Kerangka Kerja Kelembagaan Analisis pengembangan perikanan tangkap di provinsi Sumatera Selatan

47 4 Negara-negara harus memberikan kemudahan pengadopsian praktek perikanan yang menghindari sengketa di antara para pengguna sumberdaya perikanan dan di antara mereka serta para pengguna lainnya dari kawasan pesisir, dan 5 Negara-negara harus menggiatkan penetapan prosedur dan mekanisme pada tingkat administratif yang tepat untuk menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam lingkup sektor perikanan dan di antara para pengguna sumberdaya perikanan dengan para pengguna kawasan pesisir lainnya. 3 METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan tepatnya di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komiring Ilir pada bulan Februari 2006 sd Juli 2008. Pengambilan data dilakukan dalam beberapa tahapan sehingga didapatkan data yang lengkap. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 8. Gambar 8 Lokasi penelitian.

3.2 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan nelayan, pengumpul ikan, perusahan-perusahan, pemerintah sebagai pengambil kebijakan serta pihak terkait lainnya. Data sekunder diperoleh dari data-data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan, BPS dan Instansi-instansi terkait lainnya. Jenis dan metode pengumpulan data disajikan pada Tabel 1. Sungsang Sembilang Sungai Lumpur Laut Cina Selatan 50 Tabel 1 Jenis, sumber dan metode pengumpulan data penelitian No Jenis data Sumber Metode Pengumpulan Data Pengamatan langsung Data sekunder Wawancara 1. Produksi dan upaya perikanan tangkap BPS, Statistik Perikanan Wawancara dengan nelayan dan petugas pangkalan pendaratan ikan 2. Jumlah dan jenis alat tangkap serta armada penangkapan Pengamatan langsung di DPI dan pangkalan pendaratan ikan BPS, Statistik perikanan Wawancara dengan nelayan dan petugas pangkalan pendaratan ikan 3. Jenis komoditi perikanan Pengamatan di TPI dan pengumpul ikan BPS, Statistik Perikanan Wawancara dengan nelayan, pedagang dan pengumpul ikan 4. Sarana dan prasarana perikanan Pengamatan di pangkalan pendaratan ikan Data Dinas Kelautan dan Perikanan Wawancara dengan nelayan, pedagang, pengumpul ikan, 5. Faktor internal dan eksternal SWOT Pengamatan di lokasi DPI, ekosistem perairan, Kajian terkait, laporan dinas, Renstra Sumatera Selatan, Wawancara dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, masyarakat 6. Wawancara terstruktur AHP Wawancara dengan informan kunci Stakeholders yang memiliki kemampuan di bidangnya Data produksi dan upaya penangkapan digunakan untuk menentukan jenis komoditas unggulan dan mengestimasi potensi sumberdaya yang tersedia. Untuk memperoleh data tersebut maka dilakukan telaah pustaka dari berbagai sumber laporan baik BPS maupun Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan secara runut time series. Selain itu, dilakukan pula wawancara dengan nelayan dan petugas pencatatan data untuk memvalidasi kesahihan data yang diperoleh. Begitu pula dengan jenis dan jumlah armada penangkapan yang saat ini ada di Provinsi Sumatera Selatan. Data armada perikanan diambil dari berbagai laporan terkait serta pengukuran langsung untuk dimensi kapal penangkap ikan. Untuk mendapatkan jenis komoditi unggulan perikanan, dilakukan penelaahan data baik dari data sekunder berupa statistik maupun data primer melalui wawancara dengan nelayan. Sementara itu, kondisi dan kebutuhan sarana prasarana perikanan diperoleh melalui observasi lapangan dan 51 wawancara mendalam dengan stakeholders terkait baik dari DKP maupun BAPPEDA Provinsi Sumatera Selatan. Selain itu, dilakukan pula penjaringan opini dari nelayan dan masyarakat sebagai aktor dalam kegiatan perikanan. Faktor pendukung untuk kebutuhan analisis strategi dan kebijakan perikanan diperoleh melalui observasi lapang, telaah pustaka dan wawancara terstruktur dengan informan ahli. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan mewakili kondisi sebenarnya sehingga strategi dan kebijakan sebagai hasil penelitian ini menjadi rekomendasi yang dapat digunakan oleh instansi terkait dalam merumuskan rencana pengembangan kelautan dan perikanan di Provinsi Sumatera Selatan.

3.3 Analisis Data

3.3.1 Analisis potensi sumberdaya ikan 3.3.1.1 Metode produksi surplus Keanekaragaman jenis alat tangkap yang digunakan di suatu perairan memungkinkan suatu spesies ikan tertangkap pada beberapa jenis alat tangkap. Gulland 1983, menyatakan jika di suatu daerah perairan terdapat berbagai jenis alat tangkap yang dipakai, maka salah satu alat tersebut dapat dipakai sebagai alat tangkap standar, sedangkan alat tangkap yang lainnya dapat distandarisasikan terhadap alat tangkap tersebut. Alat tangkap yang ditetapkan sebagai alat tangkap standar mempunyai faktor daya tangkap atau fishing power indeks FPI = 1 Tampubolon dan Sutedjo 1983. Jenis alat tangkap lainnya dapat dihitung nilai FPI dengan membagi nilai catch per unit effort CPUE dengan CPUE alat tangkap standard. Nilai FPI ini kemudian digunakan untuk mencari upaya standard yaitu dengan mengalikan nilai FPI dengan upaya penangkapan jenis alat tangkap yang dianalisis. s s s F C CPUE = i i i F C CPUE = 1 = = s s s CPUE CPUE FPI