peran orang tua sebagai penanggung jawab mengenai perilaku anak-anak sangat diharapkan. Kecenderungan remaja terikat dengan ling- kungan sosial sebayanya memudahkan remaja terbawa arus lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua wajib mengenali secara benar siapa saja teman sebaya anaknya yang sedang memasuki masa remaja. Kenakalan remaja merupakan bentuk aktivitas sekelompok remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sesuai dengan sifat remaja yang sedang mengalami per- tumbuhan dan perkembangan emosi, perilaku mereka mencer- minkan gejolak emosi tanpa mempedulikan lingkungannya. Misalnya kebut-kebutan, membikin keonarankeributan, dan selalu melakukan aktivitas-aktivitas untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang sangat besar. Mudahnya remaja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, miras, merokok bahkan tindak kejahatan merupakan bentuk perilaku menyimpang yang selalu berawal dari iseng atau coba-coba yang membuatnya mudah terjerumus ke perilaku menyimpang. Seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang selalu berganti generasi, maka gejala kenakalan remaja pun selalu ada dalam kehidupan masyarakat dengan berbagai bentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

C. HUBUNGAN PENYAKIT SOSIAL DENGAN PENYIMPANGAN SOSIAL DALAM KELUARGA

DAN M ASYARAKAT Seperti halnya tubuh yang terserang penyakit, demikian halnya dengan terjangkitnya penyakit sosial di tengah kehidupan masyarakat berlangsung sangat tergantung dari sikap pertahanan masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Sumber: E nsiklopedi U mum untuk Pelajar, 2005 Gambar 7.3 Internet merupakan produk teknologi bagaikan pisau bermata dua yang bisa memajukan kecerdasan generasi muda sekaligus menghancurkan moral, karena sering dimanfaatkan para remaja untuk mengakses info-info dan nilai-nilai menyimpang. Galeri Pengetahuan Sosial 2 132 Perilaku menyimpang secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam intrinsik dan faktor dari luar ekstrinsik. a. Faktor d ari d alam intrinsik 1 Intelegensi Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuai- kan diri di masyarakat. Akibatnya terjadi penyimpangan- penyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap kasar, tidak bisa berpikir logis. Contohnya, ada kecenderungan dalam kehidupan sehari, anak-anak yang memiliki nilai jelek akan merasa dirinya bodoh. Ia akan merasa minder dan putus asa. Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti menyontek. 2 Jenis kelamin Perilaku menyimpang dapat juga diakibatkan karena perbedaan jenis kelamin. Anak laki-laki biasanya cenderung sok berkuasa dan menganggap remeh pada anak perempuan. Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan, jika terdapat satu anak laki-laki biasanya minta diistimewakan, ingin dimanja. 3 Umur Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala tindakannya. Namun demikian, kadang kita jumpai penyimpangan- penyimpangan yang dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut, sikapnya seperti anak kecil, manja, minta diistimewakan oleh anak-anaknya. 4 Kedudukan dalam kelu arga Dalam keluarga yang terdiri atas beberapa anak, sering kali anak tertua merasa dirinya paling berkuasa dibandingkan dengan anak kedua atau ketiga. Anak bungsu mempunyai sifat ingin dimanjakan oleh kakak-kakaknya maupun orang tuanya. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 Gambar 7.4 Jalinan hubungan yang akrab antara orang tua dan anak sangat diperlukan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan rohaniah bagi anak.