142 8,44, rajungan sebesar 15,48, ikan manyung sebesar 7,17 dan ikan golok-
golok sebesar 16,89. Selain itu, pengaruh yang ditimbulkan lainnya adalah adanya peningkatan pendapatan nelayan sebesar 22,64 dengan asumsi
adanya peningkatan harga jual hasil tangkapan ikan sebesar 15 karena perbaikan sistem pemasaran, kualitas ikan tetap baik dengan adanya pabrik es
serta penurunan biaya BBM sebesar 10 karena nelayan membeli langsung di stasiun pengisian bahan bakar yang ada di pelabuhan perikanan terdekat.
Adanya penambahan Pelabuhan Perikanan Pantai dan Pusat Pendaratan Ikan memberikan pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
Selain itu, adanya pabrik jaring, unit pengolahan ikan, udang dan galangan kapal diprediksi mampu menyerap 1.960 orang. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan jumlah yang bekerja sebanyak 1.560 orang dari sebelumnya. Begitu pula dengan jumlah nelayan yang juga mengalami peningkatan sesuai dengan
alokasi optimum armada perikanan. Meskipun demikian, diharapkan melalui penambahan sarana dan prasarana perikanan tidak terjadi konflik horizontal
antar nelayan. Komoditas ekspor yang selama ini menjadi andalan utama Provinsi
Sumatera Selatan adalah udang. Setelah penambahan unit pengolaham maka komoditas unggulan lain yang memiliki peluang ekspor tinggi adalah rajungan.
Dengan asumsi volume ekspor adalah 60 dari produksi udang dan rajungan yang ada maka terjadi peningkatan volume sebesar 22,54.
4.12 Pengembangan Perikanan Lepas Pantai di Sumatera Selatan
Wilayah perairan Provinsi Sumatera Selatan berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan yang memiliki potensi perikanan tangkap yang tinggi. Potensi
sumberdaya ikan yang masih sangat potensial untuk dikembangkan di Laut Cina Selatan adalah komoditas udang dan pelagis besar. Sementara itu, jenis ikan
demersal dan pelagis kecil telah mengalami gejala penangkapan berlebih over fishing. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan hendaknya
memanfaatkan potensi yang ada tesebut dengan melakukan berbagai upaya antara lain perbaikan sarana-prasarana dan pengembangan armada perikanan
tangkap yang mampu menjangkau kawasan di atas 12 mil yang belum banyak dimanfaatkan oleh nelayan lokal.
143 Untuk dapat memanfaatkan potensi perikanan yang ada di kawasan
perairan diatas 12 mil maka kapal penangkap yang digunakan juga harus berukuran besar dan memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai. Selain itu,
perlu ditunjang pula dengan sarana-prasarana pendukung di bagian hinterland sehingga hasil tangkapan nelayan dapat dimanfaatkan dengan baik dan mutunya
tetap terjamin. Kapal penangkap ikan yang mampu beroperasi di kawasan perairan lebih
dari 12 mil sebaiknya berukuran 15-30 GT. Sementara itu, kondisi armada panangkapan yang ada saat ini masih didominasi oleh kapal penangkap ikan
30 GT. Kapal yang berukuran 15-30 GT hanya sekitar 1 dari total armada perikanan yang ada. Hal ini cukup ironis bila melihat potensi SDI yang begitu
besar. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kapasitas dan ukuran armada penangkapan ikan sehingga optimalisasi pemanfaatan komoditas unggulan pada
perairan di atas 12 mil dapat tercapai. Kebutuhan kapal penangkap ikan 15-30 GT dapat didekati dari nilai
optimasi jumlah armada optimum pada sub bab alokasi optimum yang telah dijelaskan sebelumnya. Sementara itu, jumlah prasarana penunjang berupa
pelabuhan perikanan kelas PPN yang dibutuhkan adalah 1 unit untuk menampung kapal-kapal yang berukuran 15-30 GT. Armada penangkapan yang
dikembangkan untuk penangkapan di perairan 12 mil antara lain fish net, purse seine dan pancing tuna long line. Estimasi kebutuhan armada penangkapan
dan pelabuhan perikanan untuk pengembangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 48.
Tabel 48 Estimasi kebutuhan armada penangkapan untuk pengembangan
perikanan di Laut Cina Selatan
No. Jenis kebutuhan
Spesifikasi Estimasi jumlah
yang optimum unit
1. Kapal Purse seine
15-30 GT 20
2. Kapal fish net
15-30 GT 17
3. Kapal tuna longline
15-30 GT 20
4. Pelabuhan perikanan
PPN 1
Estimasi jumlah kapal purse seine, fish net dan longline diambil dengan 10 dari total peluang penambahan armada berdasarkan hasil LGP. Peluang
penambahan tersebut sebesar 57 unit, dan dibagi dalam 3 jenis kapal tersebut. Dengan pertimbangan produktivitas dan kebiasaan nelayan. Apabila armada
tradisional dioperasikan oleh 2-3 orang nelayan, maka kapal dengan ukuran
144 tersebut diharapkan mampu menampung sebanyak 20 orang nelayan. Kapal fish
net merupakan jenis armada yang dapat dikatakan baru bagi nelayan sehingga perlu dilakukan transfer teknologi terlebih dahulu. Selain itu, wilayah
pengoperasian yang relatif jauh membutuhkan waktu untuk beradaptasi bagi nelayan. Oleh karena itu, nilai kebutuhan tersebut belum merupakan nilai mutlak
karena masih memerlukan pertimbangan dari aspek kebutuhan masyarakat yang lebih mendesak.
Kebutuhan akan dibangunnya pelabuhan perikanan nusantara PPN akan sejalan dengan berkembangnya armada penangkapan berukuran besar
yang beroperasi diperairan 12 mil. Oleh karena itu maka untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang ada di kawasan Laut Cina Selatan,
kebutuhan armada berukuran besar dan PPN perlu menjadi pertimbangan bagi dinas terkait dalam rencana pengembangan perikanan di masa mendatang.