Pengamatan Produk Deskripsi Awal Keterampilan Diskusi Siswa

6 Aspek Keberanian Berbicara Aspek keberanian dalam berbicara dapat dipengaruhi oleh perasaan takut, malu, ataupun gugup saat mengemukakan pendapatnya. Skala skor dalam aspek ini yaitu, skor 4 untuk siswa yang berani berbicara tanpa malu, gugup, dan takut salah. Skor 3 untuk siswa yang siswa yang berani berbicara namun terkadang masih malu, gugup, dan takut salah. Skor 2 untuk siswa yang kurang berani berbicara karena masih malu, gugup, dan takut salah. Skor 1 untuk siswa yang tidak berani berbicara. 7 Aspek Kelancaran Berbicara Aspek kelancaran berbicara sangat dipengaruhi oleh keberanian dalam berbicara. Dalam aspek ini masih banyak siswa yang kurang lancar dalam berbicara. Skala untuk skor aspek kelancaran berbicara adalah sebagai berikut, skor 4 untuk siswa yang berbicara lancar dari awal sampai akhir. Skor 3 untuk siswa yang cukup lancar dalam berbicara, terkadang masih tersendat-sendat dalam berbicara. Skor 2 untuk siswa yang kurang lancar dalam berbicara. Skor 1 untuk siswa yang tidak lancar berbicara. 8 Aspek Pandangan Mata Aspek pandangan mata siswa berhubungan dengan arah pandangan mata siswa saat berbicara dengan lawan bicara ataupun peserta diskusi di depannya. Skala skor untuk aspek pandangan mata siswa adalah skor 4 untuk siswa yang pandangan matanya tertuju ke lawan bicara dan peserta lain. Skor 3 untuk siswa yang pandangan mata sudahcukup terarah namun terkadang tidak terarah. Skor 2 untuk siswa yang pandangan matanya kurang terarah. Skor 1 untuk siswa yang tidak mengarahkan mata ke lawan bicaranya menunduk. 9 Aspek Kenyaringan Suara Aspek kenyaringan suara berhubungan dengan volume suara yang dihasilkan oleh siswa saat berbicara. Skala skor untuk aspek ini adalah skor 4 untuk siswa dengan suara nyaring. Skor 3 untuk siswa dengan suara cukup nyaring. Skor 2 untuk siswa dengan suara kurang nyaring. Skor 1 untuk siswa dengan suara pelan tidak terdengar. 10 Aspek Ketepatan Struktur dan Kosakata Aspek ketepatan struktur dan kosakata berhubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baku, penggunaan struktur kalimat, dan pemilihan kata atau diksi. Skala skor untuk aspek ini adalah, skor 4 untuk siswa yang memperhatikan penggunaan bahasa, struktur kalimat, dan diksi. Skor 3 untuk siswa yang cukup memperhatikan penggunaan bahasa, struktur kalimat, dan diksi. Skor 2 untuk siswa yang kurang memperhatikan penggunaan bahasa, struktur kalimat, dan diksi. Skor 1 untuk siswa yang tidak memperhatikan penggunaan bahasa, struktur kalimat, dan diksi. Tabel 7: Hasil Pengisian Angket Pratindakan Siswa VIIIA SMP Negeri 2 Muntilan No Pertanyaan Akumulasi Jawaban dalam Presentase Ya Tidak 1. Apakah Anda sering melakukan diskusi? 93,7 6,3 2. Apakah guru sering mengadakan proses pembelajaran dengan berdiskusi saat di kelas? 100 - 3. Apakah Anda senang jika mendapat perintah dari guru untuk melaksanakan berdiskusi? 93,7 6,3 4. Apakah Anda aktif dengan menyampaikan ide, gagasan, persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat saat proses pembelajaran diskusi? 90,7 9,3 5. Apakah Anda masih merasa malu, takut, atau minder dalam menyampaikan ide, gagasan, persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat pada saat proses pembelajaran diskusi? 9,3 90,7 6. Ketika diskusi berlangsung, apakah ada seorang atau beberapa siswa yang mendominasi pembicaran? 62,5 37,5 7. Ketika diskus berlangsung, sudahkah seluruh peserta menyampaikan ide, gagasan, bantahan, persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat? 50 50 8. Menurut Anda perlukah suatu model atau teknik pembelajaran yang digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran diskusi? 96,8 3,2 Berdasarkan angket pratindakan yang dibagikan pada siswa diketahui bahwa sebanyak 30 dari 32 siswa yang hadir atau sekitar 93,7 sering melakukan diskusi dan 2 siswa atau sekitar 6,3 menyatakan tidak. Selain itu, sebanyak siswa atau 100 siswa menyatakan bahwa guru sering melaksanakan proses diskusi. Sebanyak 30 siswa atau sekitar 93,7 menyatakan senang jika mendapatkan perintah untuk melaksanakan diskusi, sisanya sebanyak 2 siswa atau sekitar 6,3 menyatakan tidak. Setelah itu sebanyak 29 siswa atau sekitar 90,7 mengaku aktif dalam menyampaikan ide, gagasan, persetujuan, gagasan, dan penolakan dalam diskusi sedangkan sebanyak 3 siswa menyatakan belum aktif dalam diskusi. Hasil angket menunjukkan 3 siswa atau sekitar 9,3 menyatakan masih merasa malu, takut, atau minder dalam menyampaikan pendapat dalam diskusi, sedangkan sebanyak 29 siswa atau sekitar 90,3 menyatakan sudah berani dalam menyampaikan ide atau pendapatnya. Dalam diskusi sebanyak 20 atau sekitar 62,5 menyatakan bahwa diskusi masih didominasi oleh siswa tertentu dan sebanyak 12 siswa atau sekitar 37,5 menyatakan tidak. Selanjutnya,saat diskusi berlangsung sebanyak 16 siswa atau 50 siswa menyatakan seluruh peserta diskusi telah menyampaikan ide dan pendapat dalam diskusi dan sebanyak 16 siswa lainnya atau 50 siswa menyatakan tidak. Pada soal angket yang terakhir sebanyak 31 siswa atau sekitar 96,8 menyatakan diperlukan model pembelajaran yang baru untuk lebih meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara dan 1 siswa atau sekitar 3,2 menyatakan tidak perlu. Berdasarkan analisis dari penskoran aspek-aspek dalam diskusi dan analisis angket pratindakan, serta pengamatan di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Muntilan menunjukkan bahwa baik secara proses maupun produk keterampilan berdiskusi siswa masih rendah. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah model yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada. Model yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berdiskusi siswa baik secara proses maupun secara produk.

