Pemasaran hasil tangkapan Perikanan tangkap

89 harga yang pantas di tingkat nelayan. Kesejahteraan nelayan dapat ditingkatkan dengan adanya kegiatan pemasaran. Perluasan jangkauan pasar, promosi, penyediaan informasi dan peningkatan pengetahuan nelayan merupakan faktor- faktor lainnya yang dapat meningkatkan produksi dengan selalu berorientasi pada permintaan pasar. Untuk mengetahui jenis-jenis komoditas yang memiliki potensi dan nilai jual yang tinggi, dapat dilakukan dengan pendekatan aspek pemasaran. Oleh karena itu, aspek ini digunakan dalam menentukan komoditas unggulan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Aspek pemasaran dilakukan melalui 2 tahapan. Diharapkan dengan melakukan 2 tahapan tersebut akan diperoleh komoditas unggulan yang benar- benar dapat dijadikan basis dalam pengembangan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan pada masa yang akan datang. Komoditas unggulan harus selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun dengan tetap memperhatikan kelestarian dari sumberdaya tersebut. Tahapan tersebut adalah pertama, semua komoditas yang dianggap memiliki potensi pemasaran yang baik diinventarisasi, komoditas tersebut diperoleh dari para stakeholder perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan. Inventarisasi dari data sekunder juga dijadikan masukan dalam menentukan komoditas unggulan. Selanjutnya, informasi tersebut di seleksi kembali dengan menggunakan metode skoring. Kedua, menggunakan pendekatan pada aspek pemasaran. kriteria yang digunakan antara lain nilai produksi, harga, wilayah pemasaran dan nilai tambah. Hasil analisis dengan menggunakan metode skoring menunjukkan adanya perbedaan ranking dari 23 jenis ikan yang menjadi target penangkapan nelayan di Provinsi Sumatera Selatan. Jenis ikan yang memiliki ranking tertinggi merupakan komoditas unggulan yang layak untuk dikembangkan. Komoditas unggulan terpilih yang berada pada 4 ranking teratas dipilih sebagai komoditas unggulan berdasarkan fungsi nilai tertinggi. Keempat jenis komoditas unggulan terpilih tersebut adalah udang, rajungan, manyung dan golok-golok. Udang dan rajungan merupakan komoditas utama yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan ikan manyung dan golok-golok. Selain itu, sifat biologis udang yang memiliki kemampuan recoverypemulihan cukup cepat menyebabkan jenis komoditas ini relatif aman untuk ditangkap. Namun dalam pelaksanaannya harus tetap menggunakan cara dan metode yang ramah lingkungan. Selain itu, wilayah cakupan pemasarannya yang mencakup wilayah internasional ekspor serta harganya yang tinggi menjadi kekuatan tersendiri yang menyebabkan udang 90 berada pada rangking pertama. Sementara itu, ikan manyung dan golok-golok merupakan 2 jenis komoditas yang banyak terdapat di perairan ini. Pemanfaatan kedua jenis ikan tersebut antara lain sebagai ikan konsumsi , tingkat konsumsi ikan masyarakat yang tinggi diperkirakan akan menyebabkan peningkatan permintaan terhadap keempat komoditas unggulan tersebut. Proses penentuan komoditas unggulan tersebut disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Seleksi komoditas