Komponen unit pengolah ikan
122 insang hanyut 615 unit, jarring klitik 617 unit, jaring insang tetap 696 unit,
jaring insang lingkar 101 unit, pancing 1422 unit, perangkap 1109 unit dan bagan 790 unit
. Adanya jumlah alat tangkap optimum tersebut, tentunya
memerlukan galangan, serta kebutuhan bahanmaterial lainya agar operasional kegiatan penangkapan tetap berlangsung dengan baik. Untuk mengestimasi
jumlah galangan kapal yang optimum diperlukan 2 asumsi, yaitu: 1 Tingkat produktivitas galangan kapal ikan per hari 3 GT, yang terdiri dari 2,5
GThari untuk aktivitas pengerjaan docking kapal ikan dan 0,5 GT untuk aktivitas pembuatan kapal ikan.
2 Jumlah hari kerja galangan kapal ikan setiap tahun adalah 250 hari. Dengan menggunakan asumsi tersebut dan ditambah dengan data umur
teknis kapal ikan, maka dapat diestimasi jumlah galangan kapal yang minimum diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi pemanfaatan sumberdaya ikan
yang optimum di perairan Provinsi Sumatera Selatan, yaitu sebanyak 3 unit Tabel 34.
Tabel 34 Jumlah kebutuhan optimum galangan kapal perikanan di Provinsi Sumatera Selatan
No. Alat Tangkap
Jumlah Unit
Penangk apan
Optimum Ukuran
Kapal GT
Jumlah GT
Umur teknis
Penyu sutan
Produktivitas Galangan kapal
GTtahunUnit Jumlah
Galangan 1.
Trammel net 842
5 4.210
10 421
750 3
2. Jaring insang
hanyut 615
5 3.075
10 308
1. Jaring Klitik
617 5
3.085 10
309 2.
Jaring insang tetap
696 5
3.480 10
348 1.
Jaring lingkar 101
2 202
10 20
2. Pancing
1.422 2
2.844 10
284 1.
Perangkap 1.109
2 2.218
10 222
2. Bagan
790 2
1.580 10
158 Jumlah
6.192 13.850
2.069
Dengan mempertimbangkan keberadaan galangan kapal sebagai tempat perbaikan kapal atau doking kapal, maka dengan asumsi yang sama keberadaan
bahan material untuk perbaikan unit penangkapan juga memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan perikanan tangkapan. Keberadaan
material bahan alat tangkap di wilayah Sumatera Selatan ini akan meningkatkan
123 efisiensi baik biaya maupun waktu bagi nelayan maupun pengusaha perikanan
tangkap di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, karena selama ini kebutuhan material khususnya jaring masih di suplai dari Jakarta.
Penentuan kebutuhan material unit penangkapan ikan dilakukan dengan mengacu terhadap jumlah optimum unit penangkapan di Provinsi Sumatera
Selatan berdasarkan hasil perhitungan LGP. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, unit penangkapan yang dioperasikan di Provinsi Sumatera Selatan
terdiri dai 6 jenis yang menggunakan bahan jaring. Unit penangkapan tersebut membutuhkan jaring sebanyak 40.899.976 m
2
No.
. Rincian perhitungan kebutuhan jaring ikan disajikan pada Tabel 35.
Tabel 35 Jumlah kebutuhan optimum jaring untuk armada penangkapan di Sumatera Selatan
Alat tangkap Jumlah
optimum unit
Ukuran jaring
m² Kebutuhan
jaring m²
Umur teknis
tahun Penyusutan
m² Total kebutuhan
jaring m² 1.
Trammel net 842
3.000 2.526.000
0,1 20.208.800
22.734.000 2.
Jaring insang hanyut
615 4.830
2.970.450 0,7
4.243.500 7.213.950
3. Jaring klitik
617 2.300
1.419.100 0,7
2.027.286 3.446.386
4. Jaring insang
tetap 696
900 626.400
1 626.400
1.252.800 5.
Jaring lingkar 101
4.200 424.200
0,7 606.000
1.030.200 6.
Bagan 790
108 85.320
1 85.320
170.640 Jumlah
6.019 15.338
8.051.470 32.848.506
40.899.976
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan optimum jaring seperti yang disajikan pada Tabel 35, maka dapat diestimasi jumlah kebutuhan pabrik jaring
yang diperlukan di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 1 unit dengan skala pabrik kecil kapasitas 72,5 tonbulan. Hal ini diperoleh dengan membandingkan
tingkat produktivitas PT. Indoneptune sebesar 200 tonbulan terhadap kebutuhan jaring di Provinsi Sumatera Selatan. Hasil estimasi total kebutuhan jaring di
Provinsi Sumatera Selatan disajikan pada Tabel 36.