3 Kebutuhan akan rancang bangun pengembangan perikanan yang kian
mendesak harus segera dijawab melalui kajian ilmiah. Pengembangan perikanan bukan hanya terpusat pada peningkatan produksi, namun juga pada
kualitas dan kesejahteraan nelayan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menjawab berbagai permasalan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera
Selatan seperti yang telah diuraikan sebelumnya sehingga nantinya menjadi pedoman dalam pengembangan perikanan tangkap yang lestari dan
berkelanjutan.
1.2 Perumusan Masalah
Salah satu penjelasan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan menyebutkan bahwa perikanan mempunyai
peran yang penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan kerja, pemerataan
pendapatan dan peningkatan taraf hidup bangsa pada umumnya, nelayan kecil dan pihak-pihak pelaku usaha di bidang perikanan dengan tetap memelihara
lingkungan, kelestarian dan ketersediaan sumberdaya ikan. Selanjutnya wilayah pengelolaan perikanan berdasarkan undang-undang
tersebut berdasarkan Bab III pasal 5 ayat 1 tentang wilayah pengelolaan perikanan menyebutkan bahwa wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia untuk penangkapan ikan danatau pembudidayaan ikan meliputi : 1 perairan Indonesia, 2 ZEEI, dan 3 sungai, danau, waduk, rawa dan genangan
air lainnya yang dapat diusahakan serta lahan pembudidayaan ikan yang potensial di wilayah Republik Indonesia.
Provinsi Sumatera Selatan yang merupakan bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia memiliki kewenangan sesuai dengan kondisi otonomi daerah
yang berkaitan dengan wilayah pengelolaan sumberdaya ikan sejauh 12 mil dari garis pantai. Wilayah pengelolaan tersebut harus dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya untuk kemakmuran rakyat dan sebagai pendapatan bagi daerah. Pengembangan usaha perikanan tangkap secara umum dapat dilakukan
melalui peningkatan produksi dan produktivitas usaha perikanan, yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan nelayan, produk
domestik bruto, devisa negara, pendapatan asli daerah, pemenuhan gizi
4 masyarakat dan penyerapan tenaga kerja, tanpa menganggu dan merusak
kelestarian sumberdaya perikanan. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, ada beberapa permasalahan yang
harus diperhatikan saat ini di Provinsi Sumatera Selatan dengan kondisi wilayah yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar, namun pemanfaatan dari
potensi ini belum optimal. Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah : 1 Aspek biologi, estimasi sumberdaya yang ada di sekitar wilayah pengelolaan
Provinsi Sumatera Selatan yang belum memadai. Kondisi ini mengakibatkan belum bisa ditentukan jumlah alat tangkap yang boleh beroperasi agar tidak
terjadi kerusakan sumberdaya, 2 Aspek teknologi, umumnya armada dan alat tangkap dengan teknologi yang
masih sederhana yang beroperasi di sekitar wilayah teritorial 12 mil Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi ini mengakibatkan armada penangkapan
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pemanfaatan sumberdaya ikan jauh dari daerah teritorial tersebut,
3 Aspek sarana dan prasarana, kurangnya prasarana Pusat Pendaratan Ikan PPI dan pabrik es sehingga mutu hasil tangkapan menurun yang berakibat
pada menurunnya nilai jual hasil tangkapan dan pendapatan nelayan, dan 4 Aspek ekonomi, rendahnya pendapatan nelayan diantaranya disebabkan
oleh 1 tingginya biaya operasional akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM, 2 kurangnya modal dalam pengembangan usaha, 3 lemahnya
tingkat pemasaran sehingga harga ikan menjadi rendah. Penentuan harga dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh para pembeli, hal ini diakibatkan belum
adanya badan atau lembaga yang mengatur nilai jual ikan ke pedagang. Permasalahan yang dihadapi saat ini di Provinsi Sumatera Selatan diakibatkan
oleh tidak meratanya pelaksanaan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan sewaktu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih berada dalam satu Provinsi
dengan Sumatera Selatan. Dimana pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan dengan prosentase yang besar diarahkan ke Bangka Belitung, sehingga
pada saat Bangka Belitung menjadi Provinsi sendiri pada tahun 2000, dampak dari sektor perikanan sangat signifikan dimana produksi di sektor perikanan yang
dihasilkan oleh Bangka Belitung hampir 2,5 kali dari produksi yang dihasilkan oleh Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan
pembenahan kembali Kebijakan Pembangunan di sektor kelautan dan perikanan
5 Provinsi Sumatera Selatan.
Pengembangan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan harus dilakukan secara terkoordinir antara Dinas Kelautan dan Perikanan bersama instansi-
instansi terkait lainnya. Bila koordinasi tidak berjalan dengan baik, maka di perkirakan akan memberikan dampak sebagai berikut :
1 Rendahnya pendapatan daerah dari sektor perikanan, 2 Pendapatan nelayan akan tetap pada kondisi memprihatinkan,
3 Terjadinya konflik antar nelayan yang diakibatkan oleh perebutan daerah penangkapan dilihat dari fungsi alat tangkap antara alat tangkap aktif dan pasif,
4 Degradasi sumberdaya perikanan akan lebih besar, dan 5 Pemerintah daerah sulit untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam
pengembangan perikanan tangkap. Dalam upaya memberikan masukan dalam penentuan rancang bangun
pengembangan perikanan, maka dalam penelitian ini akan dijawab beberapa pertanyaan yang menjadi kunci dan fokus penelitian. Beberapa pertanyaan research
questions yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah : 1 Apa saja jenis komoditas perikanan unggulan yang berpeluang untuk
dikembangkan di Provinsi Sumatera Selatan? 2 Berapa potensi jenis komoditas unggulan yang berpeluang untuk dikembangkan
di Provinsi Sumatera Selatan? 3 Apa jenis alat tangkap yang dapat digunakan untuk memanfaatkan jenis
komoditas unggulan? 4 Berapa jumlah alokasi alat tangkap optimum yang dapat beroperasi?
5 Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi pengembangan perikanan dan berapa jumlahnya?
6 Bagaimana strategi pengembangan perikanan tangkap berbasis komoditas unggulan yang dapat diterapkan di Provinsi Sumatera Selatan.
Dari hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya bahwa akar permasalahan yang sangat mendasar dalam pengembangan perikanan tangkap adalah belum
adanya rancang bangun pengembangan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan, sehingga Program yang dibuat belum mampu untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang terjadi dalam memajukan perikanan tangkap. Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi saat ini di sektor kelautan dan perikanan
di Provinsi Sumatera Selatan perlu dilakukan Penelitian untuk menganalisis