Analisis SWOT Strategi Pengembangan Perikanan
127 memanfaatkan kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan dan
meminimalkan ancaman yang mungkin terjadi. Strategi pengembangan perikanan tangkap berbasis komoditas unggulan di Sumatera Selatan disajikan
dalam matriks pada Tabel 41. Strategi pemanfaatan sumberdaya ikan unggulan di Provinsi Sumatera
Selatan dapat dibagi dalam 4 kelompok yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Masing-masing strategi memiliki keunggulan dan prioritas yang berbeda. Hal ini
tentunya berkaitan dengan faktor internal dan eksternal yang mempunyai pengaruh besar terhadap pengembangan perikanan tangkap.
Tabel 41 Matrik SWOT pengembangan perikanan tangkap berbasis komoditas unggulan di Provinsi Sumatera Selatan
INTERNAL
EKSTERNAL
Kekuatan Kelemahan
1. Potensi perikanan tangkap yang besar
2. Dukungan pemerintah pada sektor perikanan
dan kelautan 3. Banyak tersedianya
tenaga kerja 4. Posisi gegografis yang
strategis 1. Kurangnya sarana
dan prasarana perikanan
2. Kualitas SDM perikanan yang
rendah 3. Rendahnya
produktivitas penangkapan
4. Kurangnya modal yang dimiliki
Peluang Strategi SO
Strategi WO
1. Otonomi daerah memberikan kewenangan pengelolaan
lebih luas pada PEMDA 2. Terbukanya pasar ekspor
bagi komoditas perikanan unggulan
3. Pengembangan perikanan berbasis komoditas unggulan
perikanan 4. Perluasan DPI ke wilayah
perairan 12 mil Optimalisasi
pemanfaatan komoditas perikanan
unggulan Memperluas jaringan
kerjasama dalam pengembangan
perikanan Meningkatkan
sarana dan prasarana serta
SDM perikanan Meningkatkan
produktivitas perikanan unggulan
Ancaman Strategi ST
Strategi WT
1. Rezim pengelolaan perikanan yang masih open access
2. Padatnya aktivitas perikanan di sekitar pantai
3. Era perdagangan bebas menyebabkan banyak produk
perikanan impor masuk ke pasar lokal
4. Penurunan kualitas lingkungan perairan
Meningkatkan upaya penangkapan pada
perairan lepas pantai Optimalisasi jumlah
armada penangkapan Meningkatkan
peran masyarakat dalam melestarikan
SDI dan lingkungan Peningkatan
produksi perikanan pada perairan 12
mil
128 Berdasarkan Tabel 41, maka strategi pengembangan perikanan tangkap
berbasis komoditas unggulan dapat disajikan dalam Tabel 42. Tabel 42 Strategi pengembangan perikanan di Sumatera Selatan
No. Strategi
1. Optimalisasi pemanfaatan komoditas perikanan unggulan S1+S2+O2+O3
2. Meningkatkan produktivitas perikanan unggulan W3+O2+O3
3. Meningkatkan peran masyarakat dalam melestarikan SDI dan lingkungan
W2+W4+T1+T2 4.
Optimalisasi jumlah armada penangkapan S3+S4+T2+T3+T4 5.
Memperluas jaringan kerjasama dalam pengembangan perikanan S3+S4+O1+O4
6. Meningkatkan sarana dan prasarana serta SDM perikanan
W1+W2+W4+O1+O4 7.
Meningkatkan upaya penangkapan pada perairan lepas pantai S1+S2+T1 8.
