Hakikat Diskusi Deskripsi Teoretis

2. Manfaat Diskusi

Kegiatan diskusi merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara. menurut Tarigan 2008: 51 manfaat kegiatan diskusi antara lain adalalah sebagai berikut: 1 kemampuannya memberikan sumber-sumber yang lebih banyak bagi pemecahan masalah problem solving ; 2 memberikan jalan keluar bagi dua pandangan yang saling berseberangan; dan 3 menguji ide-ide atau gagasan dengan lebih memadai dan tidak memihak. Sementara itu, menurut Arsjad 1993: 40 manfaat dari kegiatan diskusi antara lain adalah sebagai berikut: 1 diskusi dapat menjauhkan siswa dari kejenuhan terhadap sebuah mata pelajaran yang terus menerus sama dan apabila rasa jenuh siswa hilang makan kegiatan diskusi dapat menumbuhkan motivasi belajar; 2 dapat meningkatkan kreatifitas siswa dengan menjalankan sebuah kegiatan yang berbeda sehingga siswa lebih bersemangat dan tidak mudah bosan; 3 diskusi dapat digunakan siswa dalam penerapkan secara langsung materi yang sedang diajarkan; 4 diskusi dapat meningkatkan taraf berpikir siswa; 5 siswa dapat memiliki pengalaman belajar yang lebih luas karena siswa dapat saling bertukar pikiran dengan siswa lainnya yang mungkin saja pengetahuan tersebut belum didapatkan dari guru yang mengajar; 6 siswa dapat melatih keberanian dalam berbicara di depan orang lain; 7 melalui diskusi siswa dapat belajar untuk memecahkan masalah. Suharyanti 2011: 39 menambahkan bahwa keiatan diskusi memiliki beberapa manfaat pada siswa antara lain adalah bahwa kegiatan diskusi dapat melatih siswa untuk berpikir praktis, dapat mengembangkan sifat siswa untuk senang bekerjasama, dapat melatih keberanian siswa untuk berbicara di depan umum, dan untuk mengembangkan gagasan ide dalam memecahkan masalah. Berdasarkan dari berbagai manfaat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat diambil simpulan bahwa diskusi kelompok memiliki peranan dalam meningkatkatkan kemampuan berbicara siswa di depan umum, dapat mengembangkan cara berpikir siswa secara praktis, dan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dengan memperhatikan pendapat dari orang lain.

3. Bentuk Diskusi Kelompok

Suharyanti 2011: 41 mengemukakan beberapa jenis diskusi, antara lain: 1 diskusi kelompok, 2 diskusi panel, 3 simposium, 4 konperensi, 5 seminar, 6 diskusi meja bundar, 7 buzz group , dan 8 debat. Tidak jauh berbeda menurut Dipodjojo 1982: 68-80 diskusi kelompok itu sendiri terdiri atas berbagai macam bentuk, antara lain: 1 panitia, 2 konferensi, 3 meja bundar, 4 panel, 5 panel forum, 6 simposium, 7 buzz group atau Phillips’66, 8 seminar, 9 colloquium , 10 brainstorming . Hendrikus 1991: 97 menyatakan bahwa berdasarkan tujuan, isi, dan para pesertanya bentuk diskusi dibagi ke dalam: 1 diskusi fak, 2 diskusi podium, 3 forum diskusi, 4 diskusi kausalis. Tarigan 2008: 41-48 membagi bentuk diskusi ke dalam beberapa kelompok, antara lain. 1 kelompok yang tidak resmi informal group discussion terdiri atas a kelompok studi, b kelompok pembentuk kebijaksanaan, dan c komite; 2 kelompok resmi formal group discussion terdiri atas a konferensi, b diskusi panel, dan c simposium. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk- bentuk diskusi sangat beragam di antaranya yang paling sering dilakukan adalah panel, simposium, konferensi, dan seminar. Bentuk-bentuk diskusi tersebut adalah kegiatan yang sering kita jumpai dalam berbagai forum. Pembelajaran diskusi akan menggunakan jenis diskusi kelompok dengan menghadirkan ketua, panelis, dan anggota diskusi dalam kelompok.

4. Persiapan dan Pelaksanaan Diskusi

Menurut Hendrikus 1991: 99-102 hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan kegiatan diskusi antara lain. 1 Persiapan bahan, persiapan diawali dengan pembatasan tujuan isi diskusi. Pembatasan mencakup sasaran dan pokok pikiran untuk kesimpulan, meskipun tidak mencakup hasil konkret dari hasil yang ditargetkan. Bagi perserta akan dibagikan bahan mengenai diskusi yang akan dilakukan sehingga peserta memiliki persiapan dalam diskusi. 2 Persiapan personal,dalam hal ini merupakan persiapan yang dilakukan oleh peserta maupun persiapan pakar yang akan melakukan kegiatan diskusi. Pakar akan diberikan informasi mengenai jenis, tingkat pendidikan, dan tujuan yang diinginkan oleh peserta diskusi. 3 Persiapan ruangan, hal ini mencakup aspek estetis atau keindahan, fungsi, dan cara duduk. Pengaturan tempat duduk disesuaikan dengan jumlah peserta yang ikut dalam kegiatan diskusi. Dalam pelaksanaan kegiatan diskusi secara resmi biasanya terdapat seorang pemimpin dan beberapa peserta atau partisipan yang memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda. Tingkat keberhasilan diskusi ditentukan oleh baik tidaknya pemimpin maupun partisipan dalam menjalankan tugasnya masing- masing. Menurut Suharyanti 2011: 41, tugas dan tanggung jawab pemimpin dan partisipan adalah sebagai berikut. 1 Tugas dan tanggungjawab pemimpin diskusi. a Merundingkan permasalahan yang akan didiskusikan dengan tata cara berdiskusi. b Menyiapkan rangkuman pokok masalah yang akan didiskusikan. c Membuka diskusi. d Menjadi motor penggerak jalannya diskusi. e Mengetengahkan semua pendapat yang dikemukakan peserta diskusi. f Menutup diskusi dengan membacakan rangkuman diskusi. 2 Tugas dan kewajiban partisipan atau peserta. a Mempersiapkan diri sebelum diskusi berlangsung. b Ikut berperan serta dalam pembicaraan. c Peka terhadap teknik yang digunakan sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII-D SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)

0 5 30

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbededaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI)

0 3 435

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf deskripsi melalui Model Group Investigation Berbantuan Media Kartu Kunci pada Siswa Kelas XB SMA N 2 Blora

0 8 198

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation(GI) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas XI Tata Busana (TB

0 2 19

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91