36
2.6 Armada Perikanan
2.6.1
Konsep
Suatu armada merupakan sekelompok kapal-kapal yang terorganisasi untuk melakukan beberapa hal secara bersama-sama seperti kegiatan
penangkapan ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2002, dengan kata lain armada perikanan adalah sekelompok kapal-kapal yang akan melakukan kegiatan
penangkapan ikan di suatu daerah perairan fishing ground. Monintja 2000 menyatakan armada penangkapan terdiri dari beberapa unit penangkapan ikan,
yang terdiri dari kapal, alat tangkap dan nelayan. Ditjen Perikanan Tangkap 2002 mendefinisikan unit penangkapan merupakan kesatuan teknis dalam
suatu operasi penangkapan yang biasa terdiri dari perahukapal penangkap dan alat penangkap yang digunakan. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan, mendefinisikan kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung
operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian atau eksplorasi perikanan.
Strategi pengelolaan perikanan yang memperhatikan armada perikanan sebagai faktor input adalah Cochrane 2002 :
1 Pembatasan jumlah dan ukuran armada perikanan tangkap fishing capacity controls
2 Jumlah trip penangkapan ikan fishing usage controls
3
Kapasitas produksi yang digunakan fishing effort controls
2.6.2 Klasifikasi
Menurut Ditjen Perikanan Tangkap 2002 bahwa secara umum di Indonesia perahu atau kapal penangkap diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Perahu tidak bermotor 1 Jukung
2 Perahu kecil panjangnya kurang dari 7 m, sedang panjangnya 7-10 m, besar panjangnya 10 m atau lebih
2 Perahu motor tempel 3 Kapal motor
Kurang dari 5 GT, 5-10 GT, 10-20 GT, 20-30 GT, 30-50 GT, 50-100 GT, 100- 200 GT dan 200 GT lebih.
37 Tipe kapal ikan secara umum terdiri dari 2 dua kelompok tipe yaitu :
1 Tipe kapal ikan yang menggunakan alat tangkap pancing. 2 Tipe kapal ikan yang menggunakan alat tangkap jaringnet.
Pengklasifikasian perikanan yang selektif di Indonesia terdiri dari 2 dua kategori yaitu Ditjen Perikanan Tangkap 2002 :
1 Perikanan skala kecil Menggunakan mesin luar 10 HP atau 5 GT daerah operasinya pada
zona I atau jalur I yaitu 4 mil dari garis pantai dan yang menggunakan mesin luar 50 HP atau 25 GT dengan jalur operasinya pada zona II atau jalur II
yaitu 4-8 mil dari garis pantai. 2 Perikanan skala besar
Merupakan perikanan skala industri yang menggunakan mesin dalam dengan kekuatan 200 HP atau 100 GT dan jalur operasinya pada jalur 3
dan 4 8-12 mil dan atau 12 mil.
2.6.3 Nelayan
Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikanbinatang air lainnya. Ahli mesin dan juru masak yang
bekerja diatas kapal penangkapan dikategorikan nelayan meskipun tidak melakukan aktivitas penangkapan Ditjen Perikanan Tangkap 2002. Dalam
Undang-Undang Perikanan Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan mendefinisikan nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan. Pada dasarnya penggolongan sosial dalam masyarakat nelayan dapat
ditinjau dari 3 tiga sudut pandang yaitu : 1 Dari segi penguasaan alat-alat produksi atau peralatan tangkap perahu,
jaring dan perlengkapan lain, struktur masyarakat nelayan terbagi dalam kategori nelayan pemilik alat-alat produksi dan nelayan buruh. Nelayan
buruh tidak memiliki alat-alat produksi dan dalam kegiatan produksi sebuah unit perahu, nelayan buruh hanya menyumbangkan jasa tenaganya dengan
memperoleh hak-hak yang sangat terbatas. 2 Ditinjau dari tingkat skala investasi modal usahanya, struktur masyarakat
nelayan terbagi ke dalam kategori nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan besar merupakan nelayan yang menginvestasikan jumlah modalnya dalam
38 usaha perikanan relatif banyak, sedangkan pada nelayan kecil justru
sebaliknya. 3 Dipandang dari tingkat teknologi peralatan tangkap yang digunakan,
masyarakat nelayan terbagi dalam nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan modern menggunakan teknologi penangkapan ikan yang lebih
canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional. Secara resmi di Indonesia berdasarkan waktu yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan operasional penangkapan ikan, nelayan diklasifikasikan ke dalam DJPT 2002 :
1 Nelayan penuh yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan.
2 Nelayan sambilan utama yaitu nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan. Selain
penangkapan ikan sebagai pekerjaan utama, nelayan kategori ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain.
3 Nelayan sambilan tambahan yaitu nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan.
2.7 Pendekatan Sistem
Sistem didefinisikan sebagai seperangkat elemen atau sekumpulan entity yang saling berkaitan, yang dirancang dan diorganisir untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan Manetsch and Park 1977. Sistem dapat merupakan suatu proses yang sangat rumit yang ditandai oleh sejumlah lintasan sebab akibat.
Menurut Eriyatno 2003 sistem adalah totalitas himpunan hubungan yang mempunyai struktur dalam nilai posisional serta matra dimensional terutama
dimensi ruang dan waktu. Pada dasarnya ada dua sifat dari sistem, yaitu berkaitan dengan aspek perilaku dan aspek struktur, sehingga permasalahan
yang berkaitan dengan sistem akan menyangkut pada perilaku sistem dan struktur sistem. Perilaku sistem berkaitan dengan input dan output, dan struktur
sistem berkaitan dengan susunan dari rangkaian di antara elemen-elemen sistem.
Pola pikir kesisteman merupakan pendekatan ilmiah untuk pengkajian yang memerlukan telaah berbagai hubungan yang relevan, komplementer dan
terpercaya. Sistem adalah sekumpulan entiti atau komponen yang saling