IODM ENSO
TAHUN PADANG
PAINAN BENGKULU
P +++
El Niño + +
1994 Sangat Tinggi
La Niña -
1995
Tinggi
N - - - N
1996 Tinggi
P +++ El Niño + + +
1997 Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
N - -
La Niña - -
1998 Sedang
Sedang
La Niña - -
1999 Paceklik
Paceklik
La Niña -
2000 Tinggi
Paceklik Paceklik
N
2001 Paceklik
Paceklik Sedang
P +
El Niño +
2002 Tinggi
Tinggi Tinggi
P + N
2003 Tinggi
Tinggi Tinggi
El Niño +
2004 Paceklik
Paceklik Sedang
N - - N
2005 Tinggi
Paceklik Sedang
P +++ El Niño +
2006 Sangat Tinggi
Sangat Tinggi Sangat Tinggi
P +
La Niña -
2007 Tinggi
Tinggi Sedang
P + N
2008 Tinggi
Sedang Paceklik
El Niño +
2009 Tinggi
Paceklik Paceklik
La Niña -
2010 Paceklik
Paceklik Paceklik
Ket: Sumber:
+ + + kuat, + + sedang, + lemah Awaludin Yahya, Kel. Nelayan Tonda Muaro - Padang
0=IODM Normal, N=ENSO Normal Aciak, Petugas Perikananpelaku bisnis ikan, Painan
Artison, Staf PSDK PPI Pulau Baai
Hasil wawancara Musim Ikan di Barat Sumatera 2010
Gambar 204. Plot musim ikan di barat Sumatera hasil wawancara dengan nelayan
IODM ENSO
P +++
El Niño + + La Niña -
N - - - N
P +++
El Niño + + +
N - -
La Niña - - La Niña - -
La Niña - N
P +
El Niño +
P + N
El Niño +
N - - N
P +++ El Niño +
P +
La Niña -
P + N
El Niño + La Niña -
Ket: + + + kuat, + + sedang, + lemah
0=IODM Normal, N=ENSO Normal
50.000 100.000
150.000 200.000
2008 2007
2006 2005
2004 2003
2002 2001
2000 1999
1998 1997
1996 1995
Bengkulu Sumatera Barat
Statistik Perikanan Provinsi
ton
Gambar 205. Plot produksi perikanan tangkap dengan fase IODM dan asosiasinya dengan ENSO 1995-2008 Sumber: Statistik Perikanan Provinsi
Sumatera Barat dan Bengkulu 1995-2008
Plot hasil tangkapan total tahunan ikan pelagis berdasarkan fase IODM di pusat pendaratan ikan barat Sumatera Bengkulu, Painan, Bungus, Air Bangis,
Sibolga dan Aceh menunjukkan hasil tangkapan tinggi terjadi pada fase IODM positif kuat 1994, 1997 dan 2006 Gambar 206.
1000 2000
3000 4000
5000
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Bungus ton
2000 4000
6000 1992
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003
Bengkulu
ton
N El-Nino
+ La-Nina
- N
El-Nino + La-Nina
- La-Nina - -
La-Nina -
N El-Nino
+ N
El-Nino +
N El-Nino +
+ La-Nina -
N El-Nino +
+ + La-Nina
- - P +++
P + P +
i n - p h a s e P +
P + N - -
P +++ N - - -
P +++ N - -
2006 2007
2008 2009
2010 IODM
N - - - 2000
2001 2002
2003 2004
2005 1994
1995 1996
1997 1998
1999 TAHUN
1990 1991
1992 1993
ENSO N
El-Nino + + +
N
200 400
600 800
1.000
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010
Carocok-Painan
500 1.000
1.500 2.000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
Sibolga
ton
5 10
15 20
25 30
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008
Aceh
ton
200 400
600 800
1000 1200
1400
1991 1992
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Air Bangis
ton
Gambar 206. Hasil tangkapan ikan total tahunan berdasarkan fase IODM Hasil tangkapan tinggi juga terjadi fase IODM negatif sedang berasosiasi
La Niña sedang 1998 Bungus dan Bengkulu, diduga pengaruh El Niño kuat pada awal tahun dan upwelling intensif tahun sebelumnya 1997 memberi andil bagi
peningkatan kesuburan perairan tahun 1998. Untuk perairan Aceh, kendati hasil tangkapan total tertinggi tahun 2000 IODM normal, tetapi CPUE tertinggi tahun
2006 IODM positif kuat. Sementara hasil tangkapan terendah tahun 2005 IODM negatif berasosiasi ENSO normal.
7.5. Respon Ikan Pelagis Terhadap SPL dan Kesuburan Perairan
Perairan Aceh
Grafik rerata SPL yang diplot dengan hasil tangkapan ikan layang biru Decapterus macarellus di perairan Aceh 1995-1997 menunjukkan fluktuasi hasil
tangkapan yang identik dengan pola sebaran rerata SPL Gambar 207. Hal yang sama juga terlihat pada hasil tangkapan ikan layang deles Decapterus
macrosoma tahun 2005-2009 Gambar 208. Selain dengan SPL, hasil tangkapan ikan layang deles juga terlihat identik dengan fluktuasi nilai sebaran rerata
klorofil-a.
