Kebijakan Pembangunan Perikanan Analisis pengembangan perikanan tangkap di provinsi Sumatera Selatan
42 2 Rasionalisasi, nasionalisasi dan modernisasi armada perikanan tangkap
secara bertahap, dalam rangka menghidupkan industri dalam negeri dan keberpihakan kepada nelayan lokal dan perusahaan nasional.
3 Penerapan pengelolaan perikanan fisheries management secara bertahap berorientasi kepada kelestarian lingkungan dan terwujudnya keadilan.
4 Mendorong Pemerintah Daerah untuk pro aktif mengoptimalkan seluruh potensi sumberdaya di wilayahnya secara berkesinambungan.
5 Rehabilitasi dan rekonstruksi daerah-daerah yang terkena bencana alam. Kelima arah kebijakan pembangunan perikanan tangkap tersebut pada
hakekatnya mempunyai 4 empat tujuan utama, yaitu : 1 Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan secara berkelanjutan, guna
menyediakan ikan untuk konsumsi dalam negeri dan bahan baku industri. 2 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.
3 Meningkatkan lapangan kerja. 4 Meningkatkan peran perikanan tangkap terhadap pembangunan perikanan
nasional.
2.9 Analisis Kebijakan Pengembangan Berkelanjutan 2.9.1 Analisis kebijakan pengembangan
Analisis pengembangan adalah analisis yang disusun berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya dinyatakan
bahwa dalam analisis pengembangan ini akan terlihat sejumlah alternatif yang ditawarkan dan dipilih mana saja yang memungkinkan untuk dikembangkan
Rumajar et al. 2002. Proses pengambilan keputusan atau pemilikan alternatif kebijakan dalam
suatu proses pengembangan digunakan metode Analitical Hierarchi Process AHP. AHP merupakan suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan
untuk menemukan skala rasio baik perbandingan pasangan yang diskrit maupun kontinyu Mulyono 1996.
AHP merupakan suatu metode yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreativitas dalam perancangan terhadap suatu masalah. Metode
menstruktur masalah dalam bentuk hierarki dan memasukkan pertimbangan- pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif. AHP dapat berfungsi
43 dengan baik selama pemakai memiliki pemahaman yang baik mengenai masalah
yang dihadapi. Selanjutnya dinyatakan bahwa, kekuatan AHP terletak pada struktur hierarki yang memungkinkan memasukkannya semua faktor penting dan
mengaturnya sampai ke tingkat alternatif. Setiap masalah dapat dirumuskan sebagai keputusan berbentuk hierarki, kadang-kadang dengan ketergantungan
untuk mewujudkan bahwa beberapa elemen bergantung pada yang lain dan pada saat yang sama elemen yang lain bergantung padanya. Elemen pada
setiap tingkat digunakan sebagai sifat bersama untuk membandingkan elemen- elemen yang berada setingkat di bawahnya Saaty 1993.
Selanjutnya Saaty 1993 menyatakan pula bahwa, AHP memberikan kerangka yang memungkinkan untuk mengambil keputusan yang efektif untuk
persoalan yang kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat pengambilan keputusan. Pada dasarnya, metode AHP memecah suatu situasi
yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam bagian komponennya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hierarki, memberi pertimbangan
numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel dan mensitesa berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel yang memiliki
prioritas relatif yang lebih tinggi. Penetapan prioritas berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif
dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Langkah pertama untuk menyusun prioritas adalah membandingkan
kepentingan relatif dari masing-masing unsur dan menduga prioritas untuk subfaktornya. Sintesis prioritas dilakukan untuk mendapatkan prioritas
menyeluruh subsektor dan langkah berikutnya adalah melakukan perhitungan menyeluruh untuk masing-masing faktor Mulyono 1996.