Positif lemah berasosiasi La Niña lemah 2007
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
2007
Positif lemah berasosiasi ENSO normal 2008
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
2008
Gambar 32. Citra SPL bulanan fase IODM positif lemah 2007 dan 2008
4.3.2. IODM Negatif
Gambar 33 menampilkan citra SPL fase IODM negatif 1996, 1998 dan 2005. Tahun 1996 merupakan fase IODM negatif kuat berasosiasi ENSO
normal; 1998 IODM negatif sedang berasosiasi La Niña sedang; dan 2005 IODM negatif sedang berasosiasi dengan ENSO normal. Umumnya massa air di barat
Sumatera dan selatan Jawa Barat fase IODM negatif memiliki nilai sebaran SPL lebih tinggi lebih hangat dibandingkan fase IODM positif dan IODM normal,
dimana massa air SPL 30-31 C tersebar luas di perairan barat Sumatera.
Negatif kuat berasosiasi normal 1996
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
1996
Negatif sedang berasosiasi La Niña sedang 1998
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
1998
Negatif sedang berasosiasi normal 2005
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
2005
Gambar 33. Citra SPL bulanan fase IODM negatif 1996, 1998, dan 2005
Secara umum nilai sebaran SPL tinggi pada fase IODM negatif ditemukan pada musim peralihan I Maret-April-Mei dan musim timur Juni-Juli-Agustus.
Fase IODM negatif sedang berasosiasi dengan La Niña sedang 1998 marupakan fase dengan massa air yang jauh lebih hangat SPL tinggi dibandingkan dengan
fase IODM negatif kuat berasosiasi ENSO normal 1996 dan IODM negatif sedang berasosiasi ENSO normal 2005. Artinya, pengaruh ENSO dalam hal ini
La Niña sedang 1998 memberikan kontribusi pada peningkatan SPL yang lebih tinggi dibandingkan dengan IODM negatif, sekalipun intensitasnya termasuk ke
dalam kategori kuat. Pada fase IODM negatif, pada musim timur di perairan selatan Jawa Barat tidak terlihat terjadinya upwelling, seperti yang umum
ditemukan pada fase IODM positif maupun normal. Massa air SPL rendah pada fase IODM negatif yang terlihat pada musim
timur s.d musim peralihan II Juni s.d Oktober berada jauh di selatan Jawa Barat dan barat daya Sumatera sekitar 10
LS adalah massa air mixed water mass upwelled atau massa air tipe E yang dipetakan ekspedisi International Indian
Ocean Expedition IIOE. Massa air ini memiliki nilai SPL rendah dan salinitas tinggi dengan sebaran melebar ke selatan Pulau Jawa.
Massa air hangat SPL tinggi yang dominan terlihat di perairan barat Sumatera pada fase IODM negatif selama musim peralihan I Maret-April-Mei
merupakan massa air North Indian Ocean and Bengal Bay origin water mass. Massa air ini menurut hasil ekspedisi IIOE disebut sebagai massa air tipe D yang
mengisi perairan Timur Laut Samudera Hindia TLSH, posisinya melebar dari utara dan barat perairan barat Sumatera. Massa air ini memiliki salinitas rendah
dan dari citra dalam penelitian ini diketahui memiliki nilai sebaran SPL tinggi berkisar 30-31
C. 4.3.3.
IODM Normal
Pola sebaran SPL fase IODM normal ditampilkan pada Gambar 34 1995: berasosiasi La Niña lemah; 1999 berasosiasi La Niña sedang; dan 2000:
berasosiasi La Niña lemah dan Gambar 35 2001: berasosiasi ENSO normal; serta berasosiasi El Niño lemah 2004 dan 2009.
Normal berasosiasi La Niña lemah 1995
Normal berasosiasi La Niña sedang 1999
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
1999
Normal berasosiasi La Niña lemah 2000
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
2000
Gambar 34. Citra SPL bulanan fase IODM normal 1995, 1999, dan 2000
Normal berasosiasi ENSO normal 2001
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
2001
Normal berasosiasi El Niño lemah 2004
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
2004
Normal berasosiasi El Niño lemah 2009
SPL C
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Aug
Sep Oct
Nov Des
2009
Gambar 35. Citra SPL bulanan fase IODM normal 2001, 2004, dan 2009