Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

terdapat kekurangan dan hasil yang diperlihatkan belum menunjukkan hasil maksimal. Pada proses pembelajaran masih terlihat bahwa masih banyak siswa yang masih belum paham dengan model Group Investigation GI yang sedang dilaksanakan. Meskipun demikian, terdapat peningkatan dalam beberapa aspek perilaku yang ditunjukkan oleh siswa. Berikut ini merupakan pengamatan peneliti dan guru kolabolator mengenai keterlaksanaan model Group Investigation GI. Tabel 8: Pencapaian Proses Tahap Siklus I No Langkah Model Group Investigation Aspek yang Harus Dilakukan oleh Guru dan Siswa Guru Ket Siswa Pratin dakan Siklus I 1. Diskusi Kelas Terpusat pada Siswa Guru mengarahkan siswa memilih topik, guru memberikan pengetahuan atau pengalaman V Siswa memilih topik yang disepakati bersama guru V V 2. Pembagian Kelompok Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok V Siswa berkelompok sesuai yang telah ditentukan guru V V 3. Pembagian Topik pada Kelompok Guru membagikan topik diskusi V Siswa mencermati topik yang dibagikan oleh guru - V 4. Pembagian Tugas dalam Kelompok Diskusi Guru meminta siswa untuk menentukan ketua kelompok untuk membagi tugas pada setiap anggota V Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota, setiap anggota kelompok diharapkan memberikan kontribusi berupa referensi dan pengetahuan - V 5. Persiapan Topik Kecil Guru memantau jalannya diskusi Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi. V Setiap anggota mengerjakan bagian yang diterima melalui pembagian tugas oleh ketua kelompok yaitu berupa pertanyaan yang ada pada lembar kerja. Setiap anggota bekerja secara individu. Siswa memliki tanggung jawab pada bagian yang ia terima terhadap kelompoknya - V 6. Presentasi dalam Kelompok Guru memantau jalannya diskusi V Setiap anggota menyampaikan hasil pekerjaan masing- masing dalam presentasi kecil dalam kelompok. - - No. Langkah Model Group Investigation Aspek yang Harus Dilakukan oleh Guru dan Siswa Guru Ket Siswa Ket 7. Persiapan Presentasi Kelompok Guru memantau jalannya diskusi dan meminta siswa dari kelompok yang tidak diskusi untuk menjadi moderator. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi. V Setiap kelompok memadukan hasil diskusi kelompok kecil dalam hasil diskusi yang disepakati bersama. Antarsiswa dapat saling memberikan referensi lain dan pengetahuan - - 8. Presentasi Kelompok Guru memantau jalannya diskusi dan mengarahkan siswa untuk aktif berbicara V Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok di depan kelas V V 9. Evaluasi Guru memantau jalannya diskusi Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi. V Siswa dari kelompok lain menyampaikan sanggahan, ide, ataupun kritik dan saran. - V Keterangan: √ = Aspek sudah