Surplus Produksi Analisis pengembangan perikanan tangkap di provinsi Sumatera Selatan

35 permintaan dan sisi penawaran Sailah 1998. Pendekatan untuk penetapan komoditas dan agroindustri unggulan ditunjukkan pada Gambar 7. Sisi penawaran mencerminkan kemampuan suatu wilayah untuk menghasilkan komoditas tersebut. Kemampuan ini meliputi kemampuan SDM, tingkat penerapan teknologi application of technology, karakteristik biofisik wilayah competitive commodity characteristic dan produktivitas yield. Sedangkan sisi permintaan menggambarkan kemampuan pasar untuk menyerap produk perikanan yang diolah dari komoditas yang ditawarkan. Kemampuan ini meliputi volume permintaan dengan tingkat mutu yang disyaratkan, perkembangan harga, sistem tata niaga dan tingkat persaingan antara pelaku pasar. Hasil kajian dari sisi penawaran dan permintaan akan dihasilkan daftar komoditas unggulan dan daftar produk perikanan unggulan. Hal ini berarti bahwa komoditas dan produk tersebut mempunyai pasar riil dan potensial dan dapat dihasilkan secara berkesinambungan pada tingkat produktivitas yang menguntungkan. Komoditas dari sisi penawaran unggul tetapi tidak diminati oleh pasar dapat dikelompokkan sebagai komoditas potensial. Demikian juga untuk komoditas dan produk yang diminati oleh pasar tetapi tidak dapat dihasilkan jika ditinjau dari karakteristik wilayah. - SDM dan Teknologi - Karakteristik Biofisik Wilayah Komoditas Penawaran Pendekatan Penawaran dan Permintaan Komoditas Permintaan Pasar Komoditas Unggulan Komoditas Potensial Agroindustri Potensial Agroindustri Unggulan Pendekatan Penawaran dan Permintaan Agroindustri Penawaran Agroinduatri Permintaan Sisi Penawaran Sisi Permintaan Gambar 7 Pendekatan dalam penetapan komoditas dan agroindustri unggulan Sailah 1998. 36

2.6 Armada Perikanan

2.6.1 Konsep Suatu armada merupakan sekelompok kapal-kapal yang terorganisasi untuk melakukan beberapa hal secara bersama-sama seperti kegiatan penangkapan ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2002, dengan kata lain armada perikanan adalah sekelompok kapal-kapal yang akan melakukan kegiatan penangkapan ikan di suatu daerah perairan fishing ground. Monintja 2000 menyatakan armada penangkapan terdiri dari beberapa unit penangkapan ikan, yang terdiri dari kapal, alat tangkap dan nelayan. Ditjen Perikanan Tangkap 2002 mendefinisikan unit penangkapan merupakan kesatuan teknis dalam suatu operasi penangkapan yang biasa terdiri dari perahukapal penangkap dan alat penangkap yang digunakan. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, mendefinisikan kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian atau eksplorasi perikanan. Strategi pengelolaan perikanan yang memperhatikan armada perikanan sebagai faktor input adalah Cochrane 2002 : 1 Pembatasan jumlah dan ukuran armada perikanan tangkap fishing capacity controls 2 Jumlah trip penangkapan ikan fishing usage controls 3 Kapasitas produksi yang digunakan fishing effort controls

2.6.2 Klasifikasi

Menurut Ditjen Perikanan Tangkap 2002 bahwa secara umum di Indonesia perahu atau kapal penangkap diklasifikasikan sebagai berikut : 1 Perahu tidak bermotor 1 Jukung 2 Perahu kecil panjangnya kurang dari 7 m, sedang panjangnya 7-10 m, besar panjangnya 10 m atau lebih 2 Perahu motor tempel 3 Kapal motor Kurang dari 5 GT, 5-10 GT, 10-20 GT, 20-30 GT, 30-50 GT, 50-100 GT, 100- 200 GT dan 200 GT lebih.