Pengamatan Produk Deskripsi Awal Keterampilan Berdiskusi Siswa

6 Aspek Keberanian Berbicara Pada aspek ini masih banyak siswa yang masih takut untuk berbicara. Diskusi didominasi oleh beberapa siswa yang berani bertanya dan menanggapi pendapat orang lain. Dari 32 siswa hanya ada 10 orang yang berani untuk berbicara walaupun masih dengan malu-malu, gugup, dan masih takut salah. Siswa tersebut antara lain adalah S01, S04, S07, S09, S11, S15, S19, S21, S26, dan S29. Hal tersebut didukung oleh hasil skor rata-rata kelas yaitu 1,63 dan dikategorikan cukup. 7 Aspek Kelancaran Berbicara Dalam aspek ini kemampuan kelancaran berbicara siswa masih dalam kategori cukup dengan skor rata-rata kelas 1,53. Rata-rata siswa masih kurang lancar berbicara karena tersendat-sendat dalam mengemukakan ide atau pendapatnya. Hal tersebut dapat dilihat dari Vignette 9 berikut ini. 8 Aspek Pandangan Mata Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan siswa masih kurang terarah pandangannya pada lawan bicara ataupun peserta diskusi. Banyak siswa yang menunduk dan menutup muka dengan kertas yang di bawanya. Saat berbicara siswa lebih banyak melihat ke arah teman kelompoknya untuk mendapat bantuan jawaban. Hasil rata-rata pandangan mata siswa saat diskusi masih dalam .... e.. ee.. jadi itu bukan hanya itu tapi bisa dilihat dari awal sekolah, jadi nek pas UN gimana-gimana... E.. e.. Jadi bisa dilihat dari awal saja”. sementara S21 menjawab, S23 bercanda dengan S22 dan S24. CT. PT. 12-04-2016 kategori cukup dengan skor rata-rata 1,44 saja. Hal tersebut dapat dilihat dari Vignette 10 berikut ini. 9 Aspek Kenyaringan Suara Dalam menyampaikan pendapatnya siswa sudah ada yang berbicara dengan cukup nyaring, tetapi ada pula siswa yang suaranya pelan bahkan hampir tidak terdengar oleh peserta diskusi lain. Skor rata-rata yang diperoleh termasuk dalam kategori cukup dengan skor 1,72. Hal tersebut dapat dilihat dari Vignette 11 berikut ini. 10 Aspek Ketepatan Struktur dan Kosakata Hasil pengamatan aspek penggunaan struktur dan kosakata siswa rata-rata masih dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 1,25. Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan struktur dan kosakata yang digunakan dengan masih banyaknya siswa yang menggunakan bahasa daerah dalam mengemukakan pendapatnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam Vignette 12 berikut ini. .... S25 menyampaikan pertanyaan lalu hasil diskusi disampaikan oleh S27 dan S28 yang masih membaca teks. Suara S27 dan S28 masih sangat pelan sehingga harus diulangi oleh S26. CT. PT. 12-04-2016 .... S11 nampak ragu dalam menjawab pertanyaan S19. Pandangan mata S11 kurang fokus menatap S19 saat menjawab sesekali masih melihat ke S10 untuk mendapat bantuan jawaban. CT. PT. 12-04-2016 Jika dilihat dari hasil penilaian pada pratindakan semua aspek baik proses maupun produk belum memperlihatkan hasil yang baik, sehingga diperlukan sebuah model untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi siswa. Dalam hal ini, peneliti akan mencoba menerapkan model Group Investigation GI dalam pembelajaran berdiskusi. Berdasarkan hasil angket pratindakan yang diterima menunjukkan bahwa dalam berdiskusi yaitu dalam menyampaikan ide, pendapat atau gagasan sebanyak 29 dari 32 siswa atau sekitar 90,7 merasa dirinya sudah tidak malu, takut, atau minder. Hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa hanya ada 9 siswa atau sekitar 28,1 yang berani mengemukakan ide, pendapat atau gagasannya. Hal tersebut senada tentang soal siswa yang masih malu atau minder dalam menyampaikan ide, pendapat atau gagasan. Dalam hasil angket sebanyak 29 siswa atau sekitar 90,7 menyatakan sudah tidak malu dalam mengemukakan pendapat, namun berbeda saat dilapangan, hanya ada 9 siswa atau sekitar 28,1 yang berani berpendapat. Pertanyaan pada angket mengenai pemerataan kesempatan berbicara siswa, sebanyak sebanyak 20 dari 32 siswa menyatakan bahwa diskusi masih didominasi oleh siswa tertentu sehingga belum adanya pemerataan kesempatan berbicara dalam kelompok diskusi. Pada soal angket selanjutnya sebanyak 31 dari .... Misalnya saat S29 bertanya “Mengapa kalian setuju UN bukan menjadi s tandar kelulusan?” Lalu S21 menjawab, “ piye yo le njelaske , e.. ee.. Jadi itu bukan hanya itu tapi bisa dilihat dari awal sekolah, jadi nek pas UN gimana-gimana, mudeng to ? E.. e.. Jadi bisa dilihat dari awal saja”. CT. PT. 12-04-2016 32 siswa menyatakan diperlukan model pembelajaran yang baru untuk lebih meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara.

