5. DISTRIBUSI KLOROFIL-A
5.1. Pola Umum Sebaran Klorofil-a
Dari nilai standar deviasi citra klorofil-a, terlihat adanya perbedaan pola dan nilai sebaran klorofil-a antara fase IODM positif, negatif dan normal Gambar
71. Adapun besaran nilai sebaran rata-rata tahunan dan standar deviasi klorofil-a berdasarkan fase IODM di perairan barat Sumatera dan selatan Jawa Barat
ditampilkan pada Tabel 12. Fase IODM positif kuat tahun 1997 in-phase El-Nino kuat merupakan
tahun dengan nilai sebaran klorofil-a yang paling tinggi simpangannya pada citra ditandai dengan massa air berwarna hijau-kuning di sepanjang perairan pesisir
barat Sumatera dan selatan Jawa Barat. Menandakan pada tahun tersebut terjadi pengkayaan nilai sebaran klorofil-a lebih tinggi dibandingkan normalnya.
Simpangan nilai sebaran klorofil-a yang lebih tinggi dari normalnya pada tahun 1997, terlihat menyebar ke arah utara mencapai perairan Sibolga dan ke arah barat
mencapai perairan Kepulauan Mentawai. Hal yang sama namun dengan intensitasnya lebih rendah terlihat pada citra tahun 2006 IODM positif kuat in-
phase El-Nino lemah. Massa air dengan simpangan klorofil-a lebih tinggi dari normalnya pada tahun 2006 di perairan barat Sumatera ke arah utara tidak
menyebar jauh, hanya terlihat di perairan barat LampungBengkulu. Selain fase IODM positif kuat 1997 dan 2006, pada fase IODM Positif
lemah in-phase ENSO normal 2003 dan in-phase La-Nina lemah tahun 2007, citra standar deviasi juga mengindikasikan simpangan nilai sebaran klorofil-a dengan
nilai standar deviasi lebih tinggi, namun jika dibandingkan dengan fase IODM positif kuat 1997 dan 2006 intensitasnya jauh lebih rendah. Simpangan baku nilai
sebaran klorofil-a juga terlihat relatif tinggi fase IODM negatif, yaitu tahun 1998 IODM negatif sedang in-phase La-Nina sedang, namun polanya terlihat berbeda
jika dibandingkan dengan pola pada fase IODM positif. Hal ini mengindikasikan sumber pengkayaan klorofil-a antara fase IODM positif dengan fase IODM
negatif berbeda.
1997 1998
1999 2000
2001 2002
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
Klorofil-a mgm
3
2005 2006
2007
Gambar 71. Citra standar deviasi klorofil-a tahunan 1997-2007
Tabel 12. Nilai sebaran rata-rata tahunan dan standar deviasi klorofil-a di perairan barat Sumatera dan selatan Jawa Barat 1997-2009 berdasarkan fase IODM berikut asosiasinya dengan ENSO
Re rata Sta. De v Re rata
Sta. De v Re rata Sta. De v Re rata Sta. De v Re rata Sta. De v
El-Nino kuat 1997
0,312 0,075
0,499 0,235
0,532 0,178
0,758 0,357
0,383 0,150
El-Nino lemah 2006
0,293 0,109
0,243 0,075
0,249 0,076
0,250 0,116
0,195 0,093
El-Nino lemah 2002
0,285 0,081
0,267 0,075
0,233 0,075
0,187 0,058
0,133 0,037
Normal 2003
0,300 0,119
0,279 0,073
0,262 0,082
0,190 0,069
0,143 0,059
La-Nina lemah 2007
0,297 0,077
0,266 0,110
0,267 0,118
0,208 0,099
0,159 0,075
Normal 2008
0,278 0,082
0,247 0,088
0,245 0,100
0,188 0,082
0,154 0,060
La-Nina sedang 1998
0,317 0,080
0,295 0,087
0,259 0,074
0,197 0,063
0,135 0,024
Normal 2005
0,283 0,086
0,307 0,110
0,260 0,066
0,193 0,047
0,128 0,035
La-Nina sedang 1999
0,300 0,062
0,255 0,061
0,241 0,076
0,192 0,064
0,159 0,063
La-Nina lemah 2000
0,287 0,068
0,256 0,076
0,222 0,104
0,175 0,070
0,136 0,042
Normal 2001
0,274 0,071
0,265 0,077
0,231 0,063
0,168 0,047
0,129 0,034
El-Nino lemah 2004
0,294 0,104
0,286 0,127
0,253 0,099
0,193 0,083
0,133 0,046
El-Nino lemah 2009
0,401 0,110
0,202 0,087
0,173 0,080
0,166 0,065
0,079 0,006
SELATAN JAWA BARAT
C FASE
INTENSITAS ACEH
SIBOLGA IODM
asosiasi de ngan ENSO TAHUN BARAT SUMATERA mgm
3
NORMAL -
in-phase
SUMBAR BENGKULU
POSITIF
Kuat in-phase
Lemah in-phase
NEGATIF
Sedang in-phase
107