IODM Normal Distribusi Vertikal Suhu dan Salinitas In-situ

5.2. Distribusi Spasial

Nilai sebaran klorofil-a yang umum ditemukan sepanjang waktu di perairan barat Sumatera dan selatan Jawa Barat didominansi oleh massa air dengan nilai sebaran klorofil-a rendah yaitu 0,2 mgm 3 , sebagaimana karakteristik umum perairan samudera. Pada citra SSC massa air klorofil-a rendah direpresentasikan sebagai massa air berwarna biru biru muda-biru tua. Pada saat-saat tertentu, di perairan ini terjadi pengkayaan nilai sebaran klorofil-a, ditandai dengan munculnya massa air dengan nilai sebaran klorofil-a ≥ 0,2 mgm 3 . Pada citra SSC massa air pengkayaan klorofil-a ini ditampilkan sebagai massa air berwarna hijau-kuning-merah semakin merah nilai sebaran klorofil-a semakin tinggi. Keberadaan massa air pengkayaan klorofil-a umumnya terkonsentrasi di perairan pantai di lokasi mana terjadinya upwelling. Jika intensitas pengkayaannya tinggi, sebaran massa air pengkayaan klorofil-a meluas sampai ke arah tengah perairan samudera. Massa air dengan sebaran klorofil-a rendah umumnya ditemukan pada awal tahun yaitu akhir musim barat Januari-Februari dan yang terendah terjadi pada musim peralihan I Maret-April-Mei. Pengkayaan klorofil-a umumnya terjadi pada musim timur Juni-Juli-Agustus dimana terjadi upwelling dan berlanjut pada musim peralihan II September-Oktober sebagai puncaknya. Pada akhir musim peralihan II November, seiring melemahnya upwelling, terjadi penurunan nilai sebaran klorofil-a dan kemudian menurun drastis ketika upwelling menghilang saat memasuki musim barat Desember. Pengkayaan klorofil-a yang terjadi pada musim timur saat berlangsungnya proses upwelling, merupakan respon dari pengkayaan nutrien yang terbawa oleh transpor massa air dari lapisan dalam ke permukaan. Intensitas pengkayaan klorofil-a meningkat tajam saat berlangsungnya event IODM akibat meningkatnya intensitas upwelling ditandai meluasannya massa air upwelling dengan nilai sebaran SPL rendah. Berdasarkan nilai sebaran SPL, upwelling dengan intensitas tinggi terjadi pada fase IODM positif kuat 1994, 1997 dan 2006. Disusul kemudian fase IODM positif lemah 2002, 2003, 2007 dan 2008, serta fase IODM normal 1995, 1999, 2000, 2004 dan 2009 Fase IODM normal berasosiasi dengan ENSO normal 2001 tidak terjadi upwelling. Upwelling juga tidak terjadi pada fase IODM negatif 1996, 1998 dan 2005, pada saat ini massa air di lokasi umumnya terjadi upwelling fase IODM positif dan normal SPL-nya lebih tinggi.