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas dengan Model

Group Investigation GI Sebelum tindakan dilakukan peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengenai kendala apa saja yang dihadapi saat melaksanakan diskusi. Peneliti juga membagikan angket untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal siswa tentang diskusi. Berdasarkan wawancara, observasi, dan angket dapat disimpulkan kendala yang dihadapi saat berdiskusi adalah sebagai berikut. a. Siswa masih malu berbicara di depan umum, bahkan di depan teman sekelasnya. b. Kurangnya inisiatif siswa dalam kelompok. c. Diskusi yang masih didominasi oleh siswa yang aktif dan pintar. d. Sulitnya siswa mengeluarkan pendapat atau ide-ide baru. Dari hasil penilaian pratindakan masih banyak siswa yang enggan berpendapat, banyak siswa yang malu dan takut salah dalam berbicara. Diskusi masih didominasi oleh siswa yang pintar saja sehingga pengorganisasian kerjasama masih sangat kurang. Banyak siswa yang tidak fokus pada pembelajaran dan berbicara mengenai topik lain dalam diskusi. Dalam rangka mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam berdiskusi, akan digunakan beberapa aspek sebagai alat ukur penilaian. Alat ukur tersebut digunakan untuk menilai hasil secara produk diskusi kelas. Aspek tersebut antara lain, a. Kemampuan menyampaikan ide pendapat; b. kemampuan menanggapi pendapat orang lain; c. kemampuan mempertahankan pendapat; d. kemampuan menerima pendapat orang lain; e. penguasaan topik; f. keberanian berbicara; g. kelancaran berbicara, h. pandangan mata; i. kenyaringan suara; dan j. ketepatan strukturkosakata. Pada siklus I, diskusi dengan model Group Investigation GI belum berjalan dengan baik, karena masih banyak siswa yang tidak paham dengan penggunaan model tersebut. Suasana kelas sempat gaduh saat ketua kelompok meminta presentasi, sehingga siswa perlu diingatkan. Dalam diskusi masih banyak siswa yang tidak berperan aktif. Aspek menanggapi dan mempertahankan pendapat pun masih mendapatkan skor terendah. Berdasarkan hasil yang di dapatkan pada siklus I, peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan tindak lanjut dengan melaksanakan siklus II. Pada siklus II akan lebih ditekankan mengenai penerapan model Group Investigation GI sehingga pemahaman siswa lebih meningkat daripada siklus I. Pada siklus II bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki aspek yang belum meningkat secara maksimal pada siklus I. Aspek yang perlu diperbaiki antara lain adalah aspek menanggapi dan memepertahankan pendapat, aspek penguasaan topik, aspek kelancaran siswa dalam berbicara, dan aspek pandangan mata. Hasil pada siklus II pun menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dari siklus I, seiring dengan meningkatnya pemahaman siswa tentang model Group Investigation GI . Dari target ketuntasan kelas 75 telah tercapai ketuntasan sebesar 87,5 pada siklus II. Pembelajaran diskusi melalui model Group Investigation GI ternyata mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Pada pratindakan siswa cenderung tidak aktif dan kurang fokus pada pembelajaran. Gambar III :Peran Siswa yang Masih Didominasi Siswa Tertentu Kondisi pembelajaran mulai membaik pada siklus I. Siswa terlihat antusias dengan adanya model yang diterapkan. Meskipun demikian pemahaman siswa yang kurang menyebakan diskusi masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kondisi terbaik tejadi pada siklus II. Siswa mulai paham dengan langkah penggunaan model Group Investigation GI. Siswa memiliki peran dan tanggungjawab masing-masing dalam diskusi, sehingga diskusi menjadi lebih terorganisir dan setiap anggota memiliki inisiatif dalam kelompok. Aspek penilaian produk meningkat secara signifikan, karena adanya pembagian tugas dalam diskusi. Siswa yang biasanya tidak berbicara saat di depan kelas, sudah berani menyampaikan pendapatnya pada siklus II ini. Penguasaan topik, pandangan mata siswa pun meningkat dan semakin baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan Vignette 13 berikut ini. Gambar IV: Siswa Aktif dalam Diskusi Kelompok Gambar V: Siswa Berperan Masing-Masing Dalam Diskusi Kelas .... Pertanyaan datang dari S21. Jawaban diberikan oleh S28 dengan baik, tetapi S21 kurang puas sehingga ditambahkan lagi oleh S28 dibantu S13 dan S24. Pertanyaan selanjutnya datang dari S11. S11 menanggapi pernyataan dari S09, lalu dijawab oleh S28. S28 berhasil mempertahankan pendapat awalnya. Pertanyaan terakhir datang dari S21 kembali, lalu dijawab oleh S09. CT. PT. 12-04-2016

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII-D SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)

0 5 30

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbededaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI)

0 3 435

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf deskripsi melalui Model Group Investigation Berbantuan Media Kartu Kunci pada Siswa Kelas XB SMA N 2 Blora

0 8 198

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation(GI) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas XI Tata Busana (TB

0 2 19

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91