Pola Umum SPL DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN LAUT

Massa air upwelling dapat diidentifikasi dari citra SPL sebagai massa air dengan kisaran nilai sebaran 22 - 26 C. Massa air upwelling hanya ditemukan ketika musim timur sampai musim peralihan II dan secara perlahan menghilang pada musim barat. Meskipun memiliki nilai sebaran SPL yang relatif sama ≤ 26 C, massa air upwelling dapat dibedakan dengan massa air mixed water mass upwelled yang posisinya berada jauh di selatan pada lintang lebih tinggi.

4.3.1. IODM positif

IODM positif terdiri dari IODM positif kuat 1994, 1997 dan 2006 dan IODM positif lemah 2002, 2003, 2007 dan 2008. Positif kuat Dari citra SPL terlihat perbedaan intensitas upwelling yang terjadi fase IODM positif kuat tahun 1994 berasosiasi El Niño sedang, 1997 berasosiasi dan in-phase El Niño kuat dan 2006 berasosiasi El Niño lemah, dimana tahun 1997 intensitasnya lebih tinggi dibanding 1994 dan 2006 terendah seperti terlihat pada citra Gambar 30. Sebaran SPL di perairan selatan Jawa Barat tahun 1994 terlihat lebih dingin dibandingkan tahun 1997 dan 2006. Diduga IODM positif yang muncul lebih awal tahun 1994 indeks positif DMI mulai Februari, mencapai puncak DMI: 2,8 pada Agustus dan dilanjutkan El Niño sedang di akhir tahun, mampu meningkatkan intensitas upwelling, sehingga SPL menjadi lebih dingin. Indeks positif IODM tahun 1994 berlangsung selama 11 bulan menyebabkan durasi upwelling yang lebih lama. Tahun 1997 IODM positif muncul belakangan, yakni mulai April dan mencapai puncak DMI: 3,5 pada November, sementara tahun 2006 indeks DMI positif muncul pada bulan Juli dan mencapai puncak DMI 1,37 pada bulan Oktober. Tahun 1994 dan 2006, massa air upwelling menghilang lebih awal November, terkait dengan intensitas El Niño yang indeksnya lebih rendah El Niño sedang: 1994 dan El Niño lemah 2006, tahun 1997 merupakan fase El Niño kuat sehingga pada bulan Desember massa air upwelling masih terlihat di barat Sumatera. Positif kuat berasosiasi El Niño sedang 1994 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 1994 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 SPL C Positif kuat berasosiasi El Niño kuat 1997 SPL C Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 1997 Positif kuat berasosiasi El Niño lemah 2006 SPL C Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2006 Gambar 30. Citra SPL bulanan fase IOD positif kuat 1994, 1997 dan 2006 Positif lemah Citra tahun 2002 dan 2003 Gambar 31 serta citra tahun 2007 dan 2008 Gambar 32 merupakan citra SPL fase IODM positif lemah: berasosiasi El Niño lemah 2002; ENSO normal 2003; La Niña lemah 2007; dan ENSO normal 2008. Secara umum terlihat massa air upwelling pada fase IODM positif lemah intensitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan fase IODM positif kuat. Pada fase IODM positif lemah, luasan massa air upwelling hanya terkonsentrasi di perairan selatan Jawa Barat, kecuali pada tahun 2003 terlihat adanya massa air dengan nilai sebaran SPL 25 – 26 C di perairan barat Lampung, yang menandakan di lokasi ini kemungkinan terjadi upwelling dengan intensitas rendah. Terlihat adanya perbedaan intensitas upwelling di selatan Jawa Barat pada fase IODM positif lemah ini. Tahun 2002, intensitas upwelling di selatan Jawa barat terlihat jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2003, 2007 dan 2008, ditandai dengan massa air upwelling dengan SPL lebih tinggi 25-26 C pada tahun 2002, sementara tahun 2003, 2007 dan 2008 di lokasi pusat upwelling di selatan Jawa Barat terdapat massa air upwelling dengan SPL yang lebih rendah 23 – 24 C. Fase IODM positif lemah berasosiasi ENSO normal 2003 terlihat indikasi upwelling dengan intensitas relatif tinggi pada Juli-Agustus-September, sementara pada fase IODM positif lemah berasosiasi El Niño lemah tahun 2002 intensitasnya justru lebih rendah upwelling lemah. Intensitas upwelling yang lebih tinggi tahun 2003 berasosiasi ENSO normal dibanding tahun 2002 berasosiasi El Niño lemah, diduga terkait dengan lamanya durasi fase IODM yang terjadi. Dari indeks DMI diketahui, fase IODM positif lemah 2003 dimulai Januari dan berakhir Desember 12 bulan sementara tahun 2002 dimulai Juli dan berakhir Desember 7 bulan. Selain itu, fase IODM positif lemah tahun 2003 yang muncul lebih awal menyebabkan puncak IODM menjadi lebih maju Agustus. Pada puncak fase, massa air upwelling tahun 2003 selain ditemukan di selatan Jawa Barat juga terlihat di perairan barat Sumatera barat Lampung. Sebarannya ke arah barat mencapai posisi geografis 90-95 BT. Sebaran massa air upwelling yang demikian ini tidak terlihat pada fase IODM positif lemah lainnya 2002, 2007 dan 2008. Massa air upwelling tahun 2003 terlihat menghilang pada bulan Oktober. Positif lemah berasosiasi El Niño lemah 2002 SPL C Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2002 Positif lemah berasosiasi ENSO normal 2003 SPL C Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2003 Gambar 31. Citra SPL bulanan fase IODM positif lemah 2002 dan 2003 Positif lemah berasosiasi La Niña lemah 2007 SPL C Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2007 Positif lemah berasosiasi ENSO normal 2008 SPL C Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des 2008 Gambar 32. Citra SPL bulanan fase IODM positif lemah 2007 dan 2008

4.3.2. IODM Negatif

Gambar 33 menampilkan citra SPL fase IODM negatif 1996, 1998 dan 2005. Tahun 1996 merupakan fase IODM negatif kuat berasosiasi ENSO normal; 1998 IODM negatif sedang berasosiasi La Niña sedang; dan 2005 IODM negatif sedang berasosiasi dengan ENSO normal. Umumnya massa air di barat Sumatera dan selatan Jawa Barat fase IODM negatif memiliki nilai sebaran SPL lebih tinggi lebih hangat dibandingkan fase IODM positif dan IODM normal, dimana massa air SPL 30-31 C tersebar luas di perairan barat Sumatera.