Peningkatan Keterampilan Berdiskusi Siswa Melalui Model Group

B. PEMBAHASAN

Bagian pembahasan pada penelitian ini, akan memfokuskan pada 1. deskripsi awal keterampilan diskusi siswa, 2. pelaksanaan tindakan kelas dengan model Group Investigation GI , dan 3. peningkatan keterampilan berdiskusi menggunakan model Group Investigation GI.

1. Deskripsi Awal Keterampilan Berdiskusi Siswa

Kegiatan pratindakan dalam diskusi dilakukan sebelum siswa dikenai tindakan berupa penerapan model Group Investigation GI. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterampilan awal diskusi siswa.

a. Pengamatan Proses

1 Kekompakan Pada tabel pengamatan proses tahap pratindakan, aspek kekompakan termasuk dalam kategori kurang. Sebagian siswa masih mengandalkan temannya yang dianggap pandai. Permasalahan dalam diskusi diselesaikan oleh siswa yang dianggap pandai oleh teman satu kelompoknya. Kelompok yang hanya mengandalkan satu orang yang dianggap pandai dalam kelompok yaitu kelompok 1, 2, 5, 6, dan 8. Sedangkan kelompok yang cukup kompak dalam bekerjasama yaitu kelompok 3,4, dan 7. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan Vignette 1 berikut ini. Dalam kelompok 6, S21 menjadi pembicara utama yang mengeluarkan pendapat, sedangkan anggota lainnya S22, S23, dan S24 tidak menyampaikan pendapat dan hanya menyetujui pendapat S21. CT. PT. 12-04-2016 2 Memotivasi Anggota Kelompok Lain Pada tabel pengamatan proses tahap pratindakan, aspek memotivasi anggota kelompok masih dikategorikan kurang. Anggota kelompok tidak mempunyai semangat dan tidak bisa memberikan kesimpulan dengan baik dan tidak bisa mempergunakan waktu yang telah ditentukan. Kelompok yang masih kurang dalam memotivasi anggota kelompok lain adalah kelompok 1, 2, 3, 4, 5, dan 8. Sedangkan kelompok yang cukup dapat memotivasi anggota kelompok adalah kelompok 6 dan 7. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan Vignette 2 berikut ini. 3 Pengorganisasian Kerja Kelompok Pada tabel pengamatan proses tahap pratindakan, aspek pengorganisasian kerja kelompok masih dikategorikan kurang. Dalam pembentukan kelompok, kelengkapan organisasi dan peran- peran anggota kelompok tidak tersusun dan tidak berjalan sesuai dengan perannya masing- masing. Kelompok yang termasuk dalam kategori kurang adalah kelompok 2, 4, 5, 6, dan 8. Sedangkan kelompok yang cukup baik dalam pengorganisasian kerja kelompok adalah kelompok 1, 3, dan 7. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan Vignette 3 berikut ini. ... pada kelompok 3 yang didominasi oleh S11. S11 memiliki inisiatif untuk membagikan tugas pada anggota kelompoknya, akan tetapi pembagian tidak berjalan karena S11 mendominasi dalam berpendapat. S10, S12 tidak mengelurakan pendapatnya, S09 memberikan sedikit pendapat. Namun, sebagai ketua S11 belum berinisiatif memberikan kesempatan anggotanya untuk berpendapat. CT. PT. 12-04-2016 4 Insiatif Kerja dalam Kelompok Pada tabel pengamatan proses tahap pratindakan, aspek insiatif kerja dalam kelompok masih dikategorikan kurang. Dalam kelompoknya tidak ada siswa yang memunculkan ide -ide baru dan kesimpulan yang dihasilkan tidak sesuai dengan permasalahan yang ada. Kelompok yang termasuk dalam kategori kurang adalah kelompok 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8. Sedangkan kelompok yang cukup baik dalam insiatif kerja dalam kelompok adalah kelompok 4. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan Vignette 4 berikut ini. 5 Keaktifan Pada tabel pengamatan proses tahap pratindakan, aspek keaktifan siswa masih dikategorikan kurang. Frekuensi interaksi dalam berbicara setiap siswa tidak berjalan, hanya salah satu anggota dari kelompok saja yang berani dan aktif, sehinnga waktu yang dicapai lebih dari 13 menit dan tidak menghasilkan kesimpulan. Kelompok yang termasuk dalam kategori kurang adalah kelompok 1, ... pada kelompok 3 yang didominasi oleh S11. S11 memiliki inisiatif untuk membagikan tugas pada anggota kelompoknya, akan tetapi pembagian tidak berjalan karena S11 mendominasi dalam berpendapat. S11 menyampaikan segala pendapatnya walapun masih dengan bercanda dan banyak tertawa dalam berbicara. CT. PT. 12-04-2016 Selain masih didominasi oleh siswa tertentu diskusi menjadi terganggu dengan siswa yang bebicara di luar topik bahasan. Misalnya S21 yang membicarakan pelajaran pada pertemuan berikutnya dengan teman kelompoknya S23. CT. PT. 12-04-2016 2, 3, 5, 6, 7, dan 8. Sedangkan kelompok yang cukup baik dalam keaktifan kelompok adalah kelompok 4. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan Vignette 5 berikut ini.

b. Pengamatan Produk

Hasil nilai siswa pada tahap pratindakan masih jauh dari harapan. Pada tahap pratindakan skor rata-rata kelas yang diperoleh yaitu hanya sebesar 15,87. Pada tahap ini hanya ada 4 siswa atau sekitar 12,5 yang mencapai nilai KKM, sehingga kelas dikatakan tidak mencapai ketuntasan karena banyaknya siswa yang mencapai belum mencapai KKM ≥75 dari keseluruhan jumlah siswa. Nilai tertinggi siswa adalah 75, sedangkan nilai terendah siswa adalah 25. Hal ini disebabkan oleh siswa yang tidak menguasai aspek-aspek dalam keterampilan berdiskusi. Hal tersebut menjadi permasalahan utama bagi siswa. Berikut ini merupakan penjabaran penguasaan aspek-aspek keterampilan berdiskusi siswa pada tahap pratindakan sesuai dengan lampiran 13.1. 1 Aspek Kemampuan Menyampaikan Ide Pendapat Pada tahap pratindakan aspek memberikan pendapat termasuk dalam kategori cukup dengan perolehan skor rata-rata kelas yang didapatkan yaitu 1,28. Sebagian besar siswa cenderung belum berani mengungkapkan pendapatnya. Hanya sebanyak 9 orang siswa sudah mampu dan berani berbicara yaitu mampu mengemukakan beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh kelompok lain. Siswa tersebut adalah S01, S04, S07, S11, S15, S19, S21, 26, dan S29. Sebagian besar siswa masih belum aktif dalam mengeluarkan pendapat karena cenderung masih malu dan ragu-ragu dalam berpendapat. Dari pengamatan yang dilakukan banyak

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII-D SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)

0 5 30

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbededaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI)

0 3 435

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf deskripsi melalui Model Group Investigation Berbantuan Media Kartu Kunci pada Siswa Kelas XB SMA N 2 Blora

0 8 198

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation(GI) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas XI Tata Busana (TB

0 2 19

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91