Aspek teknis Pemilihan Teknologi Penangkapan Ikan Unggulan
97 merupakan daerah asuhan dan berkembangbiaknya sumberdaya ikan. Kriteria
ketiga produktivitas per jam operasi yang memiliki nilai terbaik adalah jaring insang hayut, hal ini terjadi karena nelayan hanya memerlukan sedikit waktu
untuk seting dan hauling pada proses pengoperasian unit penangkapan jaring insang hanyut, oleh karenanya jumlah jam operasi drift gillnet lebih baik
dibandingkan alat tangkap lainnya. Bila dipandang berdasarkan produktivitas per tenaga kerja maka unit penangkapan bagan tancap adalah alat tangkap yang
lebih baik karena dengan tenaga kerja berjumlah 2-3 orang unit penangkapan ini menghasilkan produksi lebih baik, hal ini terjadi karena efisiensi dan efektifitas
alat tangkap ini dalam menangkap sumberdaya ikan pelagis kecil. Selain kategori-kategori di atas, alat tangkap terbaik juga dapat dilihat dari produktivitas
per tenaga penggerak, hal ini penting untuk melihat apakah effort yang dikeluarkan sudah cukup efisien bila dikonversi dengan jumlah hasil tangkapan.
Berdasarkan hasil perhitungan unit panangkapan bagan tancap merupakan alat tangkap terbaik dari sisi produktivitas per tenaga penggerak. Hal ini terjadi karena
tenaga penggerak unit penangkapan bagan tancap hanya digunakan untuk transportasi baik nelayan maupun hasil tangkapan dari fishing base ke fishing
ground, sehingga praktis selama operasi penangkapan berlangsung unit penangkapan ini tidak memerlukan tenaga penggerak lagi.
Secara keseluruhan berdasarkan aspek teknis bagan tancap lebih diprioritaskan karena berdasarkan beberapa kriteria teknis pengoperasian seperti
produktivitas per trip, per tenaga kerja dan per tenaga penggerak lebih unggul bila dibandingkan dengan 7 jenis alat tangkap lainnya. Pada Tabel 19
ditunjukkan pemilihan alat tangkap terbaik berdasarkan kriteria teknis pengoperasian unit penangkapan di Provinsi Sumatera Selatan, dimana urutan
dari yang tinggi hingga terendah secara berturut-turut adalah bagan tancap, jaring insang hanyut, pancing, trammel net, jaring insang tetap, jaring klitik, jaring
insang lingkar dan perangkap.
98 Tabel 19
Matriks pemilihan unit penangkapan unggulan berdasarkan aspek teknis operasional alat tangkap di perairan Sumatera Selatan
No Unit
Penangkapan Ikan
Kriteria Penilaian X1
UP X2
UP X3
UP X4
UP X5
UP 1
Bagan tancap 8179,43
2 0,37
1 0,03
2 0,18
1 0,09
1 2
Perangkap 3773,76
5 0,0
7 0,00
7 0,00
8 0,00
8 3
Jaring klitik 2697,00
6 0,08
6 0,01
5 0,07
6 0,01
6 4
Jaring insang tetap
2161,90 7
0,11 4
0,01 6
0,05 4
0,01 5
5 Pancing
5261,01 3
0,18 3
0,02 3
0,06 3
0,04 3
6 Trammel net
4534,84 4
0,10 5
0,01 4
0,05 5
0,02 4
7 Jaring insang
lingkar 682,88
8 0,08
6 0,01
5 0,01
7 0,01
7 8
Jaring insang hanyut
10402,09 1
0,33 2
0,04 1
0,16 2
0,05 2
Standardisasi Aspek Teknis No
Unit Penangkapan
Ikan Kriteria Penilaian
VA UP
VX1 V2X2
V3X3 V4X4
V5X5 1
Bagan tancap 0,77
1,00 0,77
1,00 1,00
4,54 1
2 Perangkap
0,32 0,00
0,00 0,00
0,00 0,32
8 3
Jaring klitik 0,21
0,20 0,26
0,13 0,11
0,91 6
4 Jaring insang
tetap 0,15
0,28 0,20
0,28 0,15
1,07 5
5 Pancing
0,47 0,48
0,60 0,32
0,38 2,24
3 6
Trammel net 0,40
0,27 0,39
0,27 0,17
1,50 4
7 Jaring insang
lingkar 0,00
0,20 0,26
0,06 0,07
0,60 7
8 Jaring insang
hanyut 1,00
0,89 1,00
0,89 0,51
4,29 2
Sumber : hasil analisis
Keterangan :
X1 : Produksi per tahun X2 : Produksi per trip
X3 : Produksi per jam operasi X4 : Produksi per tenaga kerja
X5 : Produksi per tenaga penggerak dan UP : Urutan prioritas X1 : Standardisasi nilai produksi per tahun
VX2 : Standardisasi nilai produksi per trip VX3 : Standardisasi nilai produksi per jam operasi
VX4 : Standardisasi nilai produksi per tenaga kerja VX5 : Standardisasi nilai produksi per tenaga penggerak