5 10
15 20
25 30
35 40
26,5 27,0
27,5 28,0
28,5 29,0
29,5 30,0
30,5 31,0
J F M A M J
J A
S O N D
J F M A M J
J A
S O N D
J F M A M J
J A
S O N D
1995 1996
1997
Thous ands
Lampulo, ACEH
SPL Decapterus macarellus
SPL C
Gambar 207.Grafik rerata SPL dengan hasil tangkapan ikan layang biru di
perairan Aceh 1995-1997
50 100
150 200
250 300
350
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
0,35 0,4
J M M
J S
N J
M M J
S N
J M M
J S
N J
M M J
S N
J M M
J S
N 2005
2006 2007
2008 2009
Tho us
and s
Lampulo, ACEH
KLO Decapterus macrosoma
Klo-a
mgm
3
50 100
150 200
250 300
350
26,5 27,0
27,5 28,0
28,5 29,0
29,5 30,0
30,5
J M M
J S
N J
M M J
S N
J M M
J S
N J
M M J
S N
J M M
J S
N 2005
2006 2007
2008 2009
Tho us
and s
Lampulo, ACEH
SPL Decapterus macrosoma
SPL C
Gambar 208. Grafik rerata SPL atas dan klorofil-a bawah dengan hasil tangkapan ikan layang deles di perairan Aceh 2005-2009
Respon ikan layang di perairan Aceh menunjukkan pola hasil tangkapan meningkat jika sebaran SPL hangat dan sebaliknya menurun jika SPL rendah.
Pola yang demikian ini berbeda dengan yang ditemukan di perairan Air Bangis dan Painan. Puncak sebaran rerata klorofil-a tinggi di perairan Aceh identik
dengan puncak peningkatan sebaran SPL. Diduga, peningkatan hasil tangkapan ikan layang di perairan Aceh
berkaitan dengan peningkatan klorofil-a dan bukan karena sebaran SPL. Keterkaitan ikan layang dengan klorofil-a, dapat dijelaskan karena makanan
utama ikan layang didominasi oleh jenis-jenis fitoplankton terutama diatome dan dinoflagelata serta zooplankton dari kelas Crustacea, Mollusca dan Copepoda
Hariati, 2005. Adapun fenomena peningkatan SPL ketika klorofil-a meningkat, mengindikasikan sumber massa air pengkayaan klorofil-a di perairan ini bukan
berasal dari upwelling SPL dingin tetapi aliran massa air permukaanrun-off SPL tinggi. Periode pengkayaan klorofil-a dan peningkatan hasil tangkapan
terjadi pada awal dan akhir tahun, identik dengan periode curah hujan tinggi di perairan ini. Terdapat waktu tenggat time lag antara puncak klorofil-a dengan
puncak tangkapan tertinggi sekitar 3 bulan tahun 2007 dan 2008. Grafik hasil tangkapan ikan layang yang diplot dengan cakalang
Katsuwonus pelamis menunjukkan pola kesamaan, diduga terkait proses pemangsaan Gambar 209. Tidak terdapat waktu tenggat antara puncak hasil
tangkapan layang dengan puncak hasil tangkapan cakalang. Pakan ikan cakalang adalah jenis-jenis ikan kecil, cephalopoda dan crustacea FAO, 1983. Diduga
ikan layang berukuran kecil menjadi salah satu pakan utama ikan cakalang di perairan Aceh. Tidak terlihat keterkaitan fluktuasi hasil tangkapan berdasarkan
fase IODM, karena perairan ini tidak mendapat pengaruh nyata dari fenomena IODM baik terhadap SPL maupun kesuburan perairan.
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
J M M
J S
N J
M M J
S N
J M M
J S
N J
M M J
S N
J M M
J S
N 2005
2006 2007
2008 2009
Thou sa
nds
Lampulo, ACEH
Decapterus macrosoma Katsuwonus pelamis
Gambar 209.Grafik hubungan hasil tangkapan layang deles dengan cakalang di perairan Aceh 2005-2009
Perairan Air Bangis
Posisi perairan Air Bangis yang berada lebih ke arah selatan, mendapat pengaruh lebih besar dari fenomena IODM ketimbang perairan Aceh dan Sibolga.
