Komponen unit pemasaran hasil tangkapan

120 Tabel 32 Jumlah kebutuhan luasan tempat pelelangan ikan TPI yang dibutuhkan di Provinsi Sumatera Selatan untuk setiap kelas pelabuhan perikanan Kelas Pelabuhan Perikanan Jumlah Pelabuhan Perikanan unit Jumlah GT kapal optimum unit Ratio Luasan TPI Total luasan TPI yang dibutuhkan m 2 Luasan TPI rata-rata disetiap kelas Pelabuhan Perikanan m 2 PPP 3 13.850 0,67 285 191 PPI 5 6.844 0,33 94

4.8.3 Komponen unit pengolah ikan

Komponen pasca produksi juga memiliki peran besar bagi pengembangan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan khususnya bagi penciptaan lapangan kerja baru dan penyerapan pengangguran di bidang pengolahan hasil perikanan. Kegiatan pengolahan hasil tangkapan merupakan kegiatan pasca produksi berperan untuk meningkatkan nilai tambah dan umur komoditas perikanan dalam bentuk yang berbeda dari bahan dasarnya. Proses memperpanjang mutu ikan dilakukan dengan berbagai tahapan diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Penerapan sistem rantai dingin untuk penanganan hasil tangkapan sejak ikan ditangkap hingga ke tingkat konsumen atau industri pengolahan. 2 Diversifikasi produk pengolahan dalam rangka meningkatkan nilai tambah. 3 Pengembangan UMKM pengolah hasil perikanan berbasis olahan tradisional dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja bidang kelautan dan perikanan. 4 Pengembangan teknik pengemasan produk perikanan yang berbasiskan teknologi pengolahan untuk menarik minat konsumen sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk perikanan. Dengan perkiraan tingkat produksi dan sarana optimum kegiatan penangkapan di Provinsi Sumatera Selatan, maka unit pengolahan sebagai kegiatan lanjutan dari aktivitas perikanan tangkap juga perlu diestimasi perkiraan sarana optimum yang diperlukan untuk operasional kegiatan pengolahan ikan. Estimasi ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: 121 1 Koefisien pengolahan untuk komoditi ikan idealnya 70 dari produksi optimum, sedangkan untuk komoditi rajungan dapat dimanfaatkan sebanyak 30 dari produksi optimum. 2 Jumlah hari kerja unit pengolahan ikan setiap tahun adalah 250 hari. 3 Kapasitas rata-rata ideal unit pengolahan hasil tangkapan untuk komoditi Rajungan sebesar 0,8 tonhari, sedangkan untuk komoditi udang, manyung dan golok-golok adalah 6 tonhari Berdasarkan asumsi tersebut dan menggunakan nilai produksi optimum, maka kebutuhan jumlah unit pengolahan ikan yang ideal untuk perairan Sumatera Selatan dapat diestimasi, yaitu sebanyak 8 unit. Secara lengkap hasil perhitungan komponen pengolahan dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33 Jumlah kebutuhan unit pengolahan hasil perikanan Provinsi Sumatera Selatan Jenis ikan Produksi tontahun koefisien unit pengolahan Jumlah Bahan Baku ton Kapasitas unit pengolahan tontahununi t Jumlah unit pengolah Rajungan 1.298,30 30 389,49 200 2 Udang 4.536,50 80 3.629,20 1500 6 Manyung 3.308,90 80 2.647,12 Golok-Golok 2.514,70 80 2.011,76 Jumlah 11.658,40 8.288,08 8 Keterangan: Estimasi jumlah optimum unit pengolahan ikan = pengolahan unit Kapasitas Pengolahan Koef optimum produksi jumlah . ×

4.8.4 Komponen sarana penunjang

Ketersediaan sarana penunjang kegiatan perikanan tangkap dalam rangka meningkatkan pemanfaatan sumberdaya ikan hingga ke titik optimum mutlak diperlukan. Beberapa sarana penunjang yang dipandang sangat dibutuhkan untuk kemajuan kegiatan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan adalah keberadaan galangan kapal ikan, ketersediaan bahanmaterial alat penangkap ikan dan mesin kapal ikan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan alat tangkap optimum di Provinsi Sumatera Selatan terdapat 6.192 unit jenis alat tangkap yang perlu dikembangkan. Alat tangkap tersebut adalah, trammel net 842 unit, jaring 122 insang hanyut 615 unit, jarring klitik 617 unit, jaring insang tetap 696 unit, jaring insang lingkar 101 unit, pancing 1422 unit, perangkap 1109 unit dan bagan 790 unit . Adanya jumlah alat tangkap optimum tersebut, tentunya memerlukan galangan, serta kebutuhan bahanmaterial lainya agar operasional kegiatan penangkapan tetap berlangsung dengan baik. Untuk mengestimasi jumlah galangan kapal yang optimum diperlukan 2 asumsi, yaitu: 1 Tingkat produktivitas galangan kapal ikan per hari 3 GT, yang terdiri dari 2,5 GThari untuk aktivitas pengerjaan docking kapal ikan dan 0,5 GT untuk aktivitas pembuatan kapal ikan. 2 Jumlah hari kerja galangan kapal ikan setiap tahun adalah 250 hari. Dengan menggunakan asumsi tersebut dan ditambah dengan data umur teknis kapal ikan, maka dapat diestimasi jumlah galangan kapal yang minimum diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi pemanfaatan sumberdaya ikan yang optimum di perairan Provinsi Sumatera Selatan, yaitu sebanyak 3 unit Tabel 34. Tabel 34 Jumlah kebutuhan optimum galangan kapal perikanan di Provinsi Sumatera Selatan No. Alat Tangkap Jumlah Unit Penangk apan Optimum Ukuran Kapal GT Jumlah GT Umur teknis Penyu sutan Produktivitas Galangan kapal GTtahunUnit Jumlah Galangan 1. Trammel net 842 5 4.210 10 421 750 3 2. Jaring insang hanyut 615 5 3.075 10 308 1. Jaring Klitik 617 5 3.085 10 309 2. Jaring insang tetap 696 5 3.480 10 348 1. Jaring lingkar 101 2 202 10 20 2. Pancing 1.422 2 2.844 10 284 1. Perangkap 1.109 2 2.218 10 222 2. Bagan 790 2 1.580 10 158 Jumlah 6.192 13.850 2.069 Dengan mempertimbangkan keberadaan galangan kapal sebagai tempat perbaikan kapal atau doking kapal, maka dengan asumsi yang sama keberadaan bahan material untuk perbaikan unit penangkapan juga memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan perikanan tangkapan. Keberadaan material bahan alat tangkap di wilayah Sumatera Selatan ini akan meningkatkan