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Berdiskusi Melalui

Model Pemebelajaran Group Investigation GI Penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Berdiskusi Melalui Model Group Investigation GI pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Muntilan dilaksakan dalam 2 siklus penelitian. Perbedaan pada siklus I dengan siklus II adalah upaya meningkatkan aspek penilaian yang belum maksimal untuk mendapatkan hasil yang sebaik mungkin dalam penelitian. Aspek yang belum meningkat akan lebih difokuskan dalam pertemuan siklus berikutnya untuk diperbaiki. Dalam penelitian peneliti bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Ibu Siti Setyawati, S.Pd. sebagai guru kolaborator. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, sedangkan peneliti mengamati jalannya pembelajaran.

a. Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

1 Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Setelah pelaksanaan tes pratindakan guru bersama peneliti berdiskusi mengenai tindakan yang akan dilakukan selanjutnya terkait dengan permasalahan yang ditemukan pada tes pratindakan. Hal tersebut dilakukan untuk merencanakan penelitian untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam berdiskusi dan berkomunikasi dengan anggota kelompok lain. Pengamatan pada peningkatan proses diskusi akan dilihat dari respon siswa dalam pembelajaran siklus I di kelas, sedangkan peningkatan hasil atau produk dapat dilihat dari skor hasil penilaian dalam pedoman penilaian keterampilan diskusi siswa. Adapun rencana pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut. a Peneliti bersama guru berdiskusi mengenai permasalahan yang muncul pada tes pratindakan. b Peneliti dan guru merencanakan pembelajaran diskusi menggunakan model Group Investigation GI . c Guru bersama siswa menentukan topik diskusi mengenai teknologi. Bahan diskusi berasala dari artikel online dengan judul “Pengaruh Teknologi Ber- Smartphone Terhadap Remaja”. d Menentukan langkah-langkah berdiskusi menggunakan model Group Investigation GI . e Menyiapkan bahan pembelajaran yang berupa lembar pengamatan, lembar penilaian, dan catatan lapangan. f Menyiapkan alat rekam kegiatan dan number tag untuk setiap siswa. g Menentukan waktu penelitian yaitu dua kali pertemuan. 2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan model Group Investigation GI diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berdiskusi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Muntilan Magelang. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan selama 2 kali pertemuan adalah sebagai berikut. a Guru membuka pelajaran yaitu kegiatan berdoa, apersepsi dan presensi. b Guru menjelaskan tujuan pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation GI . c Guru menjelaskan mengenai model pembelajaran Group Investigation GI , prosedur pelaksanaan Group Investigation GI , serta hal yang perlu dilakukan selama proses diskusi. d Guru mengarahkan siswa untuk memilih topik diskusi. e Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 anggota. f Guru membagikan artikel kepada masing-masing siswa. g Peneliti membagikan number tag kepada siswa sesuai nomor absen yang digunakan untuk memudahkan guru dan peneliti dalam melakukan peniaian pada siswa. h Siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing. i Setiap kelompok membagikan tugas pada masing-masing anggota kelompok. j Setelah tugas dibagikan, setiap anggota kelompok bekerja secara individu. k Setelah tugas individu selesai, siswa saling mempresentasikan hasil pekerjaannya dalam presentasi kelompok kecil. l Siswa saling memadukan jawaban dalam kelompok kecil. m Siswa melakukan diskusi kelas sesuai dengan kesimpulan yang didapatkan dalam presentasi kecil. n Setiap kelompok bergantian untuk presentasi di depan kelas. o Guru dan siswa melakukan refleksi. 3 Pengamatan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pengamatan tindakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti menggunakan instrumen penilaian yang telah digunakan. Selain menggunakan instrumen penilaian juga menggunakan catatan lapangan, rekaman, serta foto selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dibagi menjadi 2 yaitu, pengamatan proses dan pengamatan produk.

a Pengamatan Proses

Pengamatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan guru menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut masih

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII-D SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)

0 5 30

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbededaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI)

0 3 435

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf deskripsi melalui Model Group Investigation Berbantuan Media Kartu Kunci pada Siswa Kelas XB SMA N 2 Blora

0 8 198

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation(GI) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas XI Tata Busana (TB

0 2 19

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91