5.2.1. Fase IODM Positif

Positif kuat Tahun 1997 merupakan fase IODM positif kuat berasosiasi dengan El Niño kuat, memberikan dampak luar biasa pengkayaan klorofil-a, terkait intensifnya upwelling pada saat itu Gambar 73. Dampak yang lebih rendah terhadap pengkayaan klorofil-a terlihat tahun 2006 saat berlangsungnya fase IODM negatif kuat berasosiasi dengan El Niño lemah Gambar 74. SEP OCT NOV DEC 1997 SEP OCT NOV DEC Klorofil-a mgm 3 Gambar 73.Citra SSC fase IODM Positif kuat berasosiasi El Niño kuat 1997 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2006 Klorofil-a mgm 3 Gambar 74. Citra SSC fase IODM Positif kuat berasosiasi El Niño lemah 2006 Massa air pengkayaan klorofil-a fase IODM positif kuat berasosiasi dengan El Niño kuat 1997 tersebar luas, jauh lebih luas dibandingkan dengan fase IODM positif kuat berasosiasi dengan El Niño lemah 2006. Massa air pengkayaan klorofil-a dengan nilai sebaran lebih tinggi terkonsentrasi di perairan pantai pada lokasi pusat upwelling, sementara massa air pengkayaan klorofil-a dengan nilai sebaran lebih rendah meluas ke perairan samudera, mendesak massa air klorofil-a rendah ke arah barat. Melihat luasan dan nilai sebarannya, puncak pengkayaan klorofil-a tahun 1997 terjadi pada Oktober-November, sementara tahun 2006 terjadi bulan September-Oktober. Positif lemah Saat berlangsung fase IODM positif lemah 2002, 2003, 2007 dan 2008, pengkayaan klorofil-a juga terlihat jelas, namun intensitasnya jauh lebih rendah Gambar 75, 76, 77, dan 78. Fase IODM positif lemah berasosiasi dengan La Niña lemah 2007, intensitas pengkayaan klorofil-a lebih tinggi dibandingkan fase IODM positif lemah berasosiasi El Niño lemah 2002 maupun berasosiasi dengan ENSO normal 2003 dan 2008. Terdapat perbedaan periode terjadinya puncak pengkayaan klorofil-a pada fase IODM positif lemah. Puncak pengkayaan klorofil-a tahun 2002 dan 2007 terjadi bulan Oktober, sementara tahun 2003 dan 2008 terjadi lebih awal yakni bulan Agustus. Gambar 75.Citra SSC fase IODM positif lemah berasosiasi El Niño lemah 2002 Gambar 76. Citra SSC fase IODM positif lemah berasosiasi ENSO normal 2003 Gambar 77. Citra SSC fase IODM positif lemah berasosiasi La Niña lemah 2007 Gambar 78. Citra SSC fase IODM positif lemah berasosiasi ENSO normal 2008 No Data

5.2.2. Fase IODM Negatif

Pada fase IODM negatif, pada saat musim timur tidak terlihat massa air pengkayaan klorofil-a di barat Sumatera maupun selatan Jawa Barat Gambar 79 dan 80. Hal ini menegaskan tidak terjadinya upwelling seperti yang sudah terbukti dari citra SPL tidak ditemukan massa air upwelling dengan nilai SPL rendah. Pada tahun 1998 fase IODM negatif sedang berasosiasi dengan La Niña sedang, pada bulan Januari-Februari di barat Sumatera ditemukan massa air pengkayaan klorofil-a dengan intensitas tinggi, berasal dari proses upwelling fase El Niño kuat 1997. Hal ini dapat dibuktikan dari citra SPL dari nilai sebaran SPL rendah pada lokasi yang sama. Gambar 79. Citra SSC IODM negatif sedang berasosiasi La Niña sedang 1998 Gambar 80. Citra SSC IODM negatif sedang berasosiasi ENSO normal 2005 Berbeda dengan fase IODM positif, pada fase IODM negatif terlihat adanya aliran massa air kaya klorofil-a dari arah barat laut perairan Aceh, merupakan massa air kaya nutrien. Berdasarkan temuan Eksedisi International Indian Ocean Expedition IIOE 1966, merupakan massa air tipe D North Indian Ocean and Bengal Bay origin water mass, posisinya melebar dari utara dan barat Sumatera. 5.2.3. Fase IODM Normal Secara umum, pada fase IODM normal, pola sebaran klorofil-a cenderung rendah dari awal sampai pertengahan tahun Gambar 81, 82, 83, 84, dan 85. Peningkatan sebaran klorofil-a terjadi saat musim timur dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus-September-Oktober. Bulan November-Desember merupakan fase klorofil-a dengan konsentrasi terendah. Pengkayaan klorofil-a pada musim timur mengindikasikan terjadinya upwelling, tetapi dengan intensitas rendah, terlihat dari nilai dan pola sebaran klorofil-a pada citra SSC dalam luasan sempit. Pada fase IODM normal ini, di perairan barat laut Aceh juga terlihat aliran massa kaya klorofil-a dari Teluk Benggala, namun intensitasnya lebih rendah dibandingkan fase IODM negatif. Pengkayaan klorofil-a dengan intensitas relatif tinggi ditemukan pada tahun 1999 IODM normal berasosiasi dengan La Niña sedang bulan September- Oktober; tahun 2000 IODM normal berasosiasi dengan La Niña lemah bulan Agustus-September-Oktober; dan tahun 2004 IODM normal berasosiasi dengan El Niño lemah bulan September-Oktober. Sementara tahun 2001 IODM normal berasosiasi dengan ENSO normal dan 2009 IODM normal berasosiasi dengan El Niño lemah relatif lebih rendah.