20 didapatkan oleh siswa untuk mendapatkan prestasi berbentuk simbol
atau angka yang dicapai setelah belajar akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada mata pelajaran Akuntansi Perusahaan
Dagang.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi
Abu Ahmadi
dan Widodo
Supriyono, 2013:
138 mengemukakan bahwa Prestasi Belajar yang dicapai seseorang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar diri faktor eksternal
individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid
dalam mencapai Prestasi Belajar sebaik-baiknya. a. Faktor Internal
1. Faktor jasmaniah fisiologi baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh terdiri atas : a. Faktor Intelektif yang meliputi:
1. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. 2. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki.
21 b. Faktor Non-Intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis b. Faktor Eksternal
1. Faktor sosial yang terdiri atas : 1 Lingkungan keluarga.
2 Lingkungan sekolah. 3 Lingkungan masyarakat.
4 Lingkungan kelompok. 2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian. 3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
dan iklim. 4. Faktor lingkungan spritual atau keamanan.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi sangat banyak dan kompleks. Faktor dalam diri siswa
dan dari luar siswa yang bisa menjadikan berhasil atau gagal dalam meningkatkan prestasi belajar, sehingga peran lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan kelompok dibutuhkan untuk saling mendukung ke arah yang positif.
22
d. Indikator Prestasi Belajar Akuntansi
Menurut Zainal Arifin 2013: 4 pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu. Kata
“sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, white board,
dan sebagainya. Dalam proses pengukuran, guru harus menggunakan alat ukur tes dan non tes. Alat ukut tersebut harus standar, yaitu
memiliki derajat validitas dan reabilitas yang tinggi. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya,
kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes. Aturan mengenai pemberian angka didasarkan pada teori pengukuran psikologi yang
dinakamn psychometric. Meskipun demikian, boleh saja suatu kegiatan penilaian dilakukan tanpa melalui proses pengukuran.
Menurut Muhibbin Syah 2015: 216 untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa, adalah mengetahui garis-garis besar
indikator penunjuk adanya prestasi tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
Menurut Muhibbin Syah 2015: 217 indikator atau penunjuk prestasi belajar pada siswa antara lain bisa dilihat dari tiga ranah yakni
ranah cipta, ranah rasa dan ranah karsa. Ranah cipta atau kognitif meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi penerapan,
analisis, serta sintesis. Ranah rasa meliputi penerimaan, sambutan, apresiasi, internalisasi, dan karakteristik. Ranah karsa atau
23 psikomotorik meliputi keterampilan serta kecakapan ekspresi verbal
dan non verbal. Berdasarkan uraian di atas untuk mengukur prestasi belajar
akuntansi harus menggunakan alat ukur yang berstandar yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Mengukur prestasi belajar
akuntansi bisa dilihat juga dari tiga ranah yakni ranah cipta, ranah rasa, dan ranah karsa, sehingga prestasi belajar akuntansi dapat diketahui
dengan baik.
2. Perhatian Orang Tua