Pengaruh Gelombang Kelvin Kondisi Oseanografi Samudera Hindia di barat Sumatera

Beberapa algoritma yang telah dikembangkan untuk pengukuran SPL dari sensor thermal baik dengan menggunakan kanal tunggal maupun dengan multi kanal. Sensor kanal tunggal umumnya berkerja pada panjang gelombang 10.5 m, namun panjang gelombang ini sangat sensitif terhadap uap air dibandingkan dengan panjang gelombang 3.7 m, sehingga lebih baik menggunakan multi kanal Stewart, 1985. Salah satu algoritma untuk pengukuran SPL pada siang hari dengan menggunakan kanal jamak sebagai koreksi pengaruh uap air telah dikembangkan oleh McMillin 1975 dan Berstain 1982 dengan menggunakan kanal T λ 3.7 dan T λ 10.5 sebagai berikut: SPL Ts = 1.0726 T λ 3.7 + 0.31 T λ 3.7 - T λ 10.5 – 18.11 . .............3 Koreksi yang sama telah dilakukan oleh McClain 1981 dan pada 1981 NOAA telah mengganti algoritma yang lama dengan menggunakan dua dan tiga kanal yang dikenal dengan algoritma Multi Channal Sea Surface Temperature MCSST sebagai berikut Stewart, 1985: SPL Ts = 1.0574 T λ 3.7 +0.447 T λ 3.7 - T λ 10.5 – 14.6 malam hari....4 SPL Ts = 1.035 T λ 3.7 +3.046 T λ 10.5 - T λ 12 – 18.11 siang hari ......5 Dari beberapa hasil penelitian, diperoleh tingkat akurasi SPL dari citra satelit cukup bervariasi dari 0.1 C hingga 0.7 C Chiswell dan Stanton, 1992; Shing et al., 2000; Shi dan Marisson, 2000. Tingkat akurasi umumnya dipengaruhi kondisi atmosfer seperti kandungan uap air, kecepatan angin yang berhubungan dengan perubahan musim.

2.7.2. Inderaja Visible Ocean Color

Penginderaan jauh ocean color memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan sinar matahari pada panjang gelombang visiblesinar tampak 400 – 700 nm yang ditransmisikan melalui atmosfer selanjutnya dipantulkan oleh permukaan bumi laut dan pantulannya diterima oleh sensor Gambar 16. Gambar 16. Prinsip dasar ocean color berkerja pada panjang gelombang visible Sumber: http:www.eeb.ucla.edu Sensor ocean color dapat digunakan mendeteksi material terlarut dan kandungan klorofil dari fitoplankton yang ada di permukaan perairan hingga kedalaman tertentu. Fitoplankton adalah kelompok organisme tumbuhan laut yang hanyut bebas di perairan. Fitoplankton merupakan penyumbang terbesar fotosintesis di laut, sehingga sangat penting perananya sebagai pengikat awal energi matahari. Kelas fitoplankton yang dominan di lautan adalah Bacillariophyceae Diatoms, Dinopyceae Dinoflagellata, Haptophyceae Coccolithoporis dan Criptophyceae Chrysomonands. Dinoflagellata dan Diatom tersebar secara luas di seluruh lautan dunia, baik di perairan pantai maupun di oseanik Nybaken, 1992. Fitoplankton mengandung pigmen dan yang umum didapati pada fitoplankton adalah klorofil a, b dan c. Namun yang paling dominan adalah klorofil-a. Salah satu fungsi klorofil adalah untuk menyerap energi elektromagnetik cahaya yang datang untuk digunakan dalam proses fotosintesa. Distribusi spektral dan radiasi gelombang elektromagnetik REM yang berasal dari tubuh air laut memberikan informasi tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan kualitas air laut tersebut, termasuk material yang terlarut di dalamnya. Material tersebut dapat berasal dari zat organik maupun anorganik. Proses fisik yang menyebakan material tersebut mempengaruhi rona air laut adalah serapan dan hamburan secara selektif oleh air laut, dimana proses tersebut sangat bergantung pada panjang gelombang REM yang diterimanya. Gambar 17 menunjukkan perbedaan reflektansi antara air jernih, klorofil dan material an- organik terlarut dalam air berdasarkan panjang gelombang visible.