kemudahan persepsi dari seorang pengguna terhadap sistem teknologi informasi oleh nasabah akan membentuk sikap untuk menolak atau
menerima sistem teknologi informasi. Selanjutnya, akan mempengaruhi penerimaan nasabah terhadap sistem teknologi informasi.
TAM adalah suatu model yang menjelaskan bagaimana user atau pengguna teknologi informasi menerima dan menggunakan teknologi
tersebut. Dampak sikap dan persepsi pengguna teknologi informasi tersebut akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi
informasi. Persepsi yang menjadi faktor pengaruhnya adalah persepsi oleh pengguna atas kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi
informasi. Seseorang yang memperoleh manfaat dan kemudahan dalam penggunaan sistem teknologi informasi menjadi sebuah tindakan, maka
orang tersebut dapat menerima penggunaan teknologi informasi. Saomi 2010 menyimpulkan bahwa model TAM dapat menjelaskan persepsi
pengguna yang akan menentukan sikapnya dalam kemanfaatan penggunaan teknologi informasi. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa
penerimaan penggunaan teknologi informasi dipengaruhi oleh kemanfaatan usefulness dan kemudahan penggunaan ease of use.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Shinta E. 2009 tentang perluasan TAM. Kajian yang dilakukan tentang TAM adalah analisis proses
penerimaan sistem informasi baru. Menggunakan 6 enam komponen dengan variasi konstruk dari model penelitian TAM dari Davis yaitu, Self
Efficacy, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Attitude, dan
Behavioral Intention to Use, dan Commitment to System Use. Bagan perluasan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
Gambar 4. Proses Penerimaan Sistem Informasi Menggunakan TAM Shinta Eka, 2009.
Penerimaan pemakai terhadap sistem teknologi informasi dapat disimpulkan pengguna teknologi memiliki motivasi, keinginan, dan
kemauan untuk menggunakan sistem teknologi informasi tersebut dalam aktivitas dan kegiatannya. Penerimaan sistem teknologi tentunya sesuai
dengan nilai dan norma pemakai, sehingga pemakai sistem akan mendapatkan manfaat dan kemudahan dari adopsi sistem teknologi
informasi.
3. Perceived Ease of Use PEOU
Persepsi kemudahan penggunaan Perceived Ease of Use didefinisikan sebagai bagaimana seseorang memiliki kepercayaan bahwa
menggunakan teknologi yang mudah digunakan maka seseorang tersebut akan berniat untuk menggunakannya. Davis 1989, persepsi kemudahan
didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun
Attitude
Commitment to System Use: Compliance, Identification, Internalization
Perceived Ease of Use
Self-Efficacy Perceived
Usefulness Behavioral
Intention to Use
free of effort. Jogiyanto 2007:144, mendefinisikan kemudahan penggunaan Ease of Use adalah sejauhmana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Jika seseorang beranggapan bahwa suatu sistem informasi mudah untuk digunakan maka
orang tersebut akan menggunakannya, dan apabila sistem informasi tidak mudah digunakan maka orang tersebut tidak akan menggunakan sistem
informasi tersebut Jogiyanto, 2007:144. Wibowo 2006 dalam Luh Putu 2013 mengemukakan pendapatnya
mengenai Perceived Ease of Use sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi tersebut dapat dengan mudah dipahami dan
digunakan. Nasabah sebagai pengguna sistem layanan Womunity dengan menggunakan sistem tersebut, maka aktivitas-aktivitas yang diharapkan
dalam hal transaksi dengan WOM Finance akan lebih mudah dibandingkan tanpa menggunakan sistem layanan tersebut. Tanpa menggunakan sistem
teknologi informasi Womunity, nasabah atau karyawan akan memerlukan usaha lebih untuk kelancaran aktivitas-aktivitasnya, baik waktu maupun
tenaga. Sistem layanan Womunity membantu nasabah menyelesaikan aktivitasnya tanpa menunggu antrian dan membuang waktu untuk
menyelesaikan kepentingannya. Vankatesh dan Bala 2008 memberikan beberapa indikator konstruk kemudahan penggunaan dalam penelitiannya
yaitu: a. Mudah dimengerti.
b. Mudah digunakan.
c. Tidak dibutuhkan banyak usaha lebih. d. Mengerjakan dengan mudah sesuai keinginan user.