unggulan di perairan Sumatera Selatan dengan metode skoring Nama Nama Nilai Fungsi Harga Fungsi Wilayah Fungsi Nilai Fungsi Nilai Rataan Komoditi Ilmiah Produksi Nilai RpKg Nilai Pemasaran Nilai Tambah Nilai Gabungan Fungsi Ikan Rp Nilai Sebelah Psettodes erumai 2,253,512 0.028 6,500 0.210 2 0.667 1 0.500 1.405 0.351 18 Peperek Secutor ruconis 6,914,591 0.087 5,857 0.189 1 0.333 1 0.500 1.110 0.277 22 Manyung Arius thalassinus 27,570,700 0.347 5,571 0.180 2 0.667 2 1.000 2.193 0.548 3 Gerot-gerot Johnius sp. 6,348,485 0.080 5,143 0.166 1 0.333 1 0.500 1.079 0.270 21 Merah Priacanthus spp. 4,556,332 0.057 7,714 0.249 2 0.667 1 0.500 1.473 0.368 16 Kakap Lutjanus spp 8,618,891 0.108 7,643 0.247 2 1.000 1 0.500 1.855 0.464 7 Gulamah Argyrosomus amoyensis 1,739,367 0.022 3,571 0.115 2 0.667 2 1.000 1.804 0.451 10 Cucut Sphyrhinidae 10,472,008 0.132 5,857 0.189 2 0.667 1 0.500 1.488 0.372 12 Pari Trigonidae 12,798,688 0.161 4,857 0.157 1 0.333 2 1.000 1.651 0.413 11 Kuro Eletheronema tetradactylum 20,375,114 0.256 14,714 0.475 3 1.000 1 0.500 2.232 0.558 5 Layur Trichiurus savala 4,337,045 0.055 6,357 0.205 2 0.667 1 0.500 1.427 0.357 19 Bawal hitam Formio niger 6,485,262 0.082 7,643 0.247 2 0.667 1 0.500 1.495 0.374 13 Selar Caranx bucculentus 4,672,159 0.059 5,286 0.171 2 0.667 1 0.500 1.396 0.349 17 Belanak Mugil sp 5,186,088 0.065 5,000 0.162 2 0.667 2 1.000 1.893 0.473 6 Teri Thryssa sp 8,862,257 0.111 4,929 0.159 1 0.333 2 1.000 1.604 0.401 14 Japuh Dussumieria acuta 2,162,512 0.027 4,857 0.157 2 0.667 2 1.000 1.851 0.463 9 Golok-golok Chirocentrus dorab 19,917,307 0.250 5,214 0.168 2 0.667 2 1.000 2.086 0.521 4 Kembung Rastrelliger k anagurta 1,092,797 0.014 6,357 0.205 2 0.667 2 1.000 1.886 0.471 8 Tenggiri Scomberomorus comersonii 6,858,420 0.086 8,929 0.289 2 0.667 1 0.500 1.541 0.385 15 Tongkol Euthynus sp 1,692,210 0.021 5,286 0.171 2 0.667 1 0.500 1.359 0.340 20 Rajungan Portunus sp 55,031,000 0.692 22,214 0.718 3 1.000 2 1.000 3.410 0.852 2 Udang Penaeid 79,549,572 1.000 30,946 1.000 3 1.000 1 0.500 3.500 0.875 1 Kerang darah Anadara sp 1,195,615 0.015 2,286 0.074 1 0.333 1 0.500 0.922 0.231 23 Rangking Keterangan : Untuk wilayah pemasaran : 1 = Lokal 2 = Nasional 3 = Internasional Untuk nilai tambah : 1 = Rendah 2 = Tinggi 3 = Sangat tinggi Komoditas unggulan hasil seleksi merupakan jenis ikan yang menjadi prioritas pengembangan perikanan di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan jenis komoditi unggulan tersebut maka selanjutnya dilakukan berbagai analisis sehingga dihasilkan strategi pemanfaatan yang tepat dan optimal. Analisis yang dimaksud antara lain status dan tingkat pemanfaatan keempat komoditas unggulan, teknologi penangkapan yang tepat serta alokasi optimum bagi teknologi penangkapan terpilih.

4.5 Status dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Unggulan

Di Provinsi Sumatera Selatan terdapat 4 empat jenis komoditas unggulan. Keempat jenis komoditas tersebut diperoleh dari hasil survei, kuisioner, wawancara dengan nelayan dan stakeholder di lokasi studi. Pemanfaatan keempat jenis komoditas unggulan tersebut dapat dioptimalkan