IODM Positif Kuat Distribusi Vertikal Suhu dan Salinitas In-situ

Jan-Feb Mar-Apr-Mei Jun-Jul-Ags Sep-Okt-Nov IOD Normal 1995 1995 Gambar 65. Grafik sebaran vertikal rerata bulanan suhu permusim dari data buoy fase IODM normal berasosiasi La Niña lemah tahun 1995 Jan-Feb Mar-Apr-Mei Jun-Jul-Ags Sep-Okt-Nov IOD Normal 1999 1999 Gambar 66. Grafik sebaran vertikal rerata bulanan suhu permusim dari data buoy fase IODM normal berasosiasi La Niña sedang tahun 1998 Jan-Feb Jun-Jul-Ags IOD Normal 2000 Mar-Apr-Mei Sep-Okt-Nov 2000 Gambar 67. Grafik sebaran vertikal rerata bulanan suhu permusim dari data buoy fase IODM normal berasosiasi La Niña lemah tahun 2000 Hasil pengukuran in-situ suhu dan salinitas dengan CTD pada IODM normal berasosiasi La Niña lemah tahun 2000 Gambar 68 menunjukan sebaran suhu permukaan laut SPL pada September-Agustus berkisar 27,5 – 30 C dengan pola cenderung lebih hangat ke arah Selat Sunda dan SPL lebih rendah ke arah Samudera Hindia. Sebaran salinitas memiliki pola yang sama dengan nilai kisaran sebaran 29,5 – 34,9 ‰. Massa air dengan salinitas rendah berada di Selat Sunda dan salinitas tinggi berada di Samudera Hindia. Dari profil sebaran vertikal suhu terlihat lapisan tercampur memiliki ketebalan sampai kedalaman 100-150 m dan lapisan termoklin terlihat lebih dalam. Sebaran salinitas permukaan terlihat variatif antar stasiun . Gambar 68.Sebaran vertikal suhu dan salinitas bulan September-Agustus sumber: survei Pre-JIGSE 2000, BPPT Pada fase IODM normal berasosiasi ENSO normal 2001 dari sebaran melintang suhu berdasarkan kedalaman dari data buoy Gambar 52 menjelang pertengahan tahun musim peralihan I: Maret-April-Mei terlihat adanya indiasi downwelling ditandai dengan tenggelamnya massa air dengan suhu lebih tinggi 30-31 C dari lapisan permukaan sampai kedalaman 50 m. Intensitanya terlihat rendah dan berlangsung singkat sekitar 3 bulan selama musim peraihan. Gambar 69 menunjukkan sebaran vertikal suhu per musim tahun 2001. Jan-Feb Mar-Apr-Mei Jun-Jul-Ags Sep-Okt-Nov IOD Normal 2001 2001 Gambar 69. Grafik sebaran vertikal rerata bulanan suhu permusim dari data buoy fase IODM normal berasosiasi ENSO normal tahun 2001 Fase IODM normal berasosiasi El Niño lemah 2004 menunjukkan ketebalan lapisan tercampur relatif sama dengan tahun 2001 ENSO normal Gambar 70. Sedikit perbedaan, pada tahun 2004, saat menjelang akhir tahun musim peralihan II: September-Oktober-November terlihat terjadinya penurunan suhu permukaan laut dengan intensitas yang rendah, diduga disebabkan dampak dari asosiasi El Niño lemah dan ini tidak terlihat ketika ENSO normal 2001. Jan-Feb Mar-Apr-Mei Jun-Jul-Ags Sep-Okt-Nov IOD Normal 2004 2004 Gambar 70. Grafik sebaran vertikal rerata bulanan suhu permusim dari data buoy fase IODM normal berasosiasi El Niño lemah 2004

5. DISTRIBUSI KLOROFIL-A

5.1. Pola Umum Sebaran Klorofil-a

Dari nilai standar deviasi citra klorofil-a, terlihat adanya perbedaan pola dan nilai sebaran klorofil-a antara fase IODM positif, negatif dan normal Gambar 71. Adapun besaran nilai sebaran rata-rata tahunan dan standar deviasi klorofil-a berdasarkan fase IODM di perairan barat Sumatera dan selatan Jawa Barat ditampilkan pada Tabel 12. Fase IODM positif kuat tahun 1997 in-phase El-Nino kuat merupakan tahun dengan nilai sebaran klorofil-a yang paling tinggi simpangannya pada citra ditandai dengan massa air berwarna hijau-kuning di sepanjang perairan pesisir barat Sumatera dan selatan Jawa Barat. Menandakan pada tahun tersebut terjadi pengkayaan nilai sebaran klorofil-a lebih tinggi dibandingkan normalnya. Simpangan nilai sebaran klorofil-a yang lebih tinggi dari normalnya pada tahun 1997, terlihat menyebar ke arah utara mencapai perairan Sibolga dan ke arah barat mencapai perairan Kepulauan Mentawai. Hal yang sama namun dengan intensitasnya lebih rendah terlihat pada citra tahun 2006 IODM positif kuat in- phase El-Nino lemah. Massa air dengan simpangan klorofil-a lebih tinggi dari normalnya pada tahun 2006 di perairan barat Sumatera ke arah utara tidak menyebar jauh, hanya terlihat di perairan barat LampungBengkulu. Selain fase IODM positif kuat 1997 dan 2006, pada fase IODM Positif lemah in-phase ENSO normal 2003 dan in-phase La-Nina lemah tahun 2007, citra standar deviasi juga mengindikasikan simpangan nilai sebaran klorofil-a dengan nilai standar deviasi lebih tinggi, namun jika dibandingkan dengan fase IODM positif kuat 1997 dan 2006 intensitasnya jauh lebih rendah. Simpangan baku nilai sebaran klorofil-a juga terlihat relatif tinggi fase IODM negatif, yaitu tahun 1998 IODM negatif sedang in-phase La-Nina sedang, namun polanya terlihat berbeda jika dibandingkan dengan pola pada fase IODM positif. Hal ini mengindikasikan sumber pengkayaan klorofil-a antara fase IODM positif dengan fase IODM negatif berbeda.