berhasil ditingkatkan sesuai dengan indikator keberhasilan - = Aspek belum berhasil ditingkatkan sesuai dengan indikator keberhasilan Tabel 8 menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan diskusi dengan model Group Investigation GI. Siswa tampak belum memahami dengan baik langkah-langkah penggunaan model Group Investigation GI. Siswa telah berbagi tugas dalam kelompok. Siswa juga telah mendapatkan dan mengerjakan tugas masing-masing. Akan tetapi, anggota kelompok masih belum mempresentasikan hasil diskusinya dalam kelompok kecil. Siswa sekedar memberikan jawaban pada panelis tanpa mempresentasikan terlebih dahulu. Anggota kelompok pun cenderung menerima apapun yang dikerjakan oleh anggotanya. Secara terperinci, berikut ini merupakan hasil pengamatan diskusi kelompok pada tahap siklus I. Tabel 9: Pengamatan Diskusi Kelompok Siklus I No Aspek yang Diamati Kelompok 1 2 3 4 5 6 1. Kekompakan 2 2 3 3 2 2 2. Memotivasi Anggota Lain 2 2 3 3 3 2 3. Pengorganisasian Kerja Kelompok 1 2 3 3 3 2 4. Inisiatif Kerja dalam Kelompok 2 1 2 3 2 2 5. Keaktifan 2 2 2 2 3 1 Keterangan: 1. Nilai 4 dikategorikan Sangat Baik SB 2. Nilai 3 dikategorikan Baik B 3. Nilai 2 dikategorikan Cukup C 4. Nilai 1 dikategorikan Kurang K Pada siklus I, terjadi peningkatan skor pada proses pembelajaran diskusi. Pada aspek kekompakan, kelompok 3 dan 4 telah berhasil menyelesaikan diskusi dan mendapatkan kesimpulan dalam waktu 1 menit, sedangkan kelompok 1, 2, 5, dan 6 menyelesaikan diskusi pada menit ke 13. Pada aspek memotivasi anggota lain, kelompok 3 dan 4 saling memotivasi tetapi masih kurang kompak sehingga kesimpulan yang dihasilkan masih dalam waktu 10 menit, sedangkan kelompok 1, 2, 5 dan 6 kurang memiliki semangat dalam kelompok dan tidak saling menyemangati sehingga waktu diskusi sedikit lebih lama yaitu 13 menit. Pada aspek pengorganisasian anggota kelompok 3, 4, dan 5 sudah terjadi pembagian tugas dan peran masing-masing tetapi masih ada anggota kelompok yang menyimpang, sedangkan kelompok 1, 2, dan 6 kelengkapan organisasi dan peran anggota kelompok tidak berjalan dengan baik, bahkan kelompok 1 kelengkapan organisasi dan peran anggota kelompok tidak tersusun dengan baik. Aspek inisiatif dalam kelompok 4 baik karena anggota kelompok dapat memunculkan ide-ide baru dalam menghasilkan kesimpulan sedangkan kelompok 1, 2, 3, 5, dan 6 kurang memuncukan ide baru untuk mendapatkan kesimpulan, bahkan kelompok 2 kesimpulan yang dihasilkan jauh dari yang diharapkan. Aspek keaktifan dalam kelompok 5 baik karena setiap siswa memiliki kesempatan berbicara sekali dalam kelompok sedangkan kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 hanya ada beberapa siswa yang berbicara sehingga frekuensi interaksi dalam kelompok kurang berjalan dengan lancar.

