c. Aspek Kemampuan Mempertahankan Pendapat
Tahap pratindakan aspek kemampuan menanggapi pendapat mendapatkan rata-rata skor sebesar 1,44 meningkat pada siklus I menjadi 2,09 dan meningkat
pada siklus II menjadi 2,78. Terjadi peningkatan sebesar 1,34 dari pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar VIII: Peningkatan Rata-Rata Skor Aspek Kemampuan Mempertahankan Pendapat
d. Aspek Kemampuan Menerima Pendapat Orang Lain
Tahap pratindakan aspek kemampuan menanggapi pendapat mendapatkan rata-rata skor sebesar 1,34 meningkat pada siklus I menjadi 2,41 dan meningkat
pada siklus II menjadi 3,00. Terjadi peningkatan sebesar 1,66 dari pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar IX: Peningkatan Rata-Rata Skor Aspek Kemampuan Menerima Pendapat Orang Lain
e. Aspek Penguasaan Topik
Tahap pratindakan aspek kemampuan menanggapi pendapat mendapatkan rata-rata skor sebesar 1,63 meningkat pada siklus I menjadi 2,59 dan meningkat
pada siklus II menjadi 3,22. Terjadi peningkatan sebesar 1,59 dari pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar X: Peningkatan Rata-Rata Skor Aspek Penguasan Topik
f. Aspek Keberanian Berbicara
Tahap pratindakan aspek kemampuan menanggapi pendapat mendapatkan rata-rata skor sebesar 1,69 meningkat pada siklus I menjadi 2,59 dan meningkat
pada siklus II menjadi 3,41. Terjadi peningkatan sebesar 1,72 dari pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar XI: Peningkatan Rata-Rata Skor Aspek Keberanian Berbicara
g. Aspek Kelancaran Berbicara
Tahap pratindakan aspek kemampuan menanggapi pendapat mendapatkan rata-rata skor sebesar 1,65 meningkat pada siklus I menjadi 2,44 dan meningkat
pada siklus II menjadi 3,13. Terjadi peningkatan sebesar 1,48 dari pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar XII: Peningkatan Rata-Rata Skor Aspek Kelancaran Berbicara
h. Aspek Pandangan Mata
Tahap pratindakan aspek kemampuan menanggapi pendapat mendapatkan rata-rata skor sebesar 1,63 meningkat pada siklus I menjadi 2,63 dan meningkat
pada siklus II menjadi 3,22. Terjadi peningkatan sebesar 1,59 dari pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar XIII: Peningkatan Rata-Rata Skor Aspek Pandangan Mata
i. Aspek Kenyaringan Suara
Tahap pratindakan aspek kemampuan menanggapi pendapat mendapatkan rata-rata skor sebesar 1,88 meningkat pada siklus I menjadi 2,84 dan meningkat
pada siklus II menjadi 3,38. Terjadi peningkatan sebesar 1,50 dari pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar XIV: Peningkatan Rata-Rata Skor Aspek Kenyaringan Suara
j. Aspek Ketepatan StrukturKosakata
Tahap pratindakan aspek kemampuan menanggapi pendapat mendapatkan rata-rata skor sebesar 1,53 meningkat pada siklus I menjadi 2,50 dan meningkat
pada siklus II menjadi 3,16. Terjadi peningkatan sebesar 1,63 dari pratindakan hingga siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar XV: Peningkatan Rata-Rata Skor Aspek Ketepatan StrukturKosakata
4. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas mengenai upaya peningkatan keterampilan diskusi siswa melalui model
Group Investigation GI
dilakukan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil diskusi peneliti bersama guru, hal tersebut dilakukan
karena nilai ketuntasan kelas telah terpenuhi. Nilai ketuntasan harus mencapai 75 dan hasil penelitian tindakan telah menunjukkan hasil sebesar 87,5. Dari
32 siswa sebanyak 28 atau sekitar 87,5 telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Penelitian juga dilakukan dalam dua siklus karena siswa
mengalami kejenuhan sehingga jika penelitian dilanjutkan, hasil pada siklus selanjutknya tidak akan menunjukkan perbedaan yang signifikan daripada siklus
II.
106
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai model Group Investigation GI, dapat disimpulkan bahwa model tersebut dapat meningkatkan
keterampilan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Muntilan dalam berdiskusi. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada proses pembelajaran diskusi yaitu pada
kekompakan siswa, pengorganisasian kerja kelompok, inisiatif dalam kerja kelompok, keaktifan siswa, dan juga cara siswa dalam memotivasi anggota
kelompok, sehingga diskusi menjadi lebih hidup dengan adanya kesempatan berbicara siswa karena adanya pembagian tugas pada setiap siswa. Selain itu,
sesuai dengan tujuan model Group Investigation GI dilihat dari proses pembelajaran yang menunjukkan siswa selalu aktif dalam kelompoknya, siswa
sangat berperan dalam kelompok, siswa dapat bebas mengutarakan gagasan dan ide-idenya, siswa dapat memecahkan masalah secara bersama-sama, dan siswa
dapat menyampaikan pendapat di depan umum. Secara produk peningkatan terjadi pada skor tiap aspek yang dinilai. Siswa
menjadi lebih aktif dalam berpendapat. Tidak ada lagi dominasi dalam berbicara karena adanya pemerataan dalam berbicara. siswa telah berani dalam
menyampaikan ide, gagasan, pendapat, saran, persetujuan, dan penolakan dalam kegiatan diskusi. Penguasaan topik, kelancaran berbicara, pandangan mata,
kenyaringan suara, dan penggunaan strukturkosakata siswa juga meningkat dibandingkan sebelum dikenai tindakan.
Peningkatan skor rata-rata dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata tahap pratindakan yaitu sebesar 15,87 meningkat pada siklus II yaitu sebesar 24,62, dan
meningkat pada siklus II menjadi 31,53. Peningkatan skor rata-rata yang terjadi tahap pratindakan hingga siklus II adalah sebesar 15,66. Peningkatan skor yang
signifikan dialami oleh S02, S03, S08, S09, S12, S16, dan S27 dengan peningkatan skor sebesar 21 dari pratindakan hingga siklus II.
B. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan model Group Investigation GI dalam rangka meningkatkan keterampilan diskusi siswa, rencana tindak
lanjut penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Muntilan akan menggunakan model Group Investigation GI dalam kegiatan berdiskusi.
2. Model Group Investigation GI akan digunakan sebagai alternatif dalam
pembelajaran berdiskusi sehingga akan melatih keberanian siswa dalam berbicara dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
khususnya berdiskusi.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan rencan tindak lanjut diatas, berikut ini merupakan saran dari peneliti yaitu sebagai berikut.
1. Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Muntilan sebaiknya dapat
menggunakan model Group Investigation GI dalam kegiatan berdiskusi,
karena model ini dapat digunakan untuk meningkatkan keberanian siswa dalam berbicara, menyampaikan pendapat, menanggapi dan mempertahankan
pendapat, serta dapat melatih siswa berperan aktif dalam kegiatan diskusi. 2.
Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil kualitas pembelajaran, khususnya pembelajaran berdiskusi.
3. Penelitian ini diharapkan dapat melatih siswa untuk berani berpendapat
dengan adanya pemerataan dalam berpendapat, sehingga diskusi tidak hanya didominasi oleh siswa tertentu saja. Selain itu, peelitian ini juga diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga diskusi berjalan dengan memunculkan banyak ide atau gagasan baru.