Sifat-sifat Penyimpangan Bse ips kelas 8 1

Galeri Pengetahuan Sosial 2 144 sesuai dengan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Misalnya anak dari keluarga broken home yang tumbuh menjadi anak nakal. h. Adanya ikatan sosial yang be rlainan Seseorang yang bermasyarakat dengan kelompok-kelompok akan cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang paling ia hargai dan akan lebih senang bergaul dengan kelompoknya saja daripada dengan kelompok lainnya.Jika kelompok yang ia ikuti ternyata menyimpang, maka ia pun akan menjadi pelaku penyim- pangan sosial. i. Akibat pr oses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang Nilai subkebudayaan menyimpang adalah kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang umum. Misalnya dalam lingkungan kelompok penjudi, berjudi dianggap sebagai hal yang wajar. j. Akibat kegagalan dalam pr oses sosialisasi Proses sosialisasi dikatakan tidak berhasil apabila individu tersebut tidak mampu mendalami norma-norma masyarakat. Misalnya jika keluarga tidak berhasil mendidik para anggotanya, maka yang terjadi adalah penyimpangan perilaku. k. Sikap mental yang tidak sehat Adanya sikap mental yang tidak sehat menyebabkan pelaku menyimpang tidak merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan. Misalnya yang dialami oleh orang yang menjadi PSK.

5. Teori-teori Penyimpangan Sosial

Teori-teori yang menguraikan tentang penyebab terjadinya perilaku menyimpang menurut pendapat para ahli sosiologi antara lain: a. Teori Pergaulan Berbeda teori differ ential association, oleh Edwin H. Sutherland E. H. Sutherland mengemukakan bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Misalnya menjadi pemakai narkoba karena bergaul dengan pecandu narkoba. b. Teori Labelling pemberian julukan, oleh Edwin M. Lemert E. M. Lemert mengemukakan bahwa seseorang telah melakukan penyimpangan pada tahap primer, tetapi masyarakat kemudian menjuluki sebagai pelaku menyimpang, sehingga pelaku meneruskan perilaku menyimpangnya dengan alasan kepalang basah. Misalnya seorang yang baru mencuri pertama kali lalu masyarakat menjulukinya sebagai pencuri, meskipun ia sebenarnya Penyimpangan Sosial dan Upaya Pencegahan 145 sudah tidak lagi mencuri, akibatnya karena selalu dijuluki pencuri, maka ia pun terus melakukan penyimpangannya. c. Teori Fungsi, oleh Emile Durkheim Emile Durkheim mengemukakan bahwa tercapainya kesa- daran moral dari semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Ia menegaskan bahwa kejahatan itu akan selalu ada, sebab orang yang berwatak jahat pun akan selalu ada. Menurut Emile Durkheim kejahatan diperlukan agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal. d. Teori Merton, oleh Robert K. Merton R. K. Merton mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu. Berdasarkan pendapat Robert K. Merton ada 5 lima tipe adaptasi yang termasuk penyimpangan sosial, yaitu ritualisme, re- bellion, retreatisme, dan inovasi. 1 Inovasi, yaitu perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat dengan melakukan tindak kriminal. 2 Ritualisme, yaitu perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya, namun masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah digariskan masyarakat. 3 Pengunduranpengasingan diri retreatisme, yaitu mening- galkan baik tujuan konvensional maupun cara pencapaian yang konvensional sebagaimana dilakukan oleh para pelaku penyim- pangan sosial. 4 Pemberontakan rebellion, yaitu penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai upaya untuk melem- bagakan tujuan dan cara baru. 5 Konformitas, yaitu perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut.

6. Media Pembentukan Perilaku Menyimpang

Terbentuknya perilaku menyimpang karena adanya media pencetus yang dapat mendorong terbentuknya kepribadian yang menyimpang tersebut. Adapun media pembentukan perilaku menyimpang antara lain: a. Keluarga Keluarga yang selalu cek-cok dan tidak harmonis menyebab- kan keluarga gagal dalam mensosialisasikan nilai-nilai yang baik kepada anak, sehingga pada anak dapat terbentuk perilaku me- nyimpang. Galeri Pengetahuan Sosial 2 146 Kelompok bermain dapat memengaruhi terbentuknya kepribadian seseorang. Pergaulan dengan anak yang suka mem- bolos dan membuat keonaran akan berpengaruh terhadap teman lainnya. c. Media massa Media massa merupakan media sosialisasi yang dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Banyak pelaku menyimpang yang disebabkan karena pengaruh media massa, baik dari bacaan maupun dari tayangan media elektronik. d. Lingkungan tempat tinggal Seorang individu yang tinggal di lingkungan kumuh dengan berbagai bentuk perilaku menyimpang ada dan terjadi di sekitarnya menyebabkan ia akan tumbuh menjadi orang yang berkepribadian menyimpang.

B. UPAYA PENCEGAHAN PENYIMP ANGAN SOSIAL

Ada pepatah yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Demikian halnya dalam menghadapi begitu banyaknya kasus penyimpangan sosial yang terjadi di tengah masyarakat, perlu adanya upaya pencegahan semenjak dini. Kenyataan menunjukkan bahwa tindakan represif petugas penertiban kepada para pelaku penyimpangan sosial yang meresahkan masyarakat ternyata tidak membuat para pelaku penyimpangan sosial jera. Ibaratnya patah tumbuh hilang berganti, satu diberantas yang lainnya bermunculan.

1. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga

Keluarga merupakan tempat awal seseorang menyerap nilai- nlai dan norma-norma sosial. Melalui keluargalah kepribadian seseorang terbentuk. Segala bentuk perilaku yang dilakukan seseorang erat kaitannya dengan sikap mental kepribadiannya. Keluarga sebagai peletak dasar terbentuknya kepribadian seseorang sangat berperan besar dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi usaha pencegahan terhadap segala bentuk perilaku menyim- pang. Adapun bentuk-bentuk upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga antara lain: a. Melalui penanaman nilai-nilai dan norma agama Setiap orang tua memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan agama dan keyakinan yang ia anut. Oleh karena itu, orang tua memiliki kewajiban mengarahkan Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 Gambar 8.1 Banyak koruptor yang ditangkap dan disidangkan, namun tidak membuat kasus korupsi berhenti. Bahkan Indonesia termasuk negara yang menduduki peringkat atas dalam kasus korupsi di dunia.