Peningkatan produksi perikanan pada perairan 12 mil W1+W3+T3+T4 Masing-masing strategi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1 Optimalisasi pemanfaatan komoditas perikanan unggulan, dapat dilakukan
dengan meningkatkan produktivitas penangkapan, pengolahan maupun pemasaran. Komoditas yang dimaksud adalah udang, rajungan, golok-
golok dan manyung. 2
Untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan unggulan, maka produktivitas perikanan komoditas unggulan harus ditingkatkan. Hal
ini dapat dilakukan antara lain melalui perluasan daerah penangkapan hingga ke perairan 12 mil yang selama ini cenderung belum dimanfaatkan
dengan baik. 3
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan SDI dan lingkungan guna mendukung perikanan tangkap yang berkelanjutan. Hal ini
menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan perikanan yang bertanggungjawab sesuai dengan arah pembangunan perikanan dan
kelautan yang diarahkan untuk pelestariankonservasi sumberdaya. 4
Optimalisasi armada penangkapan, untuk memanfaatkan komoditas perikanan unggulan maka jumlah armada tertentu harus dioptimalkan
sehingga produktivitas tangkapan per armada dapat ditingkatkan. 5
Memperluas jaringan kerjasama dan pengembangan perikanan dalam memasarkan hasil perikanan terutama untuk jenis komoditas unggulan
sehingga mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi baik bagi nelayan maupun daerah.
129 6
Meningkatan kualitas sarana prasarana serta SDM di bidang perikanan tangkap, hal ini dilakukan untuk memberikan fasilitas pokok dan penunjang
dalam upaya pemanfaatan komoditas perikanan unggulan. Sarana dan prasarana yang dimaksud dapat berupa penambahan Pelabuhan Perikanan,
pembangunan cold storage, pembangunan pabrik es dan lain-lain. Kemampuan SDM nelayan juga harus ditingkatkan terutama dalam hal
pengetahuan mengenai cara-cara penangkapan yang ramah lingkungan serta menjaga muitu hasil tangkapan tetap baik.
7 Meningkatkan upaya penangkapan pada perairan lepas pantai, sehingga
produksi perikanan Provinvi Sumatera Selatan dapat ditingkatkan terutama untuk jenis ikan pelagis besar.
8 Peningkatan produksi perikanan pada perikanan 12 mil ditujukan untuk
memberikan peluang pendapatan yang lebih tinggi bagi nelayan dan peningkatan pendapatan daerah dengan adanya diversifikasi jenis ikan
pelagis besar yang selama ini belum banyak dilakukan oleh nelayan. Usaha pengoptimalan pemanfaatan sumberdaya ikan unggulan dapat
dilakukan melalui pengaturan alokasi armada penangkapan dan penambahan sarana-prasarana penunjang. Sarana penunjang yang dimaksud antara lain
pelabuhan perikanan, pabrik es dan unit-unit pengolahan ikan. Selain itu, sektor kelembagaan perikanan juga perlu mendapat perhatian yang serius sehingga
peningkatan produksi perikanan tangkap dapat memberikan nilai tambah bagi nelayan dan bermuara pada peningkatan kualitas hidup nelayan dan masyarakat
pesisir. Kondisi sarana dan prasarana perikanan yang kurang mendukung dapat
menimbulkan hambatan bagi kemajuan sektor perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini berkaitan dengan karakteristik produk perikanan yang
mudah mengalami penurunan mutu. Ikan yang telah rusak akan memiliki nilai jual yang lebih rendah sehingga akan mendatangkan kerugian bagi nelayan.
Oleh karena itu, pembangunan pabrik es dan cold storage menjadi kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya ikan unggulan di daerah ini. Pembangunan infrastruktur perikanan juga harus diiringi dengan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Penerapan sistem rantai dingin pada proses penangkapan ikan hendaknya di sosialisasikan kepada nelayan
130 tradisional sehingga kualitas hasil tangkapan nelayan tradisionalpun tetap
terjaga. Peran serta dinas teknis terkait dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan harus ditingkatkan melalui berbagai program dan pendekatan
persuasif. Seluruh stakeholders yang terlibat hendaknya memiliki visi misi yang sama sehingga pembangunan perikanan akan menghasilkan manfaat tambahan
bagi semua pihak.