b Pengamatan Produk

Pengamatan pada produk dilakukan oleh peneliti dan guru dilaksanakan berdasarkan pedoman pengamatan diskusi siswa. Dalam pengamatan Siklus I yang dilakukan, terlihat peningkatan pada skor produk sebelum dikenai dan sesudah dikenai tindakan berupa penggunaan model Group Investigation GI. Berikut ini merupakan tabel perbandingan skor keterampilan berdiskusi siswa dalam Siklus I. Tabel 10: Peningkatan Skor Keterampilan Diskusi Siswa dari Tahap Pratindakan Hingga Tahap Siklus I Hasil pengamatan tes keterampilan berdiskusi siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Muntilan telah mengalami peningkatan. Skor rata-rata keterampilan berdiskusi siswa pada siklus I adalah 24,63. Pada tindakan siklus I terdapat 12 No Siswa Skor Ket Pratindakan Siklus I 1 S01 30 33 L 2 S02 10 21 TL 3 S03 10 17 TL 4 S04 23 30 L 5 S05 12 21 TL 6 S06 17 23 TL 7 S07 22 21 TL 8 S08 10 20 TL 9 S09 13 32 L 10 S10 15 18 TL 11 S11 26 32 L 12 S12 14 22 TL 13 S13 12 30 L 14 S14 12 22 TL 15 S15 30 32 L 16 S16 10 19 TL 17 S17 10 19 TL 18 S18 10 19 TL 19 S19 30 31 L 20 S20 14 21 TL 21 S21 28 32 L 22 S22 13 18 TL 23 S23 10 30 L 24 S24 10 22 TL 25 S25 10 17 TL 26 S26 30 32 L 27 S27 10 30 L 28 S28 12 23 TL 29 S29 23 31 L 30 S30 10 24 TL 31 S31 10 24 TL 32 S32 12 22 TL Jumlah 508 788 Rata-Rata 15,87 24,63 siswa atau sekitar 37,5 yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Skor tertinggi didapatkan oleh S01 dengan skor 33. Skor terendah didapatkan oleh S03 dan S25 dengan skor 17. Pada tahap pratindakan terdapat 12 siswa yang pasif dan pada siklus I sudah tidak ada siswa yang tidak berperan dalam kelompok. Pada tahap pratindakan, skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 15,87, sedangkan pada tahap siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 24,63. Hal tersebut memperlihatkan peningkatan skor rata-rata sebesar 8,76. Pencapaian KKM baru mencapai 37,5, sementara target dalam penelitian adalah 75 sehingga dianggap belum memenuhi keberhasilan tindakan. Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan lanjutan pada siklus II. 4 Refleksi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pada tahap refleksi peneliti bersama kolaborator mendiskusikan apa saja yang telah dilaksanakan dan menganalisis hasil yang terjadi selama siklus I berlangsung. Refleksi didasarkan pada indikator keberhasilan yang telah dicapai pada tahap siklus I. Refleksi pada siklus I dapat dilihat pada saat proses maupun secara produk. Secara proses, peningkatan dapat dilihat dari organisasi kelompok yang baik dan adanya pembagian tanggungajawab, sehingga diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu. Adanya organisasi kelompok yang baik tidak lepas dari peranan model Group Investigation GI yang diterapkan saat diskusi berlangsung. Model Group Investigation GI bertujuan untuk meningkatkan keberanian siswa saat berbicara. Pembagian tanggung jawab pada masing-masing siswa akan membuat siswa lebih fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Fokus dan perhatian siswa yang baik akan berpengaruh pada keaktifan siswa. Siswa akan lebih aktif berpendapat, menanggapi, ataupun bertanya pada anggota dalam kelompok. Siswa akan memiliki kesempatan berbicara yang sama satu sama lain, karena adanya pembagian tugas oleh ketua kelompok. Diskusi tidak akan didominasi oleh satu orang dalam kelompok. Di sisi lain, model model Group Investigation GI belum sepenuhnya berjalan sesuai keinginan, sehingga perlu pembenahan pada siklus selanjutnya. Secara produk, berdasarkan tes kemampuan berdiskusi siswa masih terdapat 20 siswa yang belum lulus KKM dan hanya 12 siswa atau sekitar 37,5 yang lulus KKM, sedangkah kelas dikatakan sudah mencapai ketuntasan jika banyaknya siswa yang mencapai KKM ≥75 dari keseluruhan jumlah siswa. Pada siklus I masih terdapat beberapa kekurangan atau masalah yang muncul. Masalah yang ada pada siklus I yaitu siswa belum sepenuhnya menguasai aspek-aspek dalam keterampilan berdiskusi. Jika dilihat dari hasil skor rata-rata siklus I, telah terjadi peningkatan pada masing-masing aspek. Terdapat peningkatan yang terlihat signifikan dan ada yang belum begitu menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan ada beberapa kendala yang dihadapi saat siklus I berlangsung. Peneliti bersama guru telah mendiskusikan beberapa kendala yang dihadapi saat siklus I berlangsung, yaitu sebagai berikut. a Siswa yang belum begitu paham mengenai langkah-langkah model Group Investigation GI saat diskusi berlangsung. b Kurangnya kemampuan siswa untuk menanggapi pendapat orang lain dengan menggunakan alasan yang jelas. c Kurangnya kemampuan siswa untuk mempertahankan pendapatnya, sehingga siswa cenderung sekedar menerima apa yang disampaikan orang lain. d Siswa yang masih belum memberikan alasan yang tepat dalam memberikan dan menerima pendapat orang lain. e Kelancaran berbicara yang belum begitu baik sehingga banyak siswa yang berbicara masih tersendat-sendat. f Penggunaan bahasa daerah saat berbicara atau berpendapat.

b. Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

1 Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Perencanaan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Mei 2016 pada pukul 08.00-09.00 WIB. Perencanaan dilaksanakan untuk membahas aspek apa saja yang perlu ditingkatkan pada siklus II, yaitu tindakan yang harus dilakukan untuk meningkatkan aspek menanggapi pendapat orang lain dengan alasan yang jelas dan rasional, aspek dapat mempertahankan pendapat, aspek menerima dan memberikan pendapat, aspek kelancaran dalam berbicara, dan aspek ketepatan struktur dan kosakata. Aspek-aspek tersebut perlu ditekankan agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan memuaskan. Dalam proses diskusi, siswa diharapkan lebih aktif dalam berpendapat dan pemerataan berbicara siswa juga lebih ditingkatkan. Rancangan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut. a Guru akan menjelaskan kembali mengenai langkah-langkah pembelajaran diskusi menggunakan model Group Investigation GI . b Guru akan menekankan pada siswa untuk aktif dalam berpendapat untuk menyampaikan ide, persetujuan, dan sanggahan saat berbicara. Guru juga akan menekankan pada aspek mempertahankan pendapat, penguasaan topik, serta kelancaran siswa saat berbicara. c Guru bersama peneliti menyiapkan tema dalam diskusi yang menari perhatian siswa yaitu artikel dengan judul “Pacaran di Masa Sekolah, Boleh atau Tidak?”. d Guru bersama peneliti menyiapkan instrumen penilaian berupa pedoman penilaian, lembar observasi, catatan lapangan, dan alat rekam untuk dokumentasi. e Guru bersama peneliti menentukan waktu untuk penelitian yaiu 2 kali pertemuan. 2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II diharapkan dapat meningkatkan aspek-aspek yang masih kurang pada siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Tahap-tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut. a Guru menjelaskan kembali mengenai langkah pembelajaran diskusi menggunakan model Group Investigation GI kepada siswa. b Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat, menyanggah, menanggapi, dan mempertahankan pendapatnya. c Guru dan siswa menentukan tema diskusi, dan dipilihkan tema dengan judul “Pacaran di Masa Sekolah, Boleh atau Tidak?”. d Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa. e Guru bersama peneliti membagikan number tag pada setiap siswa sesuai nomor absen siswa. f Siswa berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok oleh guru. g Setiap kelompok membagikan tugas pada masing-masing anggota. Masing- masing anggota bekerja secara individu. h Setelah tugas individu selesai, setiap anggota mempresentasikan hasil kerja dalam diskusi kelompok kecil. i Setiap kelompok memadukan semua jawaban atas kesepakatan dalam kelompok. j Setiap kelompok melaksanakan presentasi diskusi kelas. k Guru dan peneliti mengamati jalannya diskusi. l Setelah jam pelajaran selesai, diskusi kelas dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. 3 Pengamatan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Pengamatan tindakan siklus II menggunakan instrumen yang sama pada seperti pada pengamatan tindakan siklus I. Hasil pengamatan meliputi pengamatan proses dan pengamatan produk. Pengamatan proses dapat dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran diskusi dalam kelompok kecil dan pengamatan produk dapat dilihat dari perolehan skor keterampilan diskusi siswa.

a Pengamatan Proses

Hasil pengamatan proses pada siklus II telah menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan guru dan peneliti. Pada proses diskusi siswa telah mampu bekerjasama satu sama lain dalam memecahkan permasalahan. Siswa diberikan tanggungjawab masing-masing dalam pembagian tugas kelompok diskusi, sehingga siswa memang dituntut aktif dalam diskusi kelompok. Siswa telah berani menyampaikan pendapat dan menerima pendapat dari anggota lainnya. Pada siklus II, siswa yang biasanya cenderung diam telah berani berbicara di depan anggota lain. Setiap anggota juga telah berperan aktif dalam memotivasi anggota lain untuk dapat memecahkan permasalahan yang diberikan. Berikut ini merupakan tabel pencapaian proses pada tahap siklus II pembelajaran diskusi menggunakan model Group Investigation GI.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII-D SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)

0 5 30

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbededaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI)

0 3 435

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf deskripsi melalui Model Group Investigation Berbantuan Media Kartu Kunci pada Siswa Kelas XB SMA N 2 Blora

0 8 198

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation(GI) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas XI Tata Busana (TB

0 2 19

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91