Kemudahan bermakna tanpa kesulitan atau terbebas dari kesulitan dan tak perlu berusaha keras. Dalam pernyataan di atas dapat disimpulkan
definisi persepsi kemudahan penggunaan adalah seseorang akan memiliki keyakinan apabila sistem teknologi informasi yang akan diterapkan dan
digunakan tidak memberikan kesulitan dalam pengoperasian atau tidak membutuhkan usaha yang lebih untuk menggunakannya.
4. Perceived Usefulness PU
Jogiyanto 2007:144,
mendefinisikan kegunaan
persepsian Perceived
Usefulness adalah
sejauh mana
seseorang percaya
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa, konstruk
persepsi kemanfaatan mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap penerimaan dan penggunaan sistem teknologi informasi misalnya Davis
1989 dan Malhotra dan Galletta 1999. Persepsi kemanfaatan Perceived Usefulness adalah sejauh mana
individu percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja tugasnya Gardner dan Amoroso, 2004 dalam Shinta
E., 2009. Dari definisi tersebut dapat diketahui seseorang memiliki kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan, apabila sistem
teknologi membawa manfaat dan berguna bagi dirinya maka seseorang tersebut akan menggunakannya. Begitu juga sebaliknya, apabila sistem
teknologi dipercaya seseorang tidak memberi kemanfaatan maka ia tidak akan menggunakannya. Vankatesh dan Morris 2003, menyatakan bahwa
terdapat pengaruh penting manfaat dalam pemahaman respon individual dalam teknologi informasi. Hal yang serupa diungkapkan oleh Shun Wang
et al. 2003 dalam Luh Putu 2013 bahwa persepsi kemanfaatan ialah dimana seseorang percaya dengan menggunakan sesuatu sistem dapat
meningkatkan kinerja mereka. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan persepsi
kemanfaatan Perceived Usefulness adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan produktivitas
kinerja dan memberi manfaat dari penerimaan sistem teknologi informasi. Apabila seseorang percaya belief bahwa sistem teknologi informasi
berguna maka seseorang tersebut akan menggunakannya dan memberi kontribusi positif.
Indikator-indikator variabel Perceived Usefulness sebagaimana telah digunakan dalam penelitian Vankatesh dan Bala 2008 akan dijadikan
indikator variabel Perceived Usefulness dalam instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kinerja b. Produktivitas
c. Efektivitas d. Kebermanfaatan
5. Intention to System Use ISU
Behavioral intention to use menunjukkan keinginan individu untuk menggunakan kembali sesuatu yang sama apabila suatu waktu memerlukan
kembali Taylor dan Baker, 1994 dalam Shinta E., 2009. Menurut Jogiyanto 2007:31, minat merupakan suatu fungsi dari dua penentu dasar
yaitu: a. Penentu yang berhubungan dengan faktor pribadi
Penentu ini adalah sikap terhadap perilaku attitude toward behavior individual. Sikap ini adalah evaluasi kepercayaan
belief atau perasaan affect positif atau negatif dari individual jika harus melakukan perilaku tertentu yang dikehendaki.
b. Penentu yang berhubungan dengan pengaruh sosial Penentu ini adalah norma subyektif subjective norm. Disebut
dengan norma subyektif karena berhubungan dengan persepsi atau pandangan seseorang terhadap tekanan sosial yang akan
mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.
Minat perilaku behavioral intention adalah suatu keinginan minat seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Seseorang akan
melakukan perilaku tertentu jika mempunyai keinginan atau minat untuk melakukannya Jogiyanto, 2007:116. Dapat disimpulkan bahwa Intention
to System Use adalah bentuk niat perilaku untuk cenderung menggunakan suatu sistem baru yang diterapkan dalam organisasi. Minat untuk
menggunakan sistem merupakan ketertarikan seseorang sebagai sasaran sebuah aplikasi sistem diterapkan. Ketertarikan dan kemauan yang muncul
dari niat dalam diri untuk mau mengaplikasikan sebuah sistem yang akan