Tumpang tindih rerata SPL dengan hasil tangkapan ikan pelagis layang, kembung, selar, tembang, lemuru dan tenggiri 2003-2005 menunjukkan pola
keterkaitan Gambar 210. Hasil tangkapan semua jenis ikan pelagis di perairan ini cenderung meningkat ketika SPL rendah dan menurun ketika SPL hangat. Pola
penurunan SPL terjadi pada musim timur, terkait dengan meluasanya massa air upwelling SPL rendah dengan tingkat kesuburan tinggi klorofil-a tinggi. Pola
hasil tangkapan ikan layang dan kembung sangat terlihat identik dengan pola SPL dibandingkan jenis ikan selar, tembang, lemuru dan tenggiri, yaitu hasil tangkap
tinggi ketika SPL rendah dan menurun ketika SPL meningkat. Diduga jenis layang yang tertangkap di perairan Air Bangis ini adalah Decapterus macrosoma
dan jenis kembung diduga Rastreliger kanagurta yang bersifat oseanik menyukai SPL rendah dan salinitas tinggi.
2 4
6 8
10 12
14 26,5
27,0 27,5
28,0 28,5
29,0 29,5
30,0 30,5
31,0
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
2003 2004
2005
T h
o u
sa n
d s
Air Bangis
SPL Decapterus macrosoma
SPL C
kg 5
10 15
20 25
30 35
40 26,5
27,0 27,5
28,0 28,5
29,0 29,5
30,0 30,5
31,0
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
2003 2004
2005
T ho
us a
nd s
Air Bangis
SPL Rastreliger brachysoma
SPL C
kg
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
26,5 27,0
27,5 28,0
28,5 29,0
29,5 30,0
30,5 31,0
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M 2003
2004 2005
T ho
us a
nd s
Air Bangis
SPL Selaroides leptolepis
SPL C
kg 2
4 6
8 10
12 14
16 26,5
27,0 27,5
28,0 28,5
29,0 29,5
30,0 30,5
31,0
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M J
2003 2004
2005
T hou
sa nds
Air Bangis
SPL Sardinella gibosa
SPL C
kg
Layang Kembung
Selar Tembang
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
26,5 27,0
27,5 28,0
28,5 29,0
29,5 30,0
30,5 31,0
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M J
2003 2004
2005
T ho
us a
nd s
Air Bangis
SPL Sardinella longiceps
SPL 0C
kg 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
26,5 27,0
27,5 28,0
28,5 29,0
29,5 30,0
30,5 31,0
J P
M A
M J
J A
S O
N D
J P
M A
M J
J A
S O
N D
2003 2004
T ho
us a
nd s
Air Bangis
SPL Scomboromerus spp
SPL C
kg
Lemuru Tenggiri
Gambar 210. Grafik rerata SPL dengan hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Air Bangis 2003-2005
Adanya pengaruh kesuburan perairan terhadap hasil tangkapan ikan pelagis dapat dilihat dari grafik rerata sebaran klorofil-a dengan hasil tangkapan
ikan pelagis Gambar 211. Hasil tangkapan jenis-jenis ikan pelagis di Air Bangis terlihat berkaitan erat dengan sebaran klorofil-a. Pada saat klorofil-a tinggi SPL
rendah hasil tangkapan juga tinggi, sebaliknya pada saat nilai sebaran klorofil-a rendah SPL tinggi hasil tangkapan juga rendah. Pada umumnya terdapat time lag
2-3 bulan antara puncak pengkayaan klorofil-a dengan puncak hasil tangkapan. Seperti halnya dengan SPL, hasil tangkapan ikan layang dan kembung memiliki
pola yang sangat identik dengan pola sebaran klorofil-a. Hal ini diduga terkait dengan jenis makanan kedua ikan ini yang relatif sama yaitu pemakan plankton.
Menurun FAO 1983 pakan utama ikan kembung adalah microzooplankton dengan komponen dominan fitoplankton FAO, 1983. Tinggi rendahnya klorofil-
a dan hasil tangkapan di perairan Air Bangis terlihat nyata berkorelasi dengan fase IODM. Sebaran klorofil-a dan hasil tangkapan cenderung tinggi pada tahun 2003
IODM positif lemah dan 2004 IODM normal dan menurun tajam pada tahun 2005 IODM negatif.