Tipe Massa Air Kondisi Oseanografi Samudera Hindia di barat Sumatera

Gambar 15. Hubungan fotosintesis dan cahaya P max fotosintesis maksimum; Ic Intensitas cahaya pada titik kompensasi; R Respirasi; Pn fotosintesis bersih; Pg fotosintesis kotor; I opt intensitas cahaya pada P max; Ik Intenbsitas cahaya saturasi Parsons, et al, 1984 Dari Gambar 15 terlihat bahwa fotosintesis meningkat sejalan dengan meningkatnya intensitas cahaya hingga mencapai nilai P max , dimana system menjadi jenuh cahaya. Fotosintesis tidak akan terjadi hingga cahaya melalui suatu batas dimana produksi dan respirasi memiliki nilai yang sama. Keadaan ini disebut titik kompensasi I c . Setelah itu, meningkatnya produksi akan berbanding lurus dengan meningkatnya cahaya hingga mencapai saturasi cahaya I k dimana produksi akan mencapai titik maksimum P max . Pada saat ini fotosintesis tidak tergantung pada cahaya lagi. Intensitas cahaya yang sangat tinggi dalam perairan dapat menghambat laju fotosintesis dan akhirnya produksi semakin berkurang. Perairan oseanis tropis merupakan perairan yang cukup jernih dan penyinaran matahari yang terjadi hampir sepanjang tahun memungkinkan tersedianya cahaya matahari pada lapisan permukaan tercampur. Hal ini memungkinkan klorofil-a lebih banyak terdapat pada lapisan bawah permukaan tercampur atau bagian atas dari lapisan termoklin jika dibandingkan dengan bagian pertengahan atau bawah lapisan termoklin. Hal mana juga dikemukakan oleh Matsuura et al., 1997 berdasarkan hasil pengamatan di timur laut Samudra Hindia barat laut Australia mengatakan sebaran konsentrasi klorofil-a pada bagian atas lapisan permukaan tercampur sangat sedikit dan mulai meningkat menuju bagian bawah dari lapisan permukaan tercampur dan menurun drastis pada lapisan termoklin hingga tidak ada lagi klorofil-a pada lapisan bawah termoklin. Suhu secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap produktivitas primer di laut Tomascik et al., 1997. Secara langsung, suhu berperan mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tingginya suhu meningkatkan laju maksimum fotosintesa P max , sedangkan secara tidak langsung, suhu berperan membentuk stratifikasi kolom perairan yang dapat mempengaruhi distribusi vertikal fitoplankton. Dalam berperan sebagai faktor pendukung produktivitas primer di laut, suhu perairan berinteraksi dengan faktor lain seperti cahaya dan nutrien. Valiela 1984 mengatakan bahwa dalam kaitanya dengan produktivitas primer di laut, suhu lebih berperan sebagai kovarian dengan faktor lain daripada sebagai faktor bebas. Sebagai contoh, plankton pada suhu rendah dapat mempertahankan konsentrasi pigmen-pigmen fotosintesa, enzim- enzim dan karbon yang besar. Ini disebabkan lebih efisiennya fitoplankton menggunakan cahaya pada suhu rendah dan laju fotosintesa akan lebih tinggi bila sel-sel fitoplankton dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Perubahan laju penggandaan sel hanya pada suhu tinggi. Tingginya suhu memudahkan terjadinya uptake nutrien oleh fitoplankton. Dalam kondisi konsentrasi fosfat sedang di kolom perairan, laju fotosintesis maksimum meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Grazing dan daya tenggelamnya fitoplankton dalam perairan juga beperan dalam menentukan tinggi rendahnya produktivitas primer perairan. Grazing fitoplankton oleh zooplankton atau nekton akan menurunkan kelimpahan fitoplankton dalam perairan. Tingginya grazing ditentukan oleh kelimpahan zooplankton. Zooplankton memiliki kelimpahan yang tinggi setelah puncak peledakan populasi fitoplankton. Menurut Levinton 1982, terjadinya kelimpahan zooplankton kemungkinan karena waktu lag dalam produksi zooplankton dan grazing standing crop fitoplankton secara gradual sebagai akibat meningkatnya populasi zooplankton. Tenggelamnya fitoplankton akan mengakibatkan fitoplankton yang tenggelam tidak dapat melewati lapisan termoklin Tomascik et al, 1997. Hal inilah yang mengakibatkan tingginya produktiviyas primer pada lapisan atas termoklin. Fitoplankton yang tenggelam hingga di bagian bawah lapisan eufotik akan sulit terangkat ke lapisan permukaan kecuali bila terjadi pergerakan vertikal massa air.

2.7. Penginderaan Jauh Inderaja Kelautan

Pengukuran beberapa paramater oseanografi selain dilakukan langsung secara in-situ di lokasi pengukuran pelayaran ataupun menggunakan buoys, juga banyak dilakukan menggunakan sensor satelit inderaja. Parameter oseanografi yang bisa diamati menggunakan sensor satelit dan memiliki arti penting bagi proses fisika-kimia dan biologi di lautan adalah sebaran SPL; sebaran dan kelimpahan klorofil-a; sebaran suspended matter; kekeruhan perairan; anomali tinggi paras laut; pola dan kecepatan arus permukaan; serta angin permukaan laut. Teknologi inderaja dipandang sangat membantu dalam pengamatan dinamika oseanografi disebabkan kemampuan tekniknya yang bersifat sinoptik meliputi daerah yang luas dalam waktu bersamaan, serta memiliki kemampuan pengamatan secara repetitif dan dapat menghasilkan data secara time series. Sejak diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang dirancang khusus untuk studi kelautan seperti sensor Coastal Zone Color Scanner CZCS dan Advanced Very Heigh Resolution Radiometer AVHRR, telah banyak dilakukan studi mengenai distribusi SPL dan konsentrasi klorofil-a serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan. Hasil penelitian di perairan Jepang menunjukkan bahwa ikan saury terkosentrasi di antara front massa air panas dan masa arus dingin, dengan jelas terlihat dari citra satelit Tameishi, 1996. Menurut Laur et al., 1984, citra SPL dan konsentrasi klorofil bersamaan dengan hasil tangkapan albakora secara jelas menunjukkan ketersediaan albakor berhubungan dengan oceanic front. Aplikasi satelit sensor altimeter untuk melihat tinggi paras laut mampu mendeteksi proses divergen dan konvergen. Tinggi paras laut negatif - berhubungan dengan terjadinya proses divergen yang menyebabkan wilayah ini menjadi subur Zainuddin, et al., 2002. Akibat terjadinya divergensi, lapisan termoklin juga terangkat sehingga lapisan renang ikan-ikan tertentu juga ikut terangkat. Penerapan teknologi penginderaan jauh untuk kelautan semakin berkembang yang diikuti dengan peluncuran berbagai